Sabtu, Minggu kemarin menemani teman dari Jakarta
jalan-jalan di Jogja. Tujuan teman kesini sebetulnya mau menghadiri undangan
kawinan relasi suaminya saat pendidikan di Lemhanas dulu. Karena suamimya
sedang sakit akhirnya temanku sebagai istrinya menggantikan kehadirannya
dihajatan itu.
Sejak hari Jumat temanku (namanya Ida) sudah menelponku ngomongin
rencananya itu. Janjian ini itu… dan hari Sabtunya dia datang dijemput sopir.
Aku belum bisa menemani karena aku masuk kerja. Setelah bubar dari rutinitas
kerjaku aku pulang mandi kemudian menyusulnya ke mess AL menemuinya.
Ngobrol-ngobrol sampai maghrib lalu bergantian kami sholat kemudian dia mulai
persiapan diri ke kondangan. Kuperhatikan dia dandan. Aku melihat peralatan
make up-nya. Dulu pakai Sari Ayu sekarang pakai Ultima dan SK-II. Wajar dong seiring peningkatan
ekonominya beda pula yang dikenakan. Selesai dandan dan Ida nampak cantik dalam
balutan atasan hitam dipadu sarung motif dengan warna dasar hitam dan
warna-warna kontras. Okay…
Kemudian dilanjut keacara nikahan. Aku tidak ikut turun
hanya menunggu di mobil, dan aku sudah bilang Ida, aku tidak ikutan masuk
keacara nikahan itu. Alasannya sederhana, aku males dandan :)
Ida tidak mempermasalahkan keenggananku itu. Dia pun bilang
gak akan lama-lama di pesta pernikahan itu. Datang, masukin amplop lalu salaman
ke yang punya gawe, salaman sama pengantinnya terus pulang.
Sampai di gedung parkiran penuh, tamunya banyak. Sesuai
rencana Ida cuma datang, tulis buku tamu, masukin amplop, salaman terus pulang.
Acara dilanjut ketempat bakmi jowo disekitaran jalan Nagan. Temanku itu mau
kumpul-kumpul sama teman-teman sesama lulusan Lemhanas suaminya. Kebetulan
teman-teman Lemhanas ini banyak ibu-ibunya.
Ida memang supel meski teman-teman suaminya dia kenal juga
sama mereka. Ibu-ibu kalo sudah kumpul sama aja kayak ABG.., selfie-selfie gak
ketinggalan. Mereka kumpul-kumpul disana sambil melepas kangen sembari makan
mie jowo dan foto-foto. Aku yang bukan dari bagian mereka cuma diam saja
sembari sesekali senyum saat dikenalkan Ida kepada mereka.
Selesai dari sana pulang ke mess. Ngobrol sampai larut, dari
cerita teman, keluarga hingga usaha temanku ini yang ternyata dia sudah mempunyai
300 kamar kos! AC dan non AC.
Cukup lama aku tidak mengikuti perkembangan usahanya ini.
Tau-tau udah segitu aja. Aku diperlihatkan foto rumah kosnya yang lebih mirip
banguna hotel empat lantai. Busyeeettt
ini sih bukan rumah kontrakan atau
kos-kosan. Ini udah kayak hotel, Da! Kataku setengah berteriak.
Dia bilang kalo saat ini sedang membangun kamar-kamar tambahan
lagi. “Yang pasti aku ngutang bank lagi,
Lel.” Kata Ida sambil selonjoran di tempat tidur. Cerita beralih tentang
anak-anaknya. Anak keduanya yang lulusan Akpol sudah dinas di Lombok, anak
pertamanya lulusan sekolah pilot katanya mau nerusin ke spesialis boeing di
Spanyol. Lalu anak ketiganya sudah semester akhir dikuliahannya.
Ida ini temanku sejak SD, SMP kemudian berpisah karena aku
ikut orang tua pindah tugas. Orang tua kami pun saling kenal karena sama-sama sebagai pendatang waktu di Bitung - Sulut dulu. Hubungan kami tetap terjalin walau kami berpisah
kota, berpisah propinsi. Lumayan sering ketemu jika ada pertemuan-pertemuan di
Jakarta. Dari dulu sejak kami kecil, remaja dan kemudian Ida menikah dan punya
anak aku tetap keep in contact dengannya. Suaminya seorang perwira tinggi Angkatan
Laut. Dulu saat masih muda pernah ditugaskan di Jerman. Saat ini suaminya sudah
perwira tinggi bintang dua (kalo gak salah Laksamana Muda), setara Mayor
Jenderal kalo di AD (maaf jika salah. Hehehe… Maklum aku kurang mudeng masalah
kepangkatan dalam TNI).
Keesokan harinya kami jalan-jalan. Dimulai ke Dowa, toko tas
rajutan yang sudah beberapa tahun ini sedang booming di Jogja. Kami kesana
liat-liat dan belanja. Gak disangka aku dibelikan sebuah tas. Alhamdulillah…
Selesai dari situ kami pergi makan siang lalu lanjut ke
pasar Beringharjo. Borong daster dan cari souvenir untuk pengajian 40 hari meninggal
ibunya. Selesai dari situ kami menyeberang ke Mirota Batik. Cari baju untuk
mertuanya dan beli sedikit makanan oleh-oleh. Niat mau ke kota gede lihat-lihat
kerajinan perak gak jadi karena keburu sore. Sebelum naik mobil Ida yang sejak
kemarin pengen banget ronde keturutan juga. Disamping pasar Beringharjo kami
menemukan minuman tersebut. Beli dua harganya diluar dugaan 28.000! Memang sih,
Ida nambah isi bulatan yang terbuat dari tepung ketan isi kacang entah 3 atau 4
biji. Tapi ya sudahlah yang penting temanku sudah dapat yang diinginkan.
Pulang ke mess masih ada waktu buat ngobrol sambil menunggu
adzan maghrib. Ida beres-beres koper dan belanjaannya. Setelah semuanya beres
kami bergegas ke bakmi Kadin untuk makan malam. Sampai disana sudah ramai
pembeli dan kami harus nunggu satu jam lebih untuk makan bakmi godog pesanan
kami. Kelar makan akhirnya kami berpisah. Ida ke bandara aku pulang ke rumah.
Terima kasih ya Allah masih Engkau beri kesempatan lagi aku
bertemu teman kecilku, teman remajaku, teman lamaku. Semoga ketemu lagi. Aamiin…