Sabtu, Desember 05, 2009

Mengenang Yang Lalu, Membina Yang Baru

Reuni lewat fesbuk yang pertama kali kami lakukan. Melalui teman-teman yang sudah kami temukan, mulailah acara itu disusun. Reuni teman-teman lama. Aku yang masih terdampar di Jogja mulai giat mencari informasi sana-sini. Sms, telepon, chatting, apa saja yang sekiranya bisa untuk menghubungi teman-teman, aku lakukan. Tempat reuni di Jogja. Karena ini teman-teman semasa kuliah yang tidak satu kampus denganku. Teman main kala jam kuliah kosong atau kala liburan tiba.

Astaga..!! Orang itu nongol juga, gumamku dalam hati. Laki-laki yang selalu kunilai good looking itu akhirnya berani muncul, menampakkan batang hidungnya. Ga salah nih...? Kamu Roy..? Tumben ikutan? Bukannya kamu takut ama istri kamu? Selalu beralasan bila diajak kumpul-kumpul gini? Tanyaku padanya.
"Hehehe..., kali ini aku pakai alasan lain lagi supaya lolos dari curiganya". Kata Roy santai. Manusia satu ini memang pernah ketahuan selingkuh oleh istrinya. Sejak itu dia selalu kucing-kucingan dengan istri bila ada acara bersama teman-temannya. Selalu curiga dan mosi tidak percaya yang keluar dari istrinya. "Syukurin..!!" Ledekku padanya bila dia memberi alasan terhadapku atau kepada teman-teman lainnya.
Bukannya apa-apa..., manusia yang satu ini super nyebelin. Hampir semua akses untuk menghunginya ditutup. Sampai-sampai daftar teman-teman di fesbuk-pun di hidden olehnya. Jadi orang yang belum jadi teman di fesbuknya tidak bisa melihat daftar teman-temannya. Ck ck ck... Banci, betul-betul pengecut! Umpatku. "Takut mantan-mantan ikut nimbrung difesbuk-ku", katanya enteng. Anjrit..! Sebegitu pentingnya kamu, Roy? Teriakku padanya.
Makanya, kalo masih takut istri ga usah macam-macam-lah Roy. Kataku kemudian. Hehehe... Roy nyengir kuda untuk menutupi rasa malunya.

Reuni diselenggarakan malam minggu. Bertempat disebuah restauran bernuansa Bali dan ber-dress code hitam atau putih, atau kombinasi hitam dan putih.
Selesai maghrib, aku bergegas dandan. Baju yang kupakai terusan hitam. Praktis dan ga banyak aksesoris selain jam tangan, gelang, cicin dan anting yang biasa kupakai. Sepatu berhak sedang warna putih tulang dan tas kecil warna hitam. Sederhana dan nyaris semuanya hitam-hitam yang kupakai malam itu. Untung kulitku putih jadi terlihat kontras saat aku mengenakan baju tersebut. Aku ga pintar dandan, jadi penampilanku sederhana. Yang penting ga salah kostum atau norak.
Jam menunjukkan pukul 18.30. Aku sudah siap, tinggal tunggu jemputan teman. Lima menit kemudian Yustin yang didampingi suaminya datang menjemputku. Undangan tertera pukul 19.00 tepat. Yang telat dihukum nyanyi sambil berjoget didepan teman-teman. Untunglah lokasi restauran itu tidak jauh dari rumahku, jadi aku dan Yustin terhindar dari hukuman tersebut.

Pukul 18.55 meja yang kami pesan sudah penuh dengan undangan. Suara tawa dan senda gurau teman-teman begitu riuh terdengar. Semua hanyut dalam kenangan masa lalu.
Tiba-tiba aku menatap seseorang yang duduk diujung meja. Hei..., itu kan Bono? Kenapa dia banyak diam? Kemana istrinya? Tanyaku pada Yustin. Yustin yang duduk disebelahku menyenggol lenganku. "Dia masih jomblo", kata Yustin. "Oohh..., sama kayak aku donk?" gurauku. "Kamu minat ga?" sambung Yustin. "Ga ah Yus", bisikku pada Yustin. "Kenapa Lel?" Ga kenapa-kenapa aja. Jawabku ringan.

Acara demi acara sudah dilewati. Gelak tawa dan gurauan terlontar. Tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul 21.30. Restauran masih tampak ramai, inikan malam minggu. Jam tutup restauran lebih malam dari biasanya.
Usai acara kami semua saling berjabat tangan dan berpelukan. Saling mengucapkan sampai berjumpa lagi, keep in contact, etc.
Bono yang dari tadi mojok, tiba-tiba menghampiri aku dan Yustin. "Hai... Lel, Yustin. Kalian pulang dengan siapa?" tanya-nya. "Aku bareng Yustin", kataku. Kamu sama siapa Bon..? tanyaku balik. "Sendiri aja". Kata Bono.
Sambil ngobrol kami menuju parkiran. Wah, ternyata teman-teman masih ada yang asyik ngobrol di sana. Kami sempat nimbrung sebentar, kemudian kami pamit diikuti yang lainnya.
Seru...!! Temu kangen malam itu sukses. Reuni kecil yang kami buat membawa kenangan indah yang tak terlupakan. Teman lama terjalin kembali, teman baru terbina untuk sebuah persahabatan.

Malam bergulir semakin larut. Tampak bintang bertaburan di atas sana. Terima kasih Tuhan, malam ini tidak turun hujan. Sehingga acara reuni kami dapat berjalan dengan
lancar. Ucapku dalam hati.