Selasa, Agustus 22, 2017

Niat Tulusku

Hampir setahun blogku tak kuisi. Malas menulis dan keseruan ngeblog makin tidak popular lagi adalah dua alasan yang membuatku jadi malas menulis. Sebetulnya, dengan sering kita ngeblog seni bercerita lewat tulisan terasah. Lebih positif dan berguna kan. Kita dapat mengasah, melancarkan dan memperbaiki cara dalam menulis. Tapi ya mau bagaimana lagi, medsos sekarang ganti-ganti trend-nya.
Oke-oke... Mumpung sekarang buka blog, yuk.., kita ngeblog lagi.

Alhamdulillah sudah setahun lebih aku berjilbab. Terlambat ya? Iya! Tapi gak papa daripada enggak sama sekali (klise ya!). Keputusan berjilbab kuambil dengan kesadaranku sendiri. Tidak ada yang memaksa, tidak ada orang yang menyuruh.
Aku termasuk paling belakangan berhijab dalam keluarga intiku. Ibu (sudah alm.), bapak, kakak, adik atau saudaraku tidak ada yang menegurku, aku belum berhijab waktu itu. Bukannya mereka tidak peduli, tetapi mereka membiarkan aku dengan kesadaranku sendiri mengenakan hijab. Yang penting bagi mereka aku tidak meninggalkan sholat, puasa Ramadan dan berperilaku baik.
Lama aku tidak tergerak untuk berhijab dan aku masih getol mencari-cari, wajib enggak sih, wanita muslim berhijab? Sering juga aku sharing sama teman, kadang-kadang adu argumen sama mereka tentang hijab ini. “Walau aku tidak berhijab, toh pakaian keseharianku sopan, tidak minimalis seperti pakaian yang kekurangan bahan. Sopan dan tetap tertutup, hanya saja kepalaku yang tidak ditutupi”. Begitu kataku pada mereka. Jadi… Apa salahnya kalau aku tidak berhijab? Itu pemikiranku saat itu.

Waktu terus berganti.., pada suatu ketika entah sentilan atau pikiranku sedang “baik” tiba-tiba aku ingat segala kejadian masa laluku. Untuk apa aku takut pada orang yang tidak suka wanita berhijab? Untuk apa aku kuatir dengan kehidupanku? Untuk apa aku takut enggak keren karena penampilanku, dsb.
Orang gak akan bisa menolong kita dikehidupan kelak. Sandaran utama kita di dunia ini kan cuma Allah, Tuhan Yang Maha Esa, Maha Kuasa.
Sudah sampai disitu pikiran sehatku bicara. Aku belum juga memutuskan berhijab, masih menunda, kali ini sudah gak banyak ngeyel masalah kenapa wanita muslim kudu berhijab. Aku sudah bisa menerimanya, hanya saja belum pakai.

Sebetulnya sudah setahun sebelumnya aku sudah tergerak untuk berhijab, tetapi kutunda hanya untuk memastikan kebulatan niatku itu. Bener nih sudah siap? Nanti bagaimana dengan keseharianku, harus bagaimana dan bagaimana? Serta tetek bengek lainnya yang selalu buat aku menunda dan menunda. Sampai disitu.., dan aku tetap menunggu momen tepatku.
Di waktu lain, kemudian ada seorang teman baikku, dia belum berhijab dan belum kepingin, katanya. Suatu ketika saat dia mengalami sakit kanker, kemudian dia memutuskan untuk berhijab. Belum sampai setahun dia berhijab akhirnya dia dipanggil yang Maha Kuasa. Innalillahi wainailahi roji’un. Titik.

Aku berdoa, semoga ajalku belum tiba ketika aku belum berhijab. “Beri aku waktu ya Allah… Agar aku dapat menunaikan perintahMu”. Kira-kira begitu doaku saat itu.
Menunggu momen yang pas untuk berhijab (saat aku ulang tahun dan bertepatan dengan momen Idul Fitri).
Jujur saja, sebetulnya aku was-was menunggu waktu yang kuinginkan itu. Takut umurku gak sampai dan aku belum berhijab. Aku masih ngeyel menunggu waktu yang kuinginkan.
Dan Alhamdulillah, Allah mendengar doaku. Waktu yang kutunggu tiba, aku diberi kesehatan dan kesempatan menunaikan niatku, berhijab di tanggal ulang tahunku dan dalam suasana Idul Fitri. Alhamdulillah… 

Oya, hijab yang kupilihpun "modern" bukan berarti suka-suka juga. Yang penting pakaian tersebut tidak ketat, tidak transparan. Kerudung yang kupilih yang biasa. Enggak yang panjang menjuntai, lebar gede. Simple-simple aja. Jadi, jangan ada yang ngomongin ini itu atas keputusan pilihan hijabku ini. Oke...

Terima kasih ya Allah atas kesempatan ini dan tolong beri aku waktu lagi untuk membenahi kekurangan yang ada dalam keseharianku agar aku selalu berjalan dijalanMU. Aamiin YRA…