Rabu, November 10, 2010

We Pray For Jogjakarta

Setelah Merapi bergejolak dalam dua minggu ini, kemarin sekitar jam 14.03 WIB Jogja diguncang gempa kembali. Kekuatan gempa 5,6 SR dari arah Bantul, begitu kata sumber yang kubaca di salah satu surat kabar nasional. Tidak terlalu kuat memang tetapi kepanikan orang-orang itulah yang membuatku mau tidak mau bergeser dari tempat dudukku sekedar ikut-ikutan heboh! :D
Jogja sedang di rundung duka sejak 26 Oktober 2010 lalu karena gunung Merapi meletus. Erupsi yang terjadi menyebabkan awan panas dan debu menyelimuti desa-desa disekitar lereng Merapi. Kota Jogja pun tidak luput dari terjangan hujan abu vulkanik pada Sabtu 30 Oktober 2010 dan Jumat 5 November 2010 dini hari plus suara gemuruh Merapi terdengar sampai ke rumah. Sang Presiden-pun bergegas ke Jogja memindahkan sementara waktu lokasi pemerintahannya. Langsung tanggap dan beliau tahu apa yang kami mau. Terjun langsung ke tempat bencana dan menginstruksikan hal-hal yang perlu ditindak lanjuti untuk mengatasi bencana. Good, Mr. President...!! Tidak pelesiran seperti beberapa anggota DPR RI dan Gubernur Sumbar saat bumi pertiwi sedang dirundung duka. Wakil rakyat yang tidak merakyat... minta dipilih saat kampanye, saat sudah terpilih... "emang gue pikirin?" Hehehe.... Asem tenan!!

Ditengah hiruk pikuk bencana eh... ada tamu agung datang. Presiden Austria dan Amerika. Sebelumnya memang sudah terdengar tentang kunjungan Presiden Amerika Serikat Barack Obama akan berkunjung ke Indonesia pada bulan November ini setelah 2x batal datang pada Maret dan Juni lalu. Benar saja beliau dan istri akhirnya memenuhi janjinya bertandang ke Jakarta. Publik Jakarta pun dibuat sibuk karena ketatnya pengawalan beliau. Woow... Obama datang! Pria keturanan Afrika yang dulunya pernah bermukim di Indonesia selama 4 tahun kini menjadi orang nomor satu di negara adi kuasa. Senyum lebarnya menebar sembari sesekali melambaikan tangannya ke arah publik. Hmm... ramah dan tidak sombong apalagi terkesan angker. Pidatonya di UI pun enak didengar, santai dan sesekali mengucapkan bahasa Indonesia yang terdengar masih fasih sambil melempar senyuman. Sontak undangan yang hadir tertawa dan bertepuk tangan saat beliau berkata-kata dalam bahasa Indonesia. Termasuk aku yang menonton dari televisi. Benar-benar seorang pemikat ulung dan ahli pidato yang hebat.

=== Tulisan ini sempat terhenti karena aku sakit. Sejak pagi aku sudah merasakannya tapi aku tetap saja berangkat kerja. Akhirnya aku hanya bertahan setengah hari kemudian pulang. Keesokan harinya aku absen. ===

Kulanjutkan tulisan ini karena suasana kantor santai. Maklum dampak erupsi Merapi masih terasa hingga hari ini.
Hari Sabtu minggu lalu sehari setelah kejadian erupsi Jumat dini hari, aku dan teman-teman pergi ketempat pengungsian di Klaten mengantarkan makanan untuk pengungsi disana. Pulang dari Klaten kami sempat mampir ke tempat pengungsian yang lain termasuk di stadion Maguwoharjo. Sepulang dari situ kami menyempatkan melewati kali code dan melihat lahar dingin mengalir. Ohh... Jogja, kenapa dirimu selalu dirundung duka? Semoga semuanya segera berakhir dan berganti hari yang cerah dan ceria. Tuhan..., dengarkan doa kami untuk Jogja.