Kamis, April 28, 2011

Ahmadiyyah, Terorisme dan NII

Ditulis oleh : Djohan Effendi*
(*Cendekiawan Muslim; Sekretaris Negara Era Gus Dur)

Dalam beberapa bulan terakhir ini masyarakat kita menyaksikan berbagai peristiwa yang sangat menghebohkan. Mulai dengan kasus pengucilan terhadap warga Jemaat Ahmadiyyah, sebuah organisasi yang mengusung prinsip “cinta bagi semua orang dan tiada kebencian bagi siapapun”, hanya karena dianggap sebagai penganut aliran sesat. Dan hal ini diamini oleh kalangan petinggi Negara, di pusat dan di beberapa daerah. Mereka dinista sebagai manusia Indonesia yang hak-hak sipil mereka seperti dijamin oleh konstitusi seolah-olah sudah tercerabut. Mereka merupakan warga negara yang tertindas yang tidak mendapatkan kedudukan setara dengan warga negara lain walaupun mereka adalah pembayar pajak yang patuh, dan nenek moyang mereka adalah penduduk asli Nusantara ini, dan sebagian mereka sudah hidup sebelum RI lahir.

Heboh Ahmadiyyah itu disusul oleh heboh terorisme, pemboman di beberapa tempat, bahkan terjadi di mesjid. Ditambah lagi oleh heboh pencucian otak oleh gerakan yang disinyalir sebagai pendukung cita-cita NII. Tapi anehnya reaksi organisasi-organisasi Islam tidak sedahsyat reaksi terhadap Ahmadiyyah. Mengapa? Pertanyaan ini mengusik pikiran kita.

Boleh jadi bagi berbagai kalangan organisasi-organisasi Islam di negeri kita “kesesatan” Ahmadiyyah Qadyan menyangkut aspek “ushuliyyah” atau aqidah terutama berkenaan dengan konsep “khatamun nabiyyin”, karena perbedaan tafsir. Padahal rukun iman mereka sama dengan rukun iman kaum Sunni, begitu juga dalam praktek ibadah. Sedangkan perbedaan organisai-organisasi Islam dengan pelaku terorisme dan kalangan NII hanyalah berkenaan dengan masalah pemahaman dalam aspek “furu’iyah” atau masalah cabang bukan aqidah agama, khususnya dalam masalah “fiqih siyasah” atau fikih politik.

Dilihat dari segi cita-cita politik agaknya ada kesamaan ideologis antara kalangan radikal yang menginginkan pelaksanaan syariat Islam, pelaku terorisme dan pendukung ide NII. Bahkan, dalam perspektif ideologis, terdapat kesamaan ideologis dengan partai-partai Islam yang pada saat amandemen UUD masih menginginkan pemberlakuan kembali Piagam Jakarta khususnya menyangkut tujuh kata yang dihapuskan, “dengan kewajiban melaksanakan syariat Islam bagi pemeluknya”. Tentu saja kesamaan ideologis itu juga dapat dilihat dari para Pemerintah Daerah yang memprakarsai kelahiran apa yang disebut sebagai perda-perda syariah.

Berdasarkan hal di atas tidaklah mengherankan apalagi organisasi-organisasi Islam dan partai-partai Islam kelihatannya bersikap setengah hati dalam menentang tindakan kelompok radikal, ideologi organisasi Islam transnasional, dan pemahaman agama mereka yang dianggap pelaku terorisme dan kalangan NII. Padahal kelompok-kelompok ini tegas-tegas menolak ideologi negara, Pancasila, dan menolak bahkan mengkafirkan demokrasi, walaupun mereka hanya bisa hidup dan berkembang di negara-negara demokrasi. Berbeda dengan sikap mereka terhadap Ahmadiyyah yang sama sekali tidak membahayakan dan mengancam negara.

Menyimak fenomena di atas kita bisa berkesimpulan bahwa pemberantasan terorisme dan ideologi anti Pancasila tidak akan kunjung berhasil apabila tidak ada sikap tegas dari kalangan organisasi dan partai Islam. Apalagi kalau organisai semacam MUI, NU dan Muhammadiyah, tidak bersikap tegas dan bergerak secara terencana dan terorganisasi melawan faham dan tindakan yang ingin mengganti ideologi negara dan merubah RI menjadi negara yang berdasarkan agama. Kalau hal ini yang terjadi tidaklah terlalu salah kalau muncul anggapan bahwa perbedaan antara kelompok radikal, penganut faham yang mendukung terorisme dan kalangan NII dengan organisasi, partai dan pemda-pemda yang memberlakuan perda syariat hanyalah perbedaan cara, yang pertama melalui perjuangan illegal dan kekerasan sedangkan yang kedua melalui perjuangan konstitusional dan parlementer.

Sabtu, April 23, 2011

Magnum Pertamaku

Setelah sekian lama mencari, akhirnya kutemukan ice cream Magnum yang bikin penasaran itu. Produk Wall's yang baru itu tuh.., yang iklannya masih berseliweran di tv. Sayang hanya dua varian yang ada dari tiga yang ditawarkan. Kuambil kedua-duanya dan langsung kubawa pulang. Hmm.... enak juga, rasa coklatnya melekat hingga kunyahan terakhir. hahaha.... lebay! Kalo dirasa-rasa, rasanya tidak jauh beda dengan Feast produk Wall's lainnya. Hanya beda tingkat ketebalan coklatnya saja dari magnum.
Haaahhh...., habis dua magnum sekaligus! Katanya mau diet? Wah, mana betah bila lihat ice cream coklat didepan mata? Dietnya ditunda dulu saja! hehehe....

Kamis, April 21, 2011

Bravo Real Madrid

Pukul 03.00 WIB, laga Copa Del Rey dimulai. Aku sudah menunggunya sejak jam 02.00. Sambil kucek2 mata yang masih ngantuk, aku segera ke kamar mandi cuci muka dan psssttt.... (pipis! hehe...) kemudian buat kopi.
Selesai semua aku langsung nongkrong di depan tv untuk nonton suguhan menarik dari negeri nun jauh di sana.

Siap-siap!
Dan... mulai sudah pertempuran dua kubu yang saling berseteru.
Dal dul dal dul.... bola ditendang kesana kemari oleh pemain-pemain itu. Dan... akhirnya pecah kebuntuan Real Madrid selama ini untuk menumbangkan Barcelona. Final Copa Del Rey dini hari tadi menyuguhkan permainan bagus dari dua kubu tersebut. Aku senang Ozil dimainkan sejak awal laga. Tapi sayang..., Benzema, Higuain dan Kaka tidak diturunkan sama sekali hingga laga usai. Mungkin disimpan Mou (Jose Mourinho-Red!) untuk laga berikutnya melawan Valencia di La Liga (Liga BBVA) atau barangkali disimpan untuk main di semifinal Liga Champions? Ga tau ahh...!

Babak pertama Madrid bermain lebih bagus dari Barca. Berkali-kali gawang Barca terancam oleh skuad ibukota ini. Tendangan Ronaldo, Ozil dan Pepe nyaris merobek gawang Barca, tapi belum rejeki kali yaa... hingga pluit babak pertama skor masih 0-0.

Pada babak kedua, kali ini Barca lebih dominan menguasai bola. Aku sempat dag dig dug melihat Messi cs menggempur tim Ronaldo hingga beberapa kali gawang Madrid terancam. Lagi-lagi... babak kedua ini belum rejeki bagi kedua klub raksasa Spanyol untuk mencetak gol. Akhirnya perpanjangan waktu 2 x 15 menit. Dan pada menit ke 102 (ini yg kulihat ditayangan tv sana) Ronaldo membuyarkan impian Barca yang ingin merebut trebel dalam musim ini. Gol lewat sundulan Ronaldo mengubah kedudukan menjadi 1-0 hingga laga berakhir untuk kemenangan Real Madrid.

Selasa, April 19, 2011

2 Raksasa Spanyol

Minggu dini hari lalu (18 April 2011) lanjutan Liga BBVA/La Liga berlangsung di stadion Santiago Bernabeu, dimana stadion ini adalah rumah klub Real Madrid.
Pukul 02.30 wib aku sudah bangun. Padahal waker yang kupasang baru bunyi 02.50. Terlalu pagi aku bangun…, sepertinya aku tidak mau ketinggalan mengikuti hajatan besar di stadion itu. Segelas kopi kuseduh untuk menemaniku nonton liga ini. Kenapa kubela2in nonton? Ini duel El Clasico antara Real Madrid vs Barcelona, dua klub raksasa Spanyol. Sebetulnya, dua-duanya aku suka. Barcelona yang saat ini dinahkodai oleh Pep Guardiola terkenal dengan permainan yang mempunyai skema dan pemain handal dan sudah terbangun lama, sedangkan Real Madrid yang sekarang dalam asuhan Jose Mourinho adalah klub dengan permainan pragmatis yang mempunyai kualitas pemain-pemain handal dan berkelas. Tapi aku harus tetap memilih mana yang menjadi andalanku. Ya…betul, aku memilih Real Madrid walupun sedikit was-was karena Barcelona dalam musim ini hampir tidak pernah terkalahkan. Ingat Liga Champions 2009 lalu dimana Barcelona vs MU...? Saat itu aku memihak Barcelona yang nyatanya memang sebagai pemenang waktu itu.

Pukul 03.00 wib. Kick off…
Sedikit agak terkejut waktu melihat komposisi pemain Real Madrid. Jose Mourinho tidak memasang Mesut Ozil sebagai starter. Higuain-pun tidak diturunkan. Pepe sebagai bek harus bekerja sejak awal mengawal Xabi Alonso bersama Sami Khedira di lini tengah.
Dalam 45 menit pertama tidak terjadi gol. Barcelona bermain menekan sedangkan Real Madrid bermain bertahan sambil mengumpan balik serangan-serangan panjang.

Babak kedua dimulai. Permainan masih sama. Pada menit 52 Raul Albiol melakukan pelanggaran menjatuhkan David Villa di kotak penalti. Kartu merah diacungkan wasit untuk Albiol yang mengharuskan dia keluar dari lapangan. Otomatis Madrid bermain dengan 10 orang. Hadiah penalti pun di dapat Barca yang dieksekusi Messi dan menembus gawang Casillas. 1-0 untuk Barca.
Pada menit 57, Ozil masuk menggantikan Benzema. Kemudian menit 66 Alonso ditarik keluar dan digantikan Adebayor. Pun dari pihak Barca melakukan hal sama, penarikkan 2 pemainnya dan digantikan oleh pemain lainnya. Beberapa menit setelah itu belum juga menghasilkan gol lagi bagi kedua kubu. Dan pada menit 80, Dani Alves membuat pelanggaran di kotak penalti dengan menjegal Marcelo. Kartu kuning untuk Alves karena pelanggaran dan kartu kuning untuk Valdes (penjaga gawang Barca) karena protes berlebihan pada wasit. Kini, Madrid-lah yang mendapat hadiah penalti yang kemudian di eksekusi Ronaldo. Gol menjadi imbang 1-1 hingga peluit panjang berbunyi setelah pertambahan waktu 4 menit dibabak kedua.

Pertarungan dua raksasa itu belum berakhir. Hari Rabu malam waktu Spanyol atau Kamis 21 April 2011 dini hari waktu Indonesia, duel terjadi lagi. Kali ini final Copa Del Rey (Piala Raja). Sedangkan tanggal 27 April adalah leg pertama semifinal Liga Champions dan 3 Mei 2011 leg kedua Liga Champions. Kita tunggu siapa yang bakal jadi pemenang dan juaranya.
Yang pasti aku tetap memihak tim asal Spanyol untuk duel final Liga Champions nanti melawan pemenang semifinal MU vs Stoke 26 April (leg 1) dan 4 Mei 2011 (leg 2).
Setelah ini usai barulah aku tidur nyenyak karena praktis aku hanya mengikuti seri-seri MotoGP yang sedang berlangsung. Untung saja MotoGP banyak digelar sore/petang hari. Hanya 2 atau 3 seri saja tengah malam di Indonesia karena perbedaan waktu (di Amerika siang dan Qatar yang selalu dimulai malam hari).

Senin, April 04, 2011

Weekend Yang Kelabu

Ini postingan pertamaku di bulan April 2011.
Kemarin menjadi liburan yang menyebalkan. Niat hati menghibur diri dengan menonton sepak bola di malam minggu jadi terasa hambar saat Real Madrid mengalami kekalahan dari Sporting Gijon.
Saat itu jam sudah menunjukkan pukul 22.45. Sebenarnya mataku hampir tidak bisa diajak kompromi lagi. Kupaksain melek karena yang main adalah tim favoritku. Sebelumnya, dari berita yang kuperoleh bahwa tim ini menghadapi Spoting Gijon tanpa pilar andalan seperti Ronaldo, Benzema dan Marcello karena cedera. Sedikit agak pesimis aku dibuatnya, karena lawan mereka meski bukan tim unggulan setidaknya pernah mengkandaskan ambisi Barcelona yang tidak terkalahkan dengan menahan imbang 1-1 beberapa waktu lalu.
Higuain yang baru pulih pasca operasi diturunkan Jose Mourinho pada babak kedua. Tindakan ini tetap tidak membawa keberuntungan bagi Real Madrid. Sebetulnya permainan anak-anak asuhan Jose Mourinho ini tidaklah buruk. Berkali-kali menekan tim lawan dan tendangan bola dari gelandang andalan Ozil, Di Maria, Adebayor, Khedira dan Higuain pun nyaris merobek gawang lawan. Sayang tendangan mereka masih teratasi oleh yang empunya gawang, atau… kalau tidak begitu bola keluar melewati gawang. Tepat menit ke 76 gawang Iker Casillas dijebol pemain Sporting Gijon. Dan hingga menit berakhir kedudukan tetap 1-0 untuk Sporting Gijon. :(
Yah, semoga Selasa nanti atau Rabu dini hari Real Madrid bisa bangkit melawan Tottenham Hotspur dalam Liga Champions Eropa (perempat final) walau katanya Ronaldo dan Benzema (lagi2) tidak diturunkan karena cedera yang belum sembuh itu.

Kembali menikmati sport di tv. Jadwal MotoGP seri 2 digelar di Jerez. Pukul 17.00 diawali kelas Moto2. Kelas MotoGP baru digelar pada jam 19.00 WIB. Rossi yang start diposisi 12 membuatku tidak banyak berharap. Selain cedera bahunya yang belum fit 100% dan motor barunya yang belum stabil ditangannya, aku berharap Rossi dapat finish dengan baik dan bisa masuk lima besar. Eh… ternyata setelah bendera start dikibarkan Rossi membuat kejutan secara perlahan. Memperbaiki posisinya menjadi ke 9, ke 7 kemudian sedikit demi sedikit dia melewati lawan-lawannya ; Spies, Dovizioso, Pedrosa dan Lorenzo. Tetapi nasib tidak bagus dialami Rossi saat lap ke 20 dia melewati Stoner yang berada di posisi ke 2, dia melakukan kesalahan dan gubraakk..! Dia jatuh dan Stoner pun tidak dapat menghindari kecelakaan tersebut. Malang nasib Stoner tidak dapat melanjutkan balapan tersebut dan Rossi masih dapat bangkit dan memulai diurutan 15. Akhirnya Rossi finish posisi 5, podium pertama Lorenzo, kedua Pedrosa, ketiga Heyden.
Lintasan yang licin karena hujan sebelumnya membuat rider banyak yang berjatuhan. Selain Rossi, ada Toni Elias, Spies, Simoncelli, Randy De Puniet, Karel Abraham, dan tim dari Perancis (aku lupa namanya) ikut merasakan licinnya aspal Jerez. Dikelas Moto2 begitu juga, rider-ridernya banyak yang tumbang karena tidak dapat menghindari licinnya sirkuit.

Weekend yang kelabu… selain jagoanku menelan kekalahan, hari Minggu kemarin Jogja diguyur hujan seharian, dari pagi hingga malam. Aku tidak kemana-mana, hanya didalam rumah saja dan pintu rumah tidak kubuka sama sekali. Cuma satu jendela yang kubuka untuk menandakan bagi tetangga bahwa aku sudah bangun. Hehehe…