Masih ada rasa penasaran berseliweran di kepalaku tentang
reuni SMA dua tahun lalu.
Bukan tentang reuninya tetapi hal yang membuat (sebut
saja namanya Tongki) batal datang pada acara tersebut. Padahal dia sudah daftar,
sudah bayar dan katanya mau datang. Masa’ iya tiba-tiba gak bisa datang karena
ada acara nikahan saudaranya? Feeling aku mengatakan dia membatalkan datang ke
acara reuni bukan karena itu. Kan gak mungkin ya acara nikahan dadakan seperti
itu, pasti jauh-jauh hari sebelumnya kita sudah mendengar selentingan cerita dari
keluarga kalo ada saudara yang mau nikah. Iya gak?
Sebelumnya aku menangkap keanehan dari teman kelasku (katakan
saja namanya Anik). Waktu kelas 3 SMA dia duduk bersebelahan denganku (semeja).
Saat dia melihat-lihat grup WA SMA ada yang
share foto-foto. Aku sempat dengar dia menyebut nama Tongki secara pelan,
nyaris gak kedengaran kalo orang tidak memperhatikan. Tapi aku sempat dengar
ucapannya itu. Deg..! Sesaat aku sempat merasa aneh, kenapa dia menyebut nama
Tongki? Apakah mereka saling mengenal dan berkomunikasi selama ini tanpa aku
ketahui?
Kemudian keesokkan harinya, hari H reuni. Ketika kelas
kami datang ketempat reuni acara belum dimulai. Kelas-kelas lain ada yang belum
datang, ada yang belum lengkap. Kelas kami sudah kumpul dan menempati meja yang
sudah disediakan oleh panitia. Kelas Tongki mejanya ada diseberang kelas kami.
Kelasnya Sosial-1, kelas kami Sosial-4. Pada saat acara mendekati dimulai,
tiba-tiba Tongki WA aku, dan mengatakan alasan gak bisa datang seperti yang
sudah kutulis di atas. Ada saudara nikah.
Setelah aku membaca WA dari Tongki dan membalasnya, secara tak sengaja lagi hampir bersamaan aku menerima WA dari Tongki aku
melihat temanku Anik membaca WA kemudian dia melihat ke arah meja kelas Tongki (Sosial-1) dengan
ekspresi wajah kecewa. Beberapa kali aku melihat moment Anik melihat
ke arah meja Sosial-1. Aku merasa yakin pasti mereka pernah atau mungkin cukup
intens berkomunikasi. Tetapi setiap aku tanyakan ke Tongki dia tidak pernah
mengakuinya. Belakangan ini pun sikap Tongki beda dari yang dulu-dulu. Entah ini cuma perasaanku saja atau memang begitu adanya? Mbuh yo.. Wong saiki jarang ngobrol sama aku. Lebaran saja gak ngucapin apalagi ultah. Huhuhu.. 😥 😃
Iya sih, secara pengalaman aku memang kalah. Aku masih
single sampai saat aku nulis blog ini. Aku kalah genit, kalah berani, kalah
pengalaman dan kalah segala2nya untuk urusan beginian. Sedangkan temanku Anik
sudah 2x menikah, dan kata cerita teman, dia sudah cerai dari suami
keduanya. Benar atau
tidak, wallahu a’lam.
Mungkin tidak ada gunanya aku menulis cerita ini diblog.
Toh, gak ada yang dirugikan, cuma dibikin kesal aja sih dan cukup mengganggu pikiranku juga. Haha…
Makanya uneg-uneg yang sudah dua tahun
aku simpan ini kutuangkan diblog saja supaya rasa penasaranku sedikit terobati. Gak baik juga ya menyimpan uneg-uneg, iya kan?
Maafkan aku...