Kamis, September 20, 2018

19 September 2018

Sore kemarin tiba-tiba orang yang tak kusangka datang ke rumah. Sumpriiittt gak kuduga sama sekali. Saat dia datang kebetulan aku sedang mandi sehingga tidak ada yang membukakan pintu. Aku ditelpon tapi gak dengar juga. Selesai mandi aku melihat keluar, aku lihat ada tas kresek menggantung di hadle pintu depan. Aku buka pintu ternyata ada pizza satu dos. Aku sempat berpikir apakah adikku yang taruh pizza di situ? Kemudian bergegas  aku mengecek hp, ternyata bukan adikku. Aku lihat lagi chatting WA lainnya ternyata ada nama seseorang yang sangat familiar.
Dia : Kirimannya udah diterima?
Aku : Sudah
Aku : Pizza?
Tiba-tiba dia langsung telepon aku dan... gak tahunya dia sendiri yang ngantar pizza itu. OMG, aku jadi bingung dan kaget atas kedatangannya yang tiba-tiba itu. Dengan apa adanya terpaksa aku terima dia. Bukannya gak senang didatangi tapi gak pede aja didatangi dengan tampilan acak-acakanku. Yo wes pasrah kalo masih mau menerima aku apa adanya ya sukur.., enggak pun ya gak papa.

Kami makan pizza bareng-bareng, aku satu potong dia satu potong. Kemudian dia pesan Go Food. Sempat bingung mau makan apa, akhirnya sepakat makan nasi Padang. Tapi aku merasa aneh, setelah makan pizza dan nasi Padang aku tawari minum dia gak mau. Aku ambil botol air putih dari kulkas dan gelas, aku sodorkan ke dia tapi dia tetap gak mau meminumnya. Aku pikir orang abis makan kan butuh minum. Aku paksa tetap gak mau malah mau pesan minum teh panas segala lewat Go Food, tapi ini tidak jadi. Lalu aku cari di kulkas air mineral, ada tapi ukuran botol kecil. Aku sodorkan air mineral itu lalu dia mau minum. Aku berkelakar bilang ke dia, air putih yang di botol kulkas itu gak ada jampi-jampinya kok. Aman.. kataku.
Ditawari makan pakai sendok gak mau, maunya makan pakai tangan. Memang sih, makan nasi Padang enaknya makan pakai tangan langsung.
Piring pun hampir saja gak dipakai maunya makan langsung. Kan tumpah kalo cuma dipegang tangan bungkusan nasinya. Akhirnya mau pakai piring. Tissue basah yang kusediakan  juga gak mau. Ya kayak gitu-gitu lah kadang-kadang bikin aku bingung. Entah dia jijik atau takut tertular penyakit atau takut dijampi-jampi sampai-sampai gak mau apa-apa yang kusediakan. Semoga saja dugaanku ini salah.

Lepas dari semua itu aku senang dia mau datang ke rumahku. Surprise banget. Tanpa direncana tanpa diminta tahu-tahu nongol aja di depan pintu. Semoga tali silaturahmi kami tetap terjalin dengan baik selamanya. Aamiin...


Senin, September 17, 2018

Selingan

Saat aku ke Jawa Timur di rumah saudara, menyempatkan ngobrol dengan bude-ku, bercerita tentang masa lalu. Beliau antusias menceritakan masa mudanya dan kenangan masa lalunya.

Aku menanyakan tentang mbah putri (eyang putri/nenek) ibu dari ibuku. Tanyaku pada bude, mbah putri dulu itu putih ya kulitnya? Budeku bilang, iya.. mbah putri itu ada keturunan Chinese-nya., gak tau apanya yang Chinese. Mungkin sesepuhnya dulu. Makanya kulitnya putih, kata budeku. Kalo mbah kakung (kakek) kulitnya kuning langsat. 


Btw, pernah juga aku ke toko tas, kejadiannya sekitar 3 tahun lalu. Saat aku pilih-pilih tas dan meminta masukan pada seorang pramuniaga, aku tanya ke mbaknya itu (pramuniaga), mbak mana yang bagus nih.., yang ini atau yang satunya lagi sambil aku menunjukkan dua buah tas dengan warna berbeda. Lalu mbak pramuniaganya bilang, kalo ibu sih warna apa saja cocok karena kulit ibu putih. Bukannya ibu Chinese ya? Tanya pramuniaga itu. Haahh..? Bukan mbak, saya asli wong Jowo, kataku sambil tertawa. Ada juga pedagang makanan kaki lima, sering aku beli makanan di situ, saat aku berjilbab mbaknya bilang ke aku, lho.. saya kira mbak orang Chinese? Tanyanya saat dia tahu aku berjilbab. Memang kenapa mbak, tanyaku balik. Kirain mbaknya Chinese, kata si penjual itu. 

Pun dulu jamannya aku masih muda (jiaaahhh masih muda! Hehee..) temanku sering ngeledekin aku encik-encik, kata mereka. Hahaha… Padahal kan aku gak sipit, wajahku juga kalo diperhatikan gak oriental. Tapi kebanyakan orang yang baru kenal aku sangkaannya aku bukan orang Jawa. Kalo gak dibilang orang Sumatera, orang Sunda, atau ada Chinese-nya ya? Mereka melihat karena kulitku putih yang identik seperti orang Chinese. Pantas aja dulu yang naksir aku orang Chinese, mungkin dikira aku ada turunan Chinese-nya ya? Sampai-sampai pernah nih ada cowok Chinese datang ke rumah beberapa kali. Sepertinya dia sedang pedekate sama aku karena aku melihat gelagatnya seperti layaknya cowok naksir cewek. Aku bilang sama dia kalau aku ini orang Jawa. Aku kuatir jangan-jangan dia salah kira, nanti dikiranya aku sama seperti dia, Chinese. Karena biasanya orang Chinese pasangannya sama orang Chinese seperti kebanyakan. Begitu ya? Mohon dikoreksi dan dimaafkan kalo aku salah.

Terus dia bilang, memang gak boleh ya kalo aku suka sama kamu? Kata dia begitu waktu itu. Ya boleh-boleh aja, kataku. Tapi apa kamu gak masalah nantinya? (maaf omongan kami waktu itu bukan memojokkan masalah ras satu dan yang lalinnya. Sama sekali tidak! Ini cuma sebuah "penekanan" saja, agar temanku itu tidak salah naksir orang). Enggak masalah, kata dia lagi. Tapi entah kenapa waktu itu aku gak berkeinginan pacaran sama dia. Aku lebih suka berteman saja sama dia meskipun dia tidak pernah mempermasalahkan aku ini siapa. Bagi dia suka/cinta tidak bisa dibatasi oleh apapun. Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, bulan berganti tahun pada akhirnya antara aku dan dia tidak terjadi hubungan serius, kami tidak pacaran. Kami berteman baik hingga dia balik ke kampung halamannya, Bogor.

Ada lagi teman Chinese lainnya yang ngajak nikah. Seorang duda, ngebet banget  mau nikahin aku. Aku bilang ke dia, aku ini Islam. Apa gak masalah buat kamu dan keluargamu? Aku gak bisa kalo aku ninggalin agamaku. Kemudian dia bilang ke aku, oke kalo gitu aku (maksudnya dia) yang masuk Islam. Aku bilang sama dia, gak gampang lho orang masuk Islam kalo gak bener-bener niat dan mau ngejalaninya. Jangan cuma karena aku, kamu mau masuk Islam, terus sesudah itu kamu gak menjalankan ibadah-ibadahnya.. dan bla-bla. Kataku panjang lebar ke dia. Dia bilang gak masalah. Kalo memang itu baik buatku (maksudnya buat dia) nanti kenapa tidak? Singkat cerita dengan banyak pertimbangan akhirnya aku yang mundur. Dia sempat marah sama aku, bilang macam-macam. Aku ngerti perasaannya, bahkan menurut cerita temannya yang aku kenal, dia sudah bercita-cita mau buatkan usaha untukku andai aku berhenti dari kerjaan dan menikah dengannya.  Tapi apa boleh buat, aku merasa ada yang kurang “klik” dengannya. Meski cara pandangnya tentang kehidupan ini bagus, tapi ada hal yang paling mendasar yang sulit ku dispensasi. 
Setelah marahnya redah aku jelaskan semua ke dia. Dia mengerti dan menerima alasanku. Kami pun tetap baik-baik saja hingga hari ini dengan kehidupan kami masing-masing.

Satu orang yang lain cuma selintas saja karena kejar target menikah. Dianya menentukan waktu harus dapat jawaban dariku, sedangkan aku belum ditanyain mau atau gak? Waktu yang telah ditentukan datang aku tidak memberi jawaban apa-apa karena ada hal yang aku kurang respek darinya. Berlalu begitu saja...

Dalam perjalanan hidupku dari usia remaja hingga dewasa ada 4 pria turunan Chinese yang pernah naksir/dekat denganku. Semuanya tidak berujung ke pelaminan (setidaknya hingga saat aku menulis cerita ini. Gak tau kelak kemudian hari). Sejujurnya hanya satu dari keempat orang itu yang mengena di hati, cuma (lagi-lagi) kayaknya susah diwujudkan. The one and only sebut saja Gentong. Sssttt...!!! Hahaha…
Begitulah sekilas cerita selingan tempo dulu tentang aku dan teman-teman Chinese-ku.

Mungkin kalo dirunut dari atas nenek moyang aku ini ada keturunan ras Mongoloid-nya kali ya? Mungkiiin.., mungkin saja. Hehee…


 

Kamis, September 13, 2018

Judule Opo Yo..?


Diary dear..,

Mengurus turun waris memang tidak mudah. Ada saja yang kurang lengkap ada saja yang ngeyel. Harus ini itu dan menunggu. Apalagi rumah yang kutempati surat tanahnya masih bentuk Model D. Surat tanah model seperti ini sah dan sudah tercatat/terdaftar di Agraria setempat. Sejarahnya apa aku kurang mengerti kenapa surat tanah di DIY dan sebagian wilayah Indonesia (kalo gak salah) masih ada yang bentuk Model D. Bahkan ada yang letter C segala. Monggo silahkan googling kalo pingin tahu. Hehehe…
Untuk menaikkan menjadi sertipikat harus konversi dulu istilahnya. Setelah dikonversi baru jadi sertipikat tanahnya (sekalian turun waris dan ganti nama apabila itu warisan).

Sudah 2x aku mondar mandir ke Jawa Timur (salah satu kota di sini) mengurus akta kematian orang tua dan membuat surat keterangan ahli waris dan sebagainya. Sempat tersendat karena pihak kelurahan sana tidak mau menandatangani berkas karena kakak dan salah satu adikku belum tanda tangan. Harus dihadapan lurahnya atau diberi solusi saat penanda tanganan berkas oleh kakak dan adikku (bila mereka tidak bisa hadir di sana) aku harus membuat dokumentasi foto saat mereka tanda tangan berkas dan dicetak. Aku pulang ke Jogja lagi memenuhi permintaan pihak kelurahan sana. Setelah selesai memenuhi kekurangan syarat dan berkas aku kembali lagi ke Jawa Timur. Balik lagi ke kelurahan sana untuk meminta tanda tangan pak lurah kemudian ke kecamatan. Nyaris ada lagi yang dipermasalahkan oleh pegawai kelurahan sana karena jarak tanggal pembuatan SKW dan lainnya agak berjauhan waktunya. Tetapi syukurlah pak lurahnya meng-acc dan tidak mempermasalahkan. Kemudian setelah itu aku ke kecamatan setempat diantar oleh saudara sepupuku.
Selesai dari sana aku langsung pulang. Mempersiapkan kelengkapan berkas untuk dilanjutkan minta tanda tangan tetangga kiri kanan, depan belakang. Ijin RT, RW dan dukuh. Lagi… pak dukuhnya sedikit rewel yang katanya surat kerelaan tidak menerima warisan dari kakak dan adikku harus ditanda tangani kelurahan dan kecamatan setempat (sesuai KTP kakak dan adik tinggal). Wah, masa’ kudu ke Semarang dan Bekasi minta tanda tangan dan cap kelurahan dan kecamatan sana? Membayangkan wira wirinya aku udah mulai kesal. Aku cerita pada Nathan, temanku yang bekerja di kantor notaris. Dia bilang mungkin dukuhnya ngerti tanah daerah rumahku nilai ekonominya tinggi, jadi dia “nyari-nyari”, katanya. Nathan pun bilang surat kerelaan itu ditanda tangani dan dicap oleh kelurahan dan kecamatan dimana obyek tanah berada. Bukan berdasarkan KTP tinggal saudara. Itu orang BPN sendiri yang bilang, sambung Nathan.

Aku balik lagi ngeyel sama pak dukuhnya, bahwa… untuk surat kerelaan tidak menerima… itu ditanda tangani kelurahan dan kecamatan dimana obyek tanah berada. Ini kata orang BPN, kataku. Dianya masih ngeyel, katanya mau ditanyakan dulu ke kelurahan dan BPN. Monggo saja pak, kataku. Aku pulang dengan tangan hampa. Kesal bercampur kecewa. Keesokan harinya aku ke kantor BPN minta dibuatkan memo agar pak dukuh mau percaya apa yang sudah aku bilang dan sekaligus dia percaya bahwa aku sudah ke kantor BPN untuk menanyakan hal itu.
Pagi aku ke kantor BPN setempat, ketemu pegawai BPN bagian informasi lalu aku ceritakan masalahku. Pegawai bagian informasi tersebut mempertemukan aku dengan bapak yang biasa mengurusi berkas-berkas turun waris di BPN. Alhamdulillah memo aku dapat darinya dan dia berpesan kalo ada masalah lagi orangnya suruh tanya langsung ke beliau. Siap pak, matur nuwun atas pertolongannya, kataku.
Dengan membawa memo dari BPN, Sabtu kemarin aku 3x bolak balik ke rumah pak dukuh. Sayangnya beliau tidak ada di rumah terpaksa Minggu pagi  aku ke rumahnya lagi, akhirnya bertemu pak dukuh dan kusodorkan berkasku dan memo dari BPN. Pak dukuh membaca memo tersebut dan langsung menanda tangani berkasku. Nah begitu.., kataku dalam hati. Alhamdulillah satu rintangan sudah teratasi.
Sekarang berkas sudah disahkan oleh kelurahan dan kecamatan. Eh… ada saja yang kurang. Ternyata petikan letter C dan djeneng yang harusnya dikeluarkan oleh kelurahan belum diberikan. Terpaksa lagi aku harus balik ke kelurahan meminta itu. Eh lha dalah… sampai di kelurahan pihak yang mengurusi urusan warisan tidak bisa diganggu karena sedang ada pemeriksaan keuangan desa oleh inspektorat. Memang harus sabar… sabar menunggu. Setelah dapat petikan letter C dan djeneng dari kelurahan kemudian ke kantor pajak untuk laporan pajak waris. Berlanjut ke BPN mendaftarkan berkas, lalu kemudian menunggu pengukuran ulang tanah (obyek waris) oleh pihak BPN, dst dst.
Proses konversi ini memang cukup lama, memakan  waktu sekitar 6 bulan (paling cepat) hingga 8 bulan sampai jadi sertipikat tanah sekaligus ganti nama keahli waris.

Kenapa tidak diurus saat orang tua masih ada? Begitu pertanyaan dari saudara atau teman yang mencoba mengulik kenapa aku baru sekarang mengurus semua ini. Aku jawab, karena waktu bapak atau ibuku masih ada/hidup mereka belum pernah secara langsung memintaku mengurus tanah + rumah itu dibalik nama atas namaku. Masa’ iya aku mau menyodor-nyodorkan diri meminta pada mereka agar tanah + rumah yang kutinggali itu dibalik namaku? Gak etis dan gak sopan kan..?! Walau secara lisan mereka sudah mengatakan kepadaku dan saudara-saudaraku (kakak, adik-adik dan lainnya) bahwa rumah yang kutempati itu diberikan kepadaku. Sekarang setelah kedua orang tuaku telah tiada, kakak menyuruhku segera mengurus balik nama (turun waris) tanah dan rumah itu.

Awal mula semua kulakukan sendiri karena kupikir lewat notaris akan sama saja aku harus turun kebawah untuk urusan RT, RW, Dukuh kemudian kelurahan karena menurut informasi pihak kelurahan sini tidak mau pihak ketiga yang mengurus, harus ahli warisnya atau salah satu dari ahli waris. Belum lagi mengurus akta kematian orang tua ke Jawa Timur karena KTP orang tua dari sana, dan juga urusan pembuatan Surat Keterangan Ahli Waris (SKW), Pernyataan Ahli Waris dan surat-surat lain sebagainya sebagai kelengkapan dokumen pendukung, ahli waris harus datang sendiri ke kelurahan sana (Jawa Timur). Tanda tangan di depan pak lurahn dst.
Jujur saja, yang paling njelimet adalah meminta tanda tangan dan cap. Ini yang buat aku wira wiri.

Dalam mengurus konversi dan turun waris ini aku dibantu oleh Nathan (Jonathan) seorang teman yang bekerja di notaris, sudah kuceritakan diatas ya. Aku banyak bertanya padanya, segala macam prosedur dan apa saja yang harus dilengkapi.  
Dari pengalaman yang aku peroleh selama ini ternyata kebijakan instansi satu dan yang lainnya ada perbedaan. Ada yang ketat pada peraturan, ada yang sedikit longgar. Tergantung kebijakan masing-masing.

Semoga lancar, tidak ada masalah lagi dan cepat selesai dengan baik. Aamiin ya Allah…





 





Rabu, September 05, 2018

Kapan Nikah?

Bagi yang masih jomblo sering ditanyain kapan nikah? Itu terjadi padaku beberapa tahun lalu. Sampai-sampai aku paling tidak suka ikut acara keluarga termasuk saat Lebaran berkunjung ke rumah saudara yang hampir pasti menerima pertanyaan "sulit itu". Aku lebih suka tidak ikut acara kumpul-kumpul, entah itu kumpul keluarga, kumpul bareng teman-teman. Aku sering absen acara reuni ini itu karena aku menghindari pertanyaan-pertanyaan menyebalkan itu. Aku lebih menarik diri dari dunia kumpul-kumpul, lebih suka menyendiri di rumah atau bepergian sendiri.
Sekarang pertanyaan "kapan nikah" sudah jarang kudengar lagi, meski satu dua orang masih ada yang menanyakannya. Barangkali mereka bosan atau mereka akhirnya mau mengerti aku.
Bagi jomblo seperti aku usia menikah sudah melewati batas walau sebagian orang masih pantang menyerah mengejar jodoh. Hak mereka bagi yang masih rajin mengejar jodoh dan menjadi hakku dan sebagian orang yang akhirnya mengikhlaskan keadaan menjomblo sampai saat ini. Artinya kita sudah tidak target lagi urusan jodoh, tidak mengejar dan tidak menolak andai suatu saat jodoh datang. Dalam doaku sehari-hari pun urusan jodoh tidak menjadi prioritas lagi. Aku sudah cukup lama tidak berdoa minta jodoh. Lebih menyerahkan segalanya pada yang Maha Kuasa daripada meratapi keadaan. Apakah aku sudah bosan berdoa meminta jodoh..? Entahlah. Yang pasti aku tidak pernah bosan meminta/berdoa untuk urusan lainnya. Aku tetap bersandar pada Allah yang mempunyai kehidupan ini.

Kalo ada yang masih terus bertanya, "kapan nikah" itu tandanya mereka tidak mau mengerti kita yang jomblo atau sekedar pertanyaan basa basi. Menghadapi orang seperti ini kita yang harus berusaha membuat mereka mengerti dengan cara menjelaskan apa yang menjadi tujuan hidup kita atau menjelaskan mengapa kita sampai sekarang belum menikah/tidak ingin menikah.

Hal yang perlu diingat bagi yang jomblo (termasuk aku) adalah: menikahlah karena keinginan sendiri dan atau karena sudah siap untuk menikah, bukan karena tekanan dari pertanyaan "kapan nikah?".
Pernikahan itu kita yang jalani. Ketika masalah muncul dalam rumah tangga, kitalah yang akan merasakan. Bukan saudara, teman, ataupun tetangga.

Jadi, berhentilah wahai orang-orang yang suka menanyakan "kapan nikah?". Sungguh itu pertanyaan yang sangat membosankan bagi kami yang belum menikah.

Sabtu, Juni 02, 2018

Gracias Zidane

Zinedine Zidane
Tanggal 31 Mei 2018 lalu benar-benar menjadi hari yang membuat hati bersedih, khususnya fans Real Madrid.
Waktu itu sekitar jam 18.00 WIB sambil berbuka puasa seperti biasa aku baca berita lewat twitterku. Ada sebuah pengumuman di laman Real Madrid, press conference. Press con apa aku tidak begitu menghiraukan tetapi aku sempat berpikir sejenak ada pengumuman apa ya? Liga domestik musim ini sudah selesai, liga champion juga sudah selesai, lalu pengumuman apa? Kan ini waktunya pemain-pemain "mudik" untuk persiapan Piala Dunia 2018 di Rusia.
Ahh... Apa mungkin pengenalan jersey baru? Kataku dalam hati selanjutnya sambil scroll berita-berita lain yang ada di temlen twitterku.
Gak sampai 30 menit pengumuman press con dari Real Madrid, tiba-tiba sudah beredar berita Zinedine Zidane pamit mengundurkan diri dari kursi pelatih Real Madrid. Deg..! Kaget rasanya membaca berita itu. Benarkah..? Aku sempat tidak percaya membaca berita itu. Aku scroll portal berita lainnya, baik yang dari luar negeri ataupun dalam negeri. Ternyata benar Zidane pamit gak jadi pelatih Madrid lagi. Sedih bukan kepalang rasanya :(
Makanan buka puasa yang sudah kutelan tadi rasanya mau keluar lagi. Tadinya nyantai sambil buka puasa sambil baca-baca berita mendadak drop dan gak nafsu makan lagi. Lemas dan hilang mood seketika.
Wajah Florentino Perez dalam menemani Zidane press con kelihatan sekali memendam kesedihan yang mendalam. Sorot matanya menunjukkan bahwa dia terguncang akan keputusan Zidane yang mendadak itu. Bagaimana tidak, belum juga seminggu merayakan kemenangan di Liga Champions, berhasil meraih trofi ke 13 UCL.., tidak ada angin, tidak ada badai, tidak ada rencana, tidak ada gosip tentang Zidane mau hengkang, tiba-tiba Zidane pamit mengundurkan diri sebagai pelatih Real Madrid. Saat anak-anak asuh Zidane pulang ke negara masing-masing untuk memperkuat timnas mereka berita ini mencuat dan bikin syok presiden Perez, pemain, fans dan publik penggila bola lainnya. Dunia sepakbola gempar! Benar-benar sebuah keputusan yang mendadak, sulit dipercaya dan tentu bagi kami (fans, manajemen klub) ini mirip sebuah "bom meledak" ditengah-tengah kegembiraan.
Demikian kemarin aku lihat Florentino Perez saat menempatkan trofi ke 13 UCL milik Real Madrid di markas El Real wajahnya masih terlihat sedih. Ya, seharusnya Perez bersama Zidane meletakkan trofi tersebut di sana. Zidane sudah membuat keputusan, Zidane sudah pamit mengundurkan diri, Zidane sudah mengukir sejarah indah untuk Real Madrid, Zidane sudah membuat klub, manajemen dan para fans bangga.
Sukses selalu Zidane.., dan kami berharap suatu saat nanti anda melatih kembali di klub kebanggaan ini, Real Madrid.

Gracias Zizou... Hala Madrid..!

Rabu, Mei 30, 2018

Piala ke 13 dan "Ramos vs Salah"


Final Liga Champions musim 2017/2018 yang mempertemukan Real Madrid vs Liverpool memang sudah selesai dan menghasilkan Real Madrid sebagai jawaranya. Perhelatan telah usai namun meninggalkan bekas goresan yang mungkin bagi sebagian orang akan tetap menempel di kepala yaitu insiden Sergio Ramos dan Mohamed Salah “kontak fisik” yang berakibat keluarnya Salah dari kompetisi tersebut dimenit 30. Sayang memang kejadian tersebut harus terjadi, terlepas siapa yang salah, sengaja atau tidak kalau dilihat kembali bahwa apa yang dilakukan Ramos sebagai seorang bek wajar-wajar saja. Menjadi tidak wajar karena terlihat ditayangan ulang dan foto-foto yang beredar tangan kiri Ramos menjepit tangan kanan Salah dan menariknya sehingga Salah terjatuh kearah kiri dan tangan kiri Salah menyentuh tanah kemudian menahan badannya yang terjatuh bersama Ramos. Tetapi sebelumnya ada foto yang beredar bahwa tangan Salah lah yang duluan masuk ke lengan Ramos dan menahan tangan kiri Ramos sehingga terjadilah apa yang terlihat, yaitu tangan kanan Salah dijepit dan ditarik lengan kiri Ramos kemudian mereka sama-sama jatuh. Sialnya Salah mengalami cedera tangan kirinya dan Ramos baik-baik saja.
Ramos terlihat bersalah karena dianggap bermain “kotor” yang menyebabkan Salah harus pergi meninggalkan lapangan dibabak pertama yang belum selesai dan Liverpool mengalami kekalahan 1-3 dari Real Madrid. Ramos selama ini dikenal sebagai pemain yang kasar sedangkan Salah sebagai seorang pemain yang baik. Jadi dengan kejadian itu wajar saja Ramos menjadi si “penjahat”.
Melihat apa yang dilakukan oleh Ramos sebagai seorang bek, wajar-wajar saja dia melakukan tekel. Bukankah tugas seorang bek adalah menghalau, menghadang dan “mematikan” serangan lawan agar gawang timnya tidak kebobolan? Bukankah sebagai seorang bek harus mempunyai fisik yang kuat dan “gahar”..?! Kalau sebagai seorang bek lembek ya gak laku lah, mana ada klub bola mau pakai bek letoy? Ngapain mainkan bek lembek yang ada malah gawang kebanjiran gol lawan.
Kalau dilihat kembali tekel Ramos terhadap Salah termasuk tekel bersih karena kaki Ramos sudah menyentuh bola dan wasitpun tidak memberi hukuman kan pada Ramos?
Usai pertandingan Ramos mungkin sadar bahwa di media sosial dirinya jadi bahan cacian pendukung Salah dan Liverpool. Dia telah menulis sebuah pernyataan kepada Salah di media sosialnya, tetapi itu semua tidak menghentikan serbuan makian padanya.
Seorang pengacara Mesir katanya mau menuntut Ramos sekitar 16 T karena ulah dia terhadap Salah. Apa bisa “kecelakaan” di arena olahraga digiring ke hukum di luar itu? Cuma nanya sih, soalnya aku awam soal hukum. Bukankah dalam sebuah pertandingan olahraga sudah ada tim pengadilnya yang berhak menentukan seorang olahragawan atau seorang pelatih, atau sebuah tim melakukan kesalahan? Di sepakbola ada wasit yang memimpin sebuah pertandingan, sehingga apabila ada pelanggaran di lapangan selama pertandingan digelar wasitlah yang berhak memberi hukuman pada pemain, pelatih yang membuat pelanggaran di dalam lapangan. Suporter sepakbola pun ada sanksi bila mereka membuat ulah di dalam stadion atau saat pertandingan berjalan.
Ada orang luar negeri yang membuat petisi (online) untuk Ramos agar dihukum karena ulahnya terhadap Salah. Kemarin aku baca petisi tersebut sudah tembus 500ribu tanda tangan. Entahlah apakah petisi itu didengar oleh UEFA atau FIFA. Yang pasti jika UEFA mengabulkan petisi tersebut ancaman Ramos tidak bisa bermain di Piala Super Eropa dan mungkin pertandingan lain yang diikuti Real Madrid (tergantung sanksinya seperti apa). Jika FIFA ikutan menyetujui petisi itu bisa dipastikan Ramos akan absen di Piala Dunia 2018 Rusia membela timnas Spanyol. Ahh… semoga semua itu tidak terjadi. Aku rasa UEFA dan FIFA tidak mau didikte oleh petisi semacam itu, dan pastinya mereka akan melihat, menyelidiki sebelum menjatuhkan sanksi. Itupun jika mereka menggubris petisi online tersebut.
Sesungguhnya kejadian seperti yang dialami Ramos vs Salah itu hal yang biasa terjadi dalam pertandingan sepakbola. Hal ini jadi gempar karena Ramos sebagai pelaku “kotor” melawan Salah sebagai pemain baik-baik. Lalu bagaimana dengan nasib pemain Madrid, Carvajal yang mengalami cedera hamstring? Rupanya cederanya Carvajal kalah heboh sama Salah. Berita tadi pagi aku baca bahwa Carvajal diperkirakan bisa ikut di Piala Dunia. Syukurlah…
Dari tanah air ada seseorang yang mengaku sebagai fans Liverpool merasa tidak terima ada muslim yang “teraniaya” dan akan demo di Kedutaan Besar Spanyol di Jakarta. Duh mak..! Kenapa urusan sepakbola dikait-kaitkan dengan agama? Sesensi itukah dia? Kalau rakyat Mesir marah terhadap Ramos wajar, karena mereka khawatir Salah absen dalam perhelatan Piala Dunia yang sebentar lagi digelar di Rusia. Harapan mereka besar terhadap Salah yang sedang on fire, apalagi setelah tahun 1990 (kalo tidak salah) Mesir absen dalam Piala Dunia dan sekarang berhasil masuk kembali menjadi salah satu peserta Piala Dunia tahun 2018 ini. Fans Liverpool marah besar terhadap Ramos juga sangat wajar karena sekian tahun mereka kehilangan gelar juara Liga Champions dan juga EPL, serta momen kembalinya mereka diajang Liga Champions dan masuk final pula bubar begitu saja karena kejadian Ramos dan Salah itu.
Secara pribadi aku pun kagum pada sosok Mo Salah ini. Dia menjadi top scorer di EPL dan beberapa penghargaan yang sudah disabetnya di musim ini bahkan digadang-gadang bakal menerima Ballon d’Or pengganti Ronaldo dan Messi. Pemain yang sedang on fire ini memang telah menyihir penggemar sepakbola di kolong jagat ini. Jadi sangatlah wajar publik Mesir sangat bangga pada Salah, dan sangat marah bila bintang sepakbola mereka terluka dan terancam tidak ikut Piala Dunia yang sudah mereka idam-idamkan sejak lama.

Dari lubuk yang paling dalam aku mendoakan semoga Mohamed Salah cepat pulih dari cederanya dan bisa membela timnas Mesir di Piala Dunia nanti. Salah bisa beraktivitas kembali dan menjadi pesepakbola handal dikemudian hari. Siapa tahu setelah era Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi, Mohamed Salah menjelma menjadi superstar sepakbola menggantikan mereka berdua.