Jumat, Agustus 19, 2011

Mesut Ozil vs David Villa

Ini terjadi pada pagi kemarin saat duel El Clasico antara Real Madrid vs Barcelona memperebutkan Piala Super Spanyol. Laga kemarin pagi (waktu Indonesia) adalah leg kedua yang diadakan di Camp Nou yang merupakan markas Barcelona.
Seperti yang sudah kuduga pasti ada pertempuran sengit dilapangan yang berujung bentrok sesama pemain. Betul..., terjadi saat injury time setelah Marcello menekel Fabregas. Entah mengapa aku melihat sosok Ozil yang kuanggap sebagai pemain yang kalem, tiba-tiba terlibat pertengkaran. Dia menunjuk-nunjuk pipinya sembari marah dan berusaha membalas perlakuan David Villa. Ozil-pun dilerai oleh sejumlah pemain dan official. Sementara aku yang menonton tidak tahu apa yang sedang terjadi dengannya. Aku meraba-raba saat itu dan berfikir mungkin Ozil diserang pemain dari kubu lawan yaitu pemain Barcelona. Belum pernah aku melihat Ozil terlibat adu jotos dengan lawan selama satu musim lalu. Dia pemain bola yang kalem dan tidak suka main kasar. Begitupun semasa dia berada di timnas Jerman lalu. Jadi sungguh sangat mengejutkan saat aku melihat perkelahian itu.
Sudah sampai disitu..., akhirnya wasit mengeluarkan 3 kartu merah masing-masing untuk Marcello karena akumulasi 2 kartu kuning dan atas perbuatannya menekel keras Fabregas, Ozil dan David Villa karena terlibat perkelahian.

Oke, setelah sehari berselang yaitu hari ini, untuk menghilangkan rasa penasaranku tentang kejadian yang menimpa pesepakbola favoritku Ozil, tadi pagi aku melihat berita olahraga di ANTV (plus setelah aku browsing internet untuk cari berita tentang masalah Ozil dan Villa sebelum aku ngeblog); ternyata pemicu Ozil berkelahi dengan David Villa (katanya) adalah masalah SARA. Villa menghina agama Ozil sebagai pemeluk Islam. Pantas saja Ozil yang warga negara Jerman keturunan Turki ini marah besar dan melakukan perlawanan terhadap Villa. Menurut sumber diinternet, katanya: " I started because I was defending my religion, because David Villa has insulted Islam" (kira2 artinya gini yee.. : Saya yang mulai (memukul) karena saya membela agama saya, karena David Villa telah menghina Islam). Hmm... mana yang betul nih? Kalo aku melihat Ozil yang begitu marah dan menunjuk-nunjuk pipinya, sepertinya Villa lah yang bereaksi duluan memukul Ozil.
Ahh.... Dasar David Villa kampret !!! Ngapain agama dibawa-bawa sampai kelapangan bola segala? pikirku.
Jika berita yang beredar itu benar (wallahualam), please... jangan usik "kami" bila tak mau diganggu !!

Ingat dulu kasus Zinedine Zidane saat dia membela timnas Perancis di final Piala Dunia 2006? Bagaimana seorang pemain besar seperti dia sangat marah mendengar rivalnya memprovakasi dengan masalah SARA. Mengata-ngatain keluarganya (kalo tak salah ibunya dikatain teroris oleh Materazzi) yang nota bene Zidane dan keluarga adalah warga Perancis keturunan Aljazair dan beragama Islam.
Tak kan pernah aku menyalahkan tindakan Zidane yang menanduk Materazzi di lapangan saat pertandingan sedang berlangsung. Siapa yang tidak marah bila agama/keluarganya dihina? Hanya orang gila atau orang tak beragama saja bila agama atau keluarganya dihina orang diam saja. Akupun akan bertindak demikian bila itu terjadi padaku. Tetapi tidak menanduk, melainkan gaya Ozil saja memukul lawan. Hahahaha...

Aneh saja, kubu Barcelona kerap sekali melontarkan rasisme. Beberapa bulan lalu Marcello diejek oleh Sergio Busquets. Tapi sayang Busquets terhindar dari sangsi UEFA. Lagi-lagi pihak Barcelona diuntungkan. Ahh... semakin aku tidak mengerti kenapa pihak Madrid selalu menerima ketidakadilan.
Memang Barca sedang diatas angin saat ini karena klubnya merajai kompetisi dan berakhir kemenangan, tapi sepak terjang pemainnya yang lebay bila dilapangan selalu mendapat angin segar dari wasit. Sedangkan Madrid yang sedang kontroversi sejak dilatih oleh Mourinho kerap kali menerima ketidakadilan atas ulah pemain Barca yang "terlindungi" oleh tidak terlihatnya (atau pura-pura tidak terlihat?) sebuah pelanggaran oleh wasit? Contoh pada leg pertama Piala Super Spanyol yang berlangsung di markas Real Madrid, Santiago Bernabeu beberapa hari lalu, Valdes sang penjaga gawang Barca menarik kaki Ronaldo yang menyebabkan Ronaldo jatuh, tidak diapa-apakan oleh wasit. Itu pelanggaran dan terjadi di kotak pinalti dan seharusnya hadiah tendangan pinalti untuk Ronaldo. Tapi pinalti itu tidak terjadi. Lagi-lagi dan lagi..., Madrid dirugikan. Semoga tidak terjadi kembali hal-hal seperti itu. Dan semoga tidak ada lagi hina menghina soal SARA. Ga baik, ga pantes..!!

Ayo Ozil maju terus, ciptakan prestasi yang gemilang..!!!
David Villa mampus aja ente ke neraka !!! Kami tak butuh orang-orang pengecut macam kamu.

Sabtu, Agustus 13, 2011

Mudik

Puasa baru berjalan setengah bulan. Tapi rencana mudik belum kupersiapkan. Yang tanya mau mudik sudah beberapa orang eh teman. Tapi dengan segenap hati kujawab pastilah mudik, tapi aku belum tau dengan siapa aku kesana atau naik apa? Biasanya aku mudik bareng adikku atau kakakku. Tapi tanda-tanda "angkutan" yang bisa kutebengi belum jelas, karena memang belum dibicarakan. Ahh... aku tidak terlalu ambil pusing mau mudik dengan siapa atau naik apa? Santai saja. Naik bus pun jadi seperti yang pernah kulakukan beberapa tahun yang lalu bersama adikku yang kecil.
Mudik lebaran adalah tradisi di keluarga kami. Mengapa dibilang tradisi? Karena orang tua kami tidak tinggal satu kota. Jadi wajiblah kami anak-anaknya mengunjungi mereka sekaligus bersilaturahim dengan keluarga lainnya. Sayang.., sudah dua tahun ini kami berlebaran tanpa ibu. Ibuku sudah tiada. Sungguh terasa berbeda, yang paling terasa tidak ada yang menyediakan makanan lebaran. Biasanya ibu sudah menyiapkan kue-kue kering, membuat cocktail kesukaanku atau membuat tapai ketan hitam dan beberapa makanan berat lain seperti opor ayam, sambal goreng ati, lontong/ketupat dan lain-lain. Pokoknya tinggal beres saat kita datang kesana ibu sudah menyediakan semuanya.

Ritual mudik saat aku kecil tidak begitu terasa karena masa kecilku kuhabiskan ditanah seberang nun jauh di sana. Lebaran dihabiskan berkunjung ke rumah teman-teman orang tuaku dan mereka saling berbalasan dalam mengunjungi. Lebih terasa lebaran sebenarnya, karena hingga satu minggu tamu masih berdatangan ke rumah untuk bersilaturahim.
Tapi entah kenapa lebaran sekarang jauh berbeda dengan masa lalu yang begitu indah dan terasa, menurutku. Lebaran sekarang hanya salam-salaman saat bertemu di jalan, atau dikumpulkan di musholah atau masjid untuk bersalam-salaman. Mungkin ambil praktisnya saja yaa? Jadi yang punya acara keluarga bisa segera melanjutkan acaranya. Begitupun saat aku pergi ketempat eyangku, suasananya sepi tidak seramai dulu. Yang mana sepupu-sepupuku berkumpul dan saling bertukar cerita saat bertemu. Mungkin...(mungkin lagi nih) karena saudara-saudarku sudah mempunyai urusan sendiri-sendiri (baca: berkeluarga-red!) jadi mereka ada yang tidak bisa pulang karena sesuatu hal, ada yang berlebaran dulu ditempat keluarga pasangannya dan baru bisa mudik pada hari kesekian untuk berlebaran di tempat leluhurnya.
Pada hakekatnya mudik adalah suatu tradisi yang terjadi di Indonesia pada saat lebaran. Makna yang terkandung sangat dalam, karena dengan mudik kita bisa bertemu dengan keluarga besar, saling bermaaf-maafan, bertukar cerita setelah satu tahun tidak berjumpa, nyekar ke makam orang tua, saudara dan leluhur serta melihat berkembangan kota atau desa yang mungkin saja tidak begitu jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Dan dapat juga jelajah kuliner khas setempat atau berwisata ketempat rekreasi yang ada di dekat sana.

Semoga aku bisa mudik lagi di tahun ini dan tahun-tahun mendatang. Aamiin....