Sabtu, Januari 23, 2010

ATM (Nasib Duitku Gimana?)

Dua, tiga hari ini dunia perbankan dihebohkan dengan sejumlah ATM nasabahnya dibobol maling. Koq bisa? Bukankah system pengamanan bank terhadap dana nasabahnya tergolong canggih, seperti iklan-iklan yang mereka gembar gemborkan? Nah, sekarang koq malah pada dimalingin penjahat-penjahat keparat itu? Yang canggih disini malingnya atau system keamanannya yang kurang baik? Hmm…, setelah aku lihat di tv cara kerja para maling tersebut ternyata merekalah yang canggih mengutak-atik mesin ATM. Belum lagi para hacker di dunia maya yang bekerja mencuri uang orang di bank atau membobol kartu kredit. Huuhh….!!

Pagi tadi aku ke ATM, ngecek uangku. Alhamdulillah aman.
Saat di bank aku sempat melihat-lihat ruangan yang ada di situ. Wah, adem dan sangat nyaman sekali berada di dalamnya. Aku berpikir sejenak ketika aku menyadari bahwa ruangan bank yang masih bagus itu ternyata direnovasi. Aku sempat bertanya pada mbak yang di teller. “Mbak, koq direnovasi ruangannya? Kan yang dulu masih bagus? Kata mbak teller, “ iya, instruksi dari pusat”. Wah, sayang memang ruangan yang masih bagus sudah harus diganti lagi. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk semua itu? Lantas, dengan tampilan bank yang mewah menurutku, apakah mereka bertanggung jawab pada dana-dana nasabah yang dititipkan? Amankah uang para nasabah disimpan di situ tanpa harus ketar-ketir dicuri orang? Bukan saja orang luar yang mencuri, tetapi orang dalam yang merampok uang nasabah seperti kejadian yang sudah-sudah. …… Dan, si-empunya bank pun kabur keluar negeri. MaLiiiiiiiiiinngggg…..!!!!

Silahkan diperhatikan! Bank-bank yang ada di Indonesia rata-rata berpenampilan mewah. Mulai dari neon box papan nama bank yang berada di depan gedung, ruang pelayanan nasabah yang sejuk dan interior eksklusif, senyum pegawai bank yang ramah hingga pelayanan buka tutup pintu oleh satpam bank. Luar biasa…!! Tidak kalah dengan pelayanan hotel bintang lima.
Tapi apa semua itu sangat berarti bila dana yang kita titipkan di bank mulai terancam tidak aman? Duh, aku jadi berpikiran kerdil, apa kembali seperti jaman dulu ya? Simpan uang di rumah (di celengan, lemari atau di bawah bantal?). Hehehee…, kayaknya lebih parah tidak amannya. Terus mau disimpan dimana? Kan ga rela hasil jerih payah yang kita kumpulkan dicuri orang? Amit-amit…, ga sudilah!
Tapi untung saja (orang Jawa banget nih, masih punya untung. Hehehe...) dengan kejadian ATM dibobol maling terekspos di media banyak korban yang diganti uangnya oleh pihak bank yang bersangkutan. Kalo tidak kan bisa jadi runyam bila hanya dijawab, bahwa transaksi ATM saudara adalah benar, tidak ada indikasi pencurian, dsb, dsbnya. Atau mungkin saudara lupa pernah mengambil uang di ATM atau mungkin pernah meminjamkan ATM pada istri/suami atau anak, dll. Ini hanya misalkan saja, bila dijawab seperti ini kan nyakitin. Dengan kata lain pihak bank tidak mau mengganti dana nasabah yang telah hilang. Kalo sudah begitu masih amankah menyimpan uang di bank? (Sebagian orang menjawab : Masih!, sebagian lagi mejawab : Mungkin masih aman/ragu-ragu. Sebagian lagi menjawab : Ga tau, saya ga punya uang di bank!).
Terus gimana kalo aku memilih tidak pakai ATM, masih kena biaya ga untuk mengambil uang sendiri melalui teller? Bank jaman sekarang koq neko-neko ya? Udah bunganya kecil, apa-apa dipungut biaya. Dan menaruh uang di bank sekarang ga bisa berjumlah kecil kalo tidak mau habis uang kita dipotong biaya administrasi bulanan + biaya ATM yang jumlahnya lumayan itu. Sungguh tidak bersahabat bagi orang-orang yang punya uang sedikit!

Ahh..., daripada mikir yang enggak-enggak, mending berhati-hati…, pencurian terjadi bukan karena ada kesempatan saja tetapi karena…….. (?) Berpikirlah sendiri untuk menghindari semua itu!!