Aku berangkat menggunakan kereta malam Mutiara Selatan pukul
00.15 WIB. Ngantuk tak terasa meski jam tidurku biasanya dibawah jam itu.
Tiba di stasiun Bandung pukul 08.35 WIB. Dua temanku (Tatang
dan Anit) sudah berada disana. Histeris kegirangan saat pertama kali aku
menjumpai dua temanku tersebut. 30 tahun sudah berlalu dan Alhamdulillah Tuhan
masih memberi kami kesempatan untuk bertemu dan berkumpul.
Perjalanan dari stasiun menuju Sumedang kota tempat kami
pernah bersekolah sudah dipelupuk mata. Wajah teman-teman lama silih berganti
seliweran di kepala. Membayangkan betapa kami saling merindu satu sama lain.
Sebelum perjalanan ke Sumedang berlanjut aku minta temanku
mampir ke Kartika Sari untuk beli kue bolen yang memang sudah menjadi target
oleh-oleh pulang ke Jogja yang harus kubeli.
Sepanjang perjalanan Bandung – Sumedang kami bertiga
ngobrol. Cerita masa lalu dan cerita terbaru yang belum aku ketahui bercampur
jadi satu. Kami tertawa mengenang masa lalu..., cerita kesana kemari dan
akhirnya kami tiba di Sumedang jam 11.00 WIB. Kami langsung menuju rumah salah
satu teman (Elly) yang dengan tangan terbuka menjamu kami. Yaaa… Allah
begitu hepinya hati ini ketika ada dua teman kami (Dudun dan Utay) yang sudah
berada disitu duluan. Tegur sapa peluk cium saat yang lainnya mulai
berdatangan. Bener-bener sebuah pertemuan yang mengharu biru. 30 tahun
terlewati dan kini mereka berada didepanku. Reuni kelas kami telah dimulai.
Sabtu, 21 Oktober 2017.
Acara spontanitas. Dari pembagian kaos kelas yang sudah
disponsori oleh salah satu teman kami (Cicin). Kemudian dilanjut makan siang (yang disponsori oleh Elly)
dilanjut foto bersama di rumah Elly. Sorenya aku dan tiga temanku ke toko cari jilbab pink
untuk seragam kelas kami. Lanjut ke hotel yang lagi-lagi disponsori teman kami
Cicin. Maklum dia punya usaha disamping itu orangnya gak pelit. Setelah maghrib
kami kumpul di hotel kemudian kami makan malam dan lanjut ke karaoke ditraktir oleh Cicin lagi.
Hehehe…
Bersyukur punya teman yang sukses secara materi dan royal menjamu teman-temannya. Makanya, rejekinya mengalir terus.
Kalo ingat masa SMA nya dulu dia ini termasuk murid yang bandel dan sampai sekarang pun masih bandel. Hahaha (Piisss... atuh kocin)
Tapi siapa yang tahu perjalanan hidup orang kemudian hari?
Kalo ingat masa SMA nya dulu dia ini termasuk murid yang bandel dan sampai sekarang pun masih bandel. Hahaha (Piisss... atuh kocin)
Tapi siapa yang tahu perjalanan hidup orang kemudian hari?
Keesokan harinya tepat tanggal 22 Oktober 2017 kami
berkumpul kembali di hotel dan berangkat ketempat reuni angkatan '87. Saung
Pawenang – Sumedang. Perjalanan tidak begitu jauh. Tiba ditempat sebagian peserta
sudah datang. Registrasi kemudian masuk ruangan. Sambil menunggu yang lain ada
suguhan snack yang sudah disiapkan panitia. Jumpa teman-teman yang lain, ada
yang ingat nama dan wajahnya. Ada yang ingat wajah tapi lupa nama. Duhh… semoga
dimaklumi karena sudah lama gak bertemu sebagian memori perlahan menguap.
Acara inti sudah mulai dan benar saja kata beberapa teman,
reuninya garing alias menjenuhkan.
Kelas per kelas maju diperkenalkan. Dan saat maju kedepan
panggung bersama teman-teman kelasku, aku melihat barisan depan tamu VIP
guru-guru duduk disitu. Sumpriiittt bukan sok gak mau kenal atau gimana, wajah
dan nama guru-gurupun aku gak ingat. Cuma satu yang aku ingat yaitu guru bahasa
Inggris, bu Tita. Yang lainnya blank.
Wetti sebagai jubir kelas kami memperkenalkan satu per satu dari
kami.
Kelas kami ini dulunya terkenal bandelnya. Sampai ada wali
kelas yang mengundurkan diri jadi wali kelas kami karena gak kuat menghadapi
kebandelan murid-muridnya. Ketika kenaikan ke kelas tiga beberapa teman laki-laki
dari kelas kami dipindah ke kelas lain. Tujuannya supaya terpisah murid bandel
satu dan yang lainnya. Huhuhu…
Tapi saat reuni kelas kami (hari Sabtu) mereka yang sudah
dipindah ke kelas lain itu malah datang gabung dengan kami. Hehehe… ikatan
kekeluargaannya masih kuat.
Selesai acara masing-masing pulang. Aku harus menunggu sampai
malam di Sumedang karena aku naik bus malam pulang ke Jogja.
Disela-sela itu aku sempatkan keliling kota Sumedang. Tapak
tilas jaman remaja dulu. Dengan diantar temanku, Yanie, aku dibawa keliling
Sumedang. Banyak perubahan kotanya setelah 30 tahun dan nyaris aku tidak
mengenali lokasi jaman dulu.
Menyempatkan diri beli oleh-oleh khas Sumedang, tahu. Ini
juga salah satu target oleh-oleh yang harus kubeli. Wah.. bawaan semakin banyak
ketika Elly dan Dudun membawakan oleh-oleh juga. Alhamdulillah rejeki..!
Dari pertemuan bersama teman-teman lamaku itu, satu pelajaran lagi yang aku dapat, bahwa kebahagiaan itu datang tidak melulu dari orang yang kita harapkan, tetapi terkadang datang dari orang-orang yang tidak kita duga sebelumnya.
Dari pertemuan bersama teman-teman lamaku itu, satu pelajaran lagi yang aku dapat, bahwa kebahagiaan itu datang tidak melulu dari orang yang kita harapkan, tetapi terkadang datang dari orang-orang yang tidak kita duga sebelumnya.
Malam beranjak aku dan tiga temanku, Elly, Atti dan Dudun
mengantar aku ketempat penjemputan penumpang di Alam Sari. Bus baru datang
sekitar pukul 21.30 an. Akhirnya aku pulang ke Jogja meninggalkan kenangan
indah bersama teman-teman kelasku.
Sampai jumpa lagi kawan!
Sampai jumpa lagi kawan!