Rabu, Oktober 27, 2010

Merapi Takkan Pernah Ingkar Janji

Setelah isyarat, tanda-tanda yang ada dari aktifitas gunung Merapi, badan yang mengurusi kegunung apian (maaf namanya aku lupa) mengeluarkan peringatan kepada warga yang tinggal disekitar lereng Merapi agar waspada akan terjadi letusan gunung tersebut. Status Merapi dinaikkan dari Waspada menjadi Siaga kemudian dari Siaga menjadi Awas. Hanya satu hari status gunung Merapi dinaikan menjadi Awas, akhirnya kemarin sore sekitar pukul 17.02 WIB gunung Merapi meletus. Rupanya Merapi menepati janjinya bahwa dia akan meletus melalui tanda-tanda atau isyarat sebelumnya. Awan panas menyembul dari puncak Merapi melintasi wilayah Sleman-DIY dan Magelang-Jateng. Korbanpun berjatuhan termasuk (menurut kabar) si juru kunci gunung Merapi mbah Marijan tewas. Innalillahi wainailaihi roji'un... Ngenes, sedih, prihatin campur aduk jadi satu. Kenapa tidak menyingkir dari kaki Merapi bila sudah dihimbau dan diperingatkan sebelumnya? Kalo sudah begini jangan menyalahkan pihak lain. Begitupun mbah Marijan, konon beliau sudah diminta mengungsi dari rumahnya di Kinahrejo tetapi beliau tetap "ngeyel" tidak mau beranjak dari situ. Keyakinannya tentang ancaman bahaya letusan gunung Merapi yang hampir tidak pernah merambah Dukuh Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Kec. Cangkringan, Sleman - Yogyakarta memberikan pelajaran niteni (memperhatikan) bahwa lingkungan alam di sisi selatan gunung Merapi masih merupakan benteng pertahanan bagi warganya. Ibarat komandan perang, mbah Marijan tidak akan lari meninggalkan medan tempur. Dan itu sudah dia dibuktikan. Entah itu keyakinan atau keras kepala seorang mbah Marijan, tapi darinya ada banyak hal yang dapat kita renungkan tentang arti pengabdian dan amanah. Semoga bisa menjadi pelajaran bagi kita semua.

Rabu, Oktober 20, 2010

Bela Bangsa

20.10.2010
Hari ini tepat 1 tahun pemerintahan SBY-Budiono. Beberapa hari lalu isu demo akan digelar bahkan ada yang bilang mau menggulingkan SBY-Budiono? Wah mulai radikal.
Andai saja semua orang mau berkaca pada diri sendiri atas apa yang sudah mereka lakukan untuk negeri ini, tidak perlu ribut-ribut apalagi berdemo dengan cara-cara anarkis (fisik maupun verbal). Miris rasanya melihat yang terjadi di Makassar kemarin, aksi brutal mewarnai unjuk rasa menentang kedatangan sang Presiden di sana. Tujuan demo jadi tidak jelas, yang ada malah masyarakat mencibir ulah mereka yang anarkis. Sungguh tidak simpatik!
Sejak bergulir reformasi 1998, negeri ini jadi seperti ajang perang antar saudara. Caci maki, pengrusakan saat unjuk rasa sepertinya hal biasa. Sudah tidak ada sopan santun dalam berpendapat dan tidak segan-segan menghakimi orang lain menurut versinya. Negeri ini baru saja mengecap demokrasi, tapi sayang demokrasi yang ada tidak elegan. Pemerintah tidak anti kritik atau demo, tapi mbo' ya o..., sing sopan! (bahasa Jawa nih :D). Tidak perlu anarkis fisik ataupun verbal !!

Rasa-rasanya siapapun yang menjadi presiden di republik ini memang harus siap di"bantai" oleh media, para komentator dan masyarakat. Harus punya mental baja, kuping tebal dan berhati mulia untuk selalu memaafkan. Terlalu kompleks masalah yang ada, sedangkan presiden bukanlah manusia super yang bisa memberantas semuanya dalam sekejap. Perlu bantuan dari wakilnya, menterinya, kepala daerah, jajaran TNI, POLRI dan juga rakyatnya. Semua aspek dan lapisan masyarakat bila bergotong royong pasti Indonesia tercinta ini bisa maju, makmur dan menjadi negara yang jaya. Saling menyalahkan, memaki, merusak sarana, merasa paling benar sendiri apalagi 'omdo' alias omong doang, dan berperang antar saudara sebangsa sendiri hanya menciptakan kemunduran dan keburukan bangsa di mata dunia. Jangan pernah bermimpi kita bisa menjadi negara maju bila kitanya masih seperti sekarang ini. Kesampingkan niat-niat pribadi yang bertujuan menguntungkan diri sendiri, kelompok atau golongan. Mulailah menerima kekurangan dan kelebihan orang lain dan bijaklah dalam bersikap dan bertutur kata. (Mulai nih... terkena virus patriot bangsa. Hehehe....)

Kabur ahh...., pasti ada yang muak baca tulisanku ini. Sok banget kamu Lelly..!!

Selasa, Oktober 19, 2010

Aktif Lagi (Hihihi....)

Baru 5 hari Facebook aku tutup, beberapa teman meminta Facebook-ku diaktifkan lagi. Hihihi... lucu teman-temanku itu, padahal aku bukan orang yang rajin update status atau komen yaa?
Komentar mereka ; kenapa harus ditutup...?? Biarkan saja walaupun tidak di update, yang penting wadah untuk bersilaturahmi tetap ada. Dan kalo ada yang iseng dicuekin aja! Gitu kata mereka. Hmm.... ternyata teman-teman jauhku (nun jauh diseberang sana-red) masih care terhadapku ya? Makasih teman-teman... Jadi kangen ma kalian semua :D

Jumat, Oktober 15, 2010

Tutup Situs

Suatu tindakan yang akhirnya kulakukan juga. 3 situs jejaring sosialku sudah kuhapus (Facebook, Twitter dan Netlog), duh kayak mutusin pacar yaa? Hehehehe... Tinggal Blog-ku ini yang masih tersisa karena aku memang menyukainya. E-mail dan YM tetap aktif karena untuk pekerjaan.
Kenapa...? Sudah tidak maksimal lagi untuk berteman, selain untuk narsis dan update status yang kurang bermutu. Apalagi aku bukan tipe orang yang senang dengan kenarsisan diri sendiri, rasanya seperti hidup di dunia asing yang mau tidak mau aku harus memaksakan diri untuk memahami kebiasaan yang ada karena fungsi situs demikian. Awalnya senang aku bisa menemukan teman-teman lamaku..., tetapi lama kelamaan bosan karena tidak ada lagi gregetnya. Yang ada malah orang iseng yang coba-coba adu mujur, siapa tahu ada mangsa yang kena keisengannya. Huuh..!! Iseng no way !! Silaturahmi oke..., narsis aku pasif.
Singkat kata aku berterima kasih pada situs-situs tersebut, karena aku bisa mengetahui keunggulan produk masing-masing dan aku sudah menerima kebaikan dari situs-situs itu.

Pertengahan Oktober,
Masih seperti biasanya aktifitas tetap berjalan tanpa tahu apa yang akan terjadi kemudian. Selalu berharap yang baik dan terbaik yang akan terjadi walau sebenarnya sudah tahu ada hal yang tidak mengenakkan bakal terjadi. Wes..., mumet ga usah dipikiri !!

Masih dalam bulan yang sama,
Baru ingat bulan depan ada satu tanggal merah. Ternyata Idul Adha / Idul Qurban atau biasa disebut juga Lebaran Haji. Hmm... berarti harus siap-siap nih.
Oya, aku kangen ibuku, beliau kan berulang tahun bulan November. Aku tidak bisa mengucapkan selamat ulang tahun lagi buatnya karena ibuku sudah meninggal. Ahh... bu, andai saja engkau masih hidup pasti pagi-pagi sekali aku memberi ucapan selamat untukmu.

Wah di luar mendung, asiiikk... bakalan turun hujan sebentar lagi. Moga-moga tidak terjadi bencana. Rindu lihat air hujan turun lagi karena beberapa hari ini Jogja panas, debu dimana-mana. Semoga hujan turun membawa berkah bagi kehidupan di bumi Jogja. Amien.
Uphff.... ternyata 3 hari ini perbuatanku menyebalkan. Akibatnya aku harus 'kles' sama orang yang selama ini kuanggap baik. Tapi aseline wonge yo nyebahi..., lha di say hello apik-apik malah jawabe kasar. Yo mangkel aku...? Untung ga di depan mata orangnya. Hehehe.....
Ehh... yo wess, ga usah diladeni.

Apa lagi yaa...? Semakin sulit untuk berpikir karena perutku lapar. Solusi terbaik offline dulu, cepat-cepat cari makan dan segera makan!