Sabtu, September 17, 2011

Munafik

Cerita teman sebut saja namanya Dodol, bercerita kepadaku.
Ringkasan ceritanya begini :
Memang tidak ada pertemanan yang abadi. Kalo ini terjadi di dunia politik lumrah. Tapi bila terjadi ditempat kerja? Mau ga mau ini merupakan sebuah petaka kecil yang lama kelamaan akan menjadi boomerang pada diri kita. Kenapa aku bilang tidak abadi? Karena teman yang kita anggap baikpun ternyata menyodok kita dari belakang. Hmm...!! Kenapa tidak ditegur atau diberitahu saja pada kita bila kita lalai atau salah dalam berucap, bersikap atau bertindak? Bukannya itu lebih enak? Dan bisa saling memperbaiki. Bukankah tidak ada orang yang sempurna di bumi ini? Atau jangan-jangan memang lebih asik ngerasani yaa? Ahh.., ga tau lah!

Kemunafikkan terjadi dimana-mana. Sehebat apapun "senjata" yang membentengi kita dalam pergaulan ternyata tidak mempan melindungi kita dari gempuran "ngerasani" (ngomongin orang -red). Apapun yang dilakukan oleh orang yang sedang menjadi sasaran, entah itu benar atau tidak, pasti akan terlihat salah dimata orang yang sedang "memerangi" kita.
Tapi apa boleh buat, gesekan-gesekan seperti itu kerap muncul dimana-mana. Ada yang pro ada yang kontra. Tapi sayangnya, orang yang cenderung grasak grusuk dibelakang kita biasanya pengecut!! Tidak berani unjuk nyali mengatakan apa yang menjadi uneg-unegnya. Tapi ya sudahlah.., tidak semua orang manis muka, manis bahasanya berhati lembut. Orang-orang seperti ini punya topeng untuk menutupi dua kepribadiannya. Bertemu kita baik, dibelakang kita macam taik kucing!!!
Begitu cerita si Dodol menutup ceritanya dengan makian taik kucingnya. Hehee....