Selasa, Juli 01, 2008

Juli Ceriaa...!!

Begitulah harapanku diawal bulan ini, keceriaan yang kugapai.

Uneg2 Wong Cilik (ini bukan sponsor dari salah satu partai. Betul2 murni curhat pribadi)

Lanjutan judul yang diatas, tetapi apa yang terjadi sejak 2 hari yang lalu televisi sudah mendengung2kan harga gas Elpiji 12 kg bakal dinaikkan tepat tanggal 1 Juli ini. Duh..!! Apalagi yang akan dinaikkan berikutnya setelah BBM, Elpiji? Akankah tarif telepon, listrik, air akan menyusul naik juga?
Belum usai rasanya kami menanggung beban berat biaya kemahalan hidup, kini sudah terbebani kenaikkan yang lain.

Lagi, kenaikan disektor pajak. Kali ini pajak PBB rumahku mengalami kenaikan sekitar 60,5%. Wah, otak orang yang menaikkan pajak PBB itu sadar tidak kalo itu memberatkan masyarakat?! Padahal bangunan rumah yang kami tempati sudah lama, kenapa tidak turun tetapi malah naik? Apa sih kontribusi negara buat kami orang2 swasta? Kami kerja cari sendiri (sulit lagi), makan juga cari sendiri, fasilitas umum pun rata2 bayar!! Sampai buang air di tempat umum pun harus bayar.

Pernah tidak merasa sewot ketika kita parkir sebentar saja atau makan dipinggir jalan dan bisa melihat sekaligus mengawasi kendaraan kita, tiba2 tukang parkir menghampiri dan meminta uang parkir. Atau foto copy selembar dua lembar harus membayar biaya parkir lebih mahal dari harga foto copy-annya. Sudah begitu bila terjadi kerusakan atau kehilangan pihak pengelola parkiran tidak mau menanggung resikonya. Mereka cuma mau uangnya saja tanpa mau bertanggung jawab. Padahal kami sudah membayar uang parkir dan pajak.
Ada lagi ketika diminta karcis parkir mereka tidak punya, berarti parkir liar donk. Mau melawan sepertinya buang tenaga saja karena pasti mereka akan memaki2 dengan segala umpatan yang menyakitkan. Ya sudah akhirnya mengalah saja daripada ribut. Tetapi koq tidak ada penertiban parkir2 liar seperti itu yaa?? Aparat penertibannya pada kemana?
Atau ini salah satu gambaran sulitnya mencari pekerjaan di negeri tercinta ini. Sehingga yang seharusnya bebas dari pungutan liar dijadikan ajang mencari uang. kalo sudah seperti ini akhirnya cuma bisa ikhlas saja memberi, anggap saja beramal. (Titik !!)

By the way, pungutan pajak dimana2; bayar rek. listrik, telepon, belanja di super market, makan di restoran bahkan simpan uang di bank pun terkena pajak!! Kapan sih negeri ini (aparatnya) berhenti membuat rakyatnya sengsara?
Kalo saja kami ini digaji seperti orang2 di luar negeri sana, walaupun harga2 mahal tetapi kita masih bisa menjangkaunya. Tapi apa yang terjadi disini, digaji murah biaya hidup mencekik leher. Bagaimana rakyatnya bisa hidup dengan sejahtera kalo apa2nya serba mahal.
Gimana anak2 mau jadi pinter kalo biaya sekolah saja mahal. Apakah sekolah hanya milik anak2 dari keluarga mampu saja yang bisa sekolah tinggi? Terus bagaimana dengan anak2 dari golongan orang yang kurang/tidak mampu, apakah mereka hanya cukup sekolah sampai tingkat SD, SMP atau bahkan tidak bisa bersekolah sama sekali karena tidak mempunyai biaya? Ini tidak adil.
Rasanya negeri ini semakin jauh dari kemakmuran, semakin mundur dan semakin kacau.

Apa yang salah dari negeri ini, sistemnya kah atau pemerintahannya kah, atau orang2 yang semakin brutal dengan segala aksi2 demonya yang selalu mengatas namakan rakyat, padahal kami tidak merasakan apa2 dari segala perbuatan itu. Malah kami tidak bersimpati melihat aksi2 demo brutal tersebut. Atau aku yang salah menganalisa tentang negeri ini dengan segala yang terjadi? Maklum, pengamat amatiran. Kalopun ada salah2 mohon dikoreksi dan dimaafkan. Ini uneg2 pribadiku sebagai masyarakat awam & merasa tertindas dengan keadaan sekarang ini. Mahal mahal mahal dan kemahalan hidup yang kami rasakan saat ini. Hmm...