Kamis, Oktober 10, 2019

Judule Penasaran


Masih ada rasa penasaran berseliweran di kepalaku tentang reuni SMA dua tahun lalu.
Bukan tentang reuninya tetapi hal yang membuat (sebut saja namanya Tongki) batal datang pada acara tersebut. Padahal dia sudah daftar, sudah bayar dan katanya mau datang. Masa’ iya tiba-tiba gak bisa datang karena ada acara nikahan saudaranya? Feeling aku mengatakan dia membatalkan datang ke acara reuni bukan karena itu. Kan gak mungkin ya acara nikahan dadakan seperti itu, pasti jauh-jauh hari sebelumnya kita sudah mendengar selentingan cerita dari keluarga kalo ada saudara yang mau nikah. Iya gak?

Sebelumnya aku menangkap keanehan dari teman kelasku (katakan saja namanya Anik). Waktu kelas 3 SMA dia duduk bersebelahan denganku (semeja).  Saat dia melihat-lihat grup WA SMA ada yang share foto-foto. Aku sempat dengar dia menyebut nama Tongki secara pelan, nyaris gak kedengaran kalo orang tidak memperhatikan. Tapi aku sempat dengar ucapannya itu. Deg..! Sesaat aku sempat merasa aneh, kenapa dia menyebut nama Tongki? Apakah mereka saling mengenal dan berkomunikasi selama ini tanpa aku ketahui?
Kemudian keesokkan harinya, hari H reuni. Ketika kelas kami datang ketempat reuni acara belum dimulai. Kelas-kelas lain ada yang belum datang, ada yang belum lengkap. Kelas kami sudah kumpul dan menempati meja yang sudah disediakan oleh panitia. Kelas Tongki mejanya ada diseberang kelas kami. Kelasnya Sosial-1, kelas kami Sosial-4. Pada saat acara mendekati dimulai, tiba-tiba Tongki WA aku, dan mengatakan alasan gak bisa datang seperti yang sudah kutulis di atas. Ada saudara nikah.
Setelah aku membaca WA dari Tongki dan membalasnya, secara tak sengaja lagi hampir bersamaan aku menerima WA dari Tongki aku melihat temanku Anik membaca WA kemudian dia melihat ke arah meja kelas Tongki (Sosial-1) dengan ekspresi wajah kecewa. Beberapa kali aku melihat moment Anik melihat ke arah meja Sosial-1. Aku merasa yakin pasti mereka pernah atau mungkin cukup intens berkomunikasi. Tetapi setiap aku tanyakan ke Tongki dia tidak pernah mengakuinya. Belakangan ini pun sikap Tongki beda dari yang dulu-dulu. Entah ini cuma perasaanku saja atau memang begitu adanya? Mbuh yo.. Wong saiki jarang ngobrol sama aku. Lebaran saja gak ngucapin apalagi ultah. Huhuhu.. 😥 😃


Iya sih, secara pengalaman aku memang kalah. Aku masih single sampai saat aku nulis blog ini. Aku kalah genit, kalah berani, kalah pengalaman dan kalah segala2nya untuk urusan beginian. Sedangkan temanku Anik sudah 2x menikah, dan kata cerita teman, dia sudah cerai dari suami keduanya. Benar atau tidak, wallahu a’lam.

Mungkin tidak ada gunanya aku menulis cerita ini diblog. Toh, gak ada yang dirugikan, cuma dibikin kesal aja sih dan cukup mengganggu pikiranku juga. Haha…
Makanya uneg-uneg yang sudah dua tahun aku simpan ini kutuangkan diblog saja supaya rasa penasaranku sedikit terobati. Gak baik juga ya menyimpan uneg-uneg, iya kan?

Maafkan aku...