Rabu, Desember 30, 2009

2 Hari Lagi Tahun Baru 2010

Januari yang lalu,
Seperti yang sudah-sudah, awal menulis tanggal sering keliru pada tahunnya, tertulis tahun yang lama.
Mengawali tahun dengan hal yang baru (maunya), tapi ternyata koq sama saja dengan kemarin. Masih jalan ditempat alias masih itu-itu saja. Kesalahan pertama yang kubuat dalam tahun yang baru

Februari yang lalu,
Kata orang ini bulan cinta. Ga juga! Biasa saja, karena selalu aku menganggap bulan Februari ini sama saja dengan bulan-bulan yang lain. Cuma Februari ini jumlah harinya lebih sedikit dibanding bulan yang lain. Ini berarti lebih cepat gajian bagi kami yang bekerja. Hehehe...
Eit, nanti dulu. Menjelang akhir Februari lalu aku menemukan teman lama di fesbuk. Busyet.., bener-bener orang yang kucari selama ini. Thanks God, finally I found him.

Maret yang lalu,
Ini bulan ketiga diawal tahun. Obrolanku dengan teman lamaku semakin sering. Lucu, indah dan kadang-kadang nyebelin.
Di bulan ini juga aku bertemu kembali dengan teman lamaku itu. Hmm..., so sweet, so nice, and also grrr...!! Bikin bete, hahaha...

April yang lalu,
Melanjutkan pekerjaan yang sudah-sudah. Rumah - kantor, kantor - rumah. Nyaris monoton!

Mei yang lalu,
Mulai iseng ikutan kampanye. Tim biru, tim elit.

Juni yang lalu,
Tepatnya pertengahan bulan ini aku beserta keluarga mendapat berita, bahwa ibuku masuk rumah sakit. Segera aku pulang, dan menemui ibuku sudah terbaring tak berdaya dengan selang infusnya.
Aku, kakak, adik & ipar, keponakan serta keluarga besar lainnya sempat menunggui beliau di rumah sakit.
Pada saat mereka pulang, pada hari ke 9 tinggal aku, bapakku & tanteku, ditemani suster, selepas maghrib ibuku dipanggil Yang Maha Kuasa. Lemas rasanya badan ini melihat kepergian beliau. Innalillahi wa'innailaihi ro'jiun.

Juli yang lalu,
Bulan ketujuh. Bulan istimewa bagiku. Karena pada bulan ini aku berulang tahun untuk yang kesekian kalinya. Alhamdulillah.., aku masih diberi kesempatan menikmati hidup. Oya, dibulan ini juga Pilpres diadakan. Yang menang? Sudah tahu kan?!

Agustus yang lalu,
17 Agustus-an, meriah dengan ornamen warna merah putih dimana-mana. Yang paling aku suka pada saat 17-an adalah nonton upacara bendera di istana melalui tv. So simple kan? Paling tidak, aku masih punya semangat 45 walaupun cuma nonton upacaranya di tv.

September yang lalu,
Lebaran jatuh pada bulan ini. Aku mudik bareng kakak dan keluarganya. Adikku udah mudik duluan. Adikku yang bungsu kali ini berhalangan ga bisa ikutan mudik. Tapi tetep saling mengucapkan Selamat Lebaran walupun lewat telepon. Silaturahmi bersama keluarga, saling maaf-memaafkan.
Pada akhir bulan ini aku bertemu si-borokokok. Hahaha... Jalan-jalan lagi, makan-makan lagi. Ufh... kenyang juga bro.

Oktober yang lalu,
Aku bergabung dengan manajemen baru. Spirit baru dengan speed yang luar biasa! Wow..., thanks, sudah membuat perubahan dalam kinerjaku.

November yang lalu,
Nyaris tidak ada yang perlu diceritain lagi karena semua berjalan seperti yang sudah-sudah.

Desember ini,
Bulan yang identik dengan akhir tahun = pesta malam tahun baru.
Sebetulnya, aku bukan tipe orang yang suka pesta-pesta pada saat malam tahun baru. Paling sering kulewati di rumah saja, atau pergi makan-makan di luar beserta keluarga.
Tapi kali ini, pada bulan ini aku menghadapi sebuah pekerjaan yang nyaris bikin aku muntah! Bukan karena banyakknya pekerjaan, tetapi aku bingung cara "menyelesaikan pekerjaan itu" sendiri. Mau begini, ntar gimana? Mau begitu, ntar gimana? Please Tuhan, tolong aku supaya dapat menyelesaikan semuanya dengan baik. PertolonganMu sungguh aku butuhkan. Ini doa akhir tahunku padaMu Tuhan.

Hmm..., tahun baru sudah di depan mata. Harapanku kedepan, resolusi 2010 : be a good woman, strength & get the better life.

Selasa, Desember 22, 2009

Patahnya 2 Batang Pensil

Bener lho.., ini bener-bener terjadi saat aku ikut T.O.T seminggu yang lalu. Awalnya sempat ragu, apa aku bisa mematahkan pensil dengan telunjuk jari tanganku? Pasti sakit, pikirku. Tapi setelah kulakukan ternyata ajaib..., pensil itu patah menjadi dua! Horee...!! Teriakku seperti anak kecil. Karena penasaran, kupatahkan satu pensil lagi, dan berhasil!! Yess... aku bisa melakukannya tanpa keraguan. Aku bisa, aku bisa!!
Teriakku dalam hati. Hihihi... norak bin katrok ya? Biarin.

Selasa, Desember 15, 2009

7 Desember 2009

Dina buru-buru bangun dan bergegas mandi. Pagi ini dia harus segera tiba di kantor lebih pagi dari biasanya karena harus menemani pimpinannya menemui distributor di kantor Kuningan Jakarta Selatan. Gawat, jangan sampai telambat, kata Dina dalam hati. Tahu sendiri, hanya selisih 5 – 10 menit telat keluar dari rumah bakal menemui kemacetan yang luar biasa. Inilah Jakarta! Selalu krodit dengan kemacetan, gerutu Dina sambil menyambar tas kerjanya yang ada di meja.
Pagi ini Dina harus memastikan bahwa semuanya beres agar bos tidak ngomel-ngomel karena ada hal yang dianggap tidak sempurna.
Sebagai seorang sekretaris disebuah perusahaan elektronik terkemuka di negeri ini, dia harus profesional dalam bekerja. Mulai dari mengecek agenda kerja, menyiapkan keperluan pimpinan hingga hal-hal kecil yang menyangkut keperluan pimpinan selama dinas tidak luput dari perhatiannya.
Dina bekerja sebagai seorang sekretaris sudah tujuh tahun di perusahaan ini. Perusahaan elektronik yang terletak di wilayah Jakarta Utara ini sudah memberi banyak hal, suka dan duka. Lawatan keberbagai daerah/kota di Indonesia dan beberapa negara di Asia Tenggara dan Australia pernah disinggahinya. Itu semua berkat Dina menjadi seorang sekretaris. Punya teman/relasi banyak dan gaji yang layak plus fasilitas kesehatan yang baik diperolehnya. Dukanya, bila akhir bulan dia harus menemani bos menunggu closing product dari cabang-cabang yang dilaporkan oleh bagian sales. Biasanya bos suka rewel dengan keterlambatan laporan yang masuk, belum lagi koreksian laporan yang dilimpahkan pada dirinya. Urusan pekerjaan sebetulnya tidak masalah bagi Dina, yang membuat telinganya merah bila bos sudah marah-marah yang tidak fokus. Ini sifat jelek bosnya yang selalu harus dimaklumi. Dina harus ekstra sabar dan harus pintar-pintar melayani bosnya.

Jam sudah menunjukkan pukul 07.35 WIB, masih ada waktu 15 menit untuk mengecek ulang perlengkapan yang akan dibawa nanti. Oke, semuanya sudah beres dan tidak ada yang terlupa.
Pak Handoko, pimpinan Dina atau biasa disebut bos oleh Dina datang tepat jam 07.55. Setelah menanyakan semua persiapan kepada Dina, mereka langsung berangkat.
Pak Yono, supir kantor yang setia menemani kemanapun bos pergi, kali ini sedikit berwajah ceria. Dina pun iseng bertanya, “Pak, tumben pagi-pagi sudah ceria. Ada kabar bahagia ya?”, tanya Dina mencoba membuka pembicaraan pada pak Yono.
Pak Yono tersipu-sipu mendengar pertanyaan Dina, sambil menjawab : “ iya mbak. Anak saya sudah lulus pendadaran kemarin”. “Wah hebat! Sebentar lagi di wisuda donk Pak?” Kata Dina melanjutkan pertanyaannya kepada pak Yono. “Iya mbak”, jawab pak Yono kemudian.
Selama perjalanan mereka bertiga tidak banyak bicara. Sesekali Pak Handoko menerima telepon melalui telepon selulernya. Sementara pandangan Dina lebih sering keluar memperhatikan jalanan ibukota yang padat sambil sesekali melihat pemandangan gedung-gedung bertingkat yang ada di kiri kanan jalan.

Tiba di kantor Kuningan, Dina dan Pak Handoko langsung menuju ruang pertemuan. Di sana sudah ada Pak Wisnu, seorang Sales Manager Mereka berbincang-bincang sambil menunggu pihak distributor. Kali ini yang menjadi mitra kerja adalah sebuah perusahaan elektronik yang berada di Jawa Timur.
Dina menyiapkan segala keperluan rapat, sementara Pak Handoko dan Pak Wisnu sedang membahas program-program yang akan dibawa ke Malaysia minggu depan. Tiba-tiba Pak Handoko memanggil Dina. “Din, persiapan untuk ke Malaysia minggu depan sudah beres?” Dengan cepat Dina langsung menjawab “sudah Pak. Tiket pesawat PP sudah saya booking dan untuk akomodasi sudah saya kontak ke cabang Malaysia untuk di bookingkan. Dan informasi terakhir yang saya terima dari cabang Malaysia melapokan, bahwa semuanya sudah siap, Pak”. “Oke, terima kasih Din”, ucap Pak Handoko.
Setelah mempersiapkan keperluan rapat Pak Handoko, Dina mengambil posisi duduk agak kesamping, dekat Bu Inggrid seorang manager dari divisi lainnya. Sedangkan Pak Handoko dan Pak Wisnu duduk bersebelahan. Pas-lah mereka kan satu tim yang satu Marketing Manager dan satunya lagi Sales Manager, pikir Dina sesaat sebelum tamu yang ditunggu-tunggu datang.
Tepat pukul 10.15 rombongan dari perusahaan jamu tersebut datang didampingi Pak Wijaya direktur utama tempat Dina bekerja. Setelah perkenalan dan basa-basi lainnya, masuklah acara inti yang dinanti-nanti. Hmm…, Bos perusahaan rekanan yang sedang berbicara di depan mempresentasikan produk-produknya ternyata oke juga. Hehehe…., keren juga, kata Dina dalam hati. Tanpa disadari Dina, Bu Inggrid yang ada disebelahnya juga berkomentar sama tentang Pak Wijaya. “Penilaian kita koq sama ya Bu?” celetuk Dina sambil berbisik-bisik. “Iya”, jawab Bu Inggrid singkat sambil tersenyum memandang Dina. “Ssstt…, Pak Wijaya melihat ke kita Bu. Sepertinya Dia terasa kalau jadi pusat perhatian kita Bu”, tulis Dina pada secarik kertas yang disodorkan ke Bu Inggrid. Tak lama kemudian Bu Inggrid tersenyum sambil melihat wajah Dina yang manis tersenyum juga. Kemudian Dina menulis dikertas lagi “intermezzo Bu. Hehehe….”, lalu disodorkan kertas itu pada Bu Inggrid. “Iya, daripada manyun. Hehehe…”, tulis Bu Inggrid pada Dina.

Usai rapat, Dina buru-buru memberesi bawaannya. Semua yang ada di ruangan itu menuju ruangan yang sudah disiapkan untuk makan siang.
Bos-bos dan para tamu mendahului untuk mengambil makan siang, sedangkan Dina masih asyik menerima telepon dari rekan kerjanya yang di kantor. Ada urusan kerja yang harus disampaikan ke Pak Handoko. Semua pesan dari kantor sudah direkam di kepala Dina dan usai makan siang harus segera di sampaikan ke Pak Handoko.
Setelah makan siang selesai Dina-pun menghampiri Pak Handoko untuk menyampaikan pesan dari kantor.

Usai acara tersebut, Dina dan Pak Handoko kembali ke kantor. Selama perjalanan Pak Handoko lebih sering bicara pada Dina dan Pak Handoko. Kali ini obrolan Pak Handoko lebih ke hal-hal yang lucu-lucu. Mungkin ingin melepas kepenatan rutinitasnya saja beliau begitu. Dan juga bisa dibilang pengusir kantuk setelah pertemuan dan makan siang tadi.
“Pak Yono sudah makan?” Tanya Pak Handoko tiba-tiba. “Sudah Pak” jawab Pak Yono. “Tadi di kantor sana disediakan makan buat driver-driver. Kenyang Pak”, lanjut Pak Yono meyakinkan pertanyaan Pak Handoko. Pak Handoko-pun mengangguk-angguk.
Dalam perjalanan pulang ke kantor Dina lebih banyak diam. Sampai-sampai Pak Handoko iseng bertanya padanya. “Tumben Din, koq diam aja?” Iya Pak, ngantuk kekenyangan tadi. Seloroh Dina sambil tertawa kecil.
Hujan mulai turun. Rintik-rintik air mengenai kaca mobil. Hmm… hawanya semakin enak buat tidur nih, pikir Dina.
Kemudian Dina melirik pada Pak Handoko sedang asyik dengan blackberry-nya, Pak Yono sedang berkonsentrasi pada kemudi. Sedangkan Dina asyik melihat air hujan sambil sesekali membalas sms yang masuk ke handphone-nya.

Tak terasa mobil yang kami naiki memasuki halaman kantor. Pak Yono menghentikan mobil persis di depan pintu lobby kantor sehingga kami turun tidak kehujanan. Pak Handoko, Dina turun dari mobil dan tidak lupa mengucapkan terima kasih pada Pak Yono.
Dina-pun langsung masuk ke lift menuju lantai empat tempat ruang kerjanya berada. Sedangkan Pak Handoko mampir ke salah satu rekan kerjanya yan berada dilantai dasar.
Sore itu jam sudah menunjukkan pukul 17.35 WIB. Segera Dina memberesi berkas-berkas kerjanya. Pak Handoko sudah pulang 20 menit sebelumnya. Pekerjaan untuk esok hari sudah disiapkan Dina dalam agenda kerjanya. Setelah selesai, Dina bergegas pulang meninggalkan kantor.
Hari ini beberapa pekerjaan sudah terselesaikan oleh Dina. Esok ada pekerjaan baru dan pekerjaan yang belum sempat diselesaikan masih menunggu. Begitulah setiap harinya Dina menapaki rutinitasnya sebagai seorang sekretaris.

Sabtu, Desember 05, 2009

Mengenang Yang Lalu, Membina Yang Baru

Reuni lewat fesbuk yang pertama kali kami lakukan. Melalui teman-teman yang sudah kami temukan, mulailah acara itu disusun. Reuni teman-teman lama. Aku yang masih terdampar di Jogja mulai giat mencari informasi sana-sini. Sms, telepon, chatting, apa saja yang sekiranya bisa untuk menghubungi teman-teman, aku lakukan. Tempat reuni di Jogja. Karena ini teman-teman semasa kuliah yang tidak satu kampus denganku. Teman main kala jam kuliah kosong atau kala liburan tiba.

Astaga..!! Orang itu nongol juga, gumamku dalam hati. Laki-laki yang selalu kunilai good looking itu akhirnya berani muncul, menampakkan batang hidungnya. Ga salah nih...? Kamu Roy..? Tumben ikutan? Bukannya kamu takut ama istri kamu? Selalu beralasan bila diajak kumpul-kumpul gini? Tanyaku padanya.
"Hehehe..., kali ini aku pakai alasan lain lagi supaya lolos dari curiganya". Kata Roy santai. Manusia satu ini memang pernah ketahuan selingkuh oleh istrinya. Sejak itu dia selalu kucing-kucingan dengan istri bila ada acara bersama teman-temannya. Selalu curiga dan mosi tidak percaya yang keluar dari istrinya. "Syukurin..!!" Ledekku padanya bila dia memberi alasan terhadapku atau kepada teman-teman lainnya.
Bukannya apa-apa..., manusia yang satu ini super nyebelin. Hampir semua akses untuk menghunginya ditutup. Sampai-sampai daftar teman-teman di fesbuk-pun di hidden olehnya. Jadi orang yang belum jadi teman di fesbuknya tidak bisa melihat daftar teman-temannya. Ck ck ck... Banci, betul-betul pengecut! Umpatku. "Takut mantan-mantan ikut nimbrung difesbuk-ku", katanya enteng. Anjrit..! Sebegitu pentingnya kamu, Roy? Teriakku padanya.
Makanya, kalo masih takut istri ga usah macam-macam-lah Roy. Kataku kemudian. Hehehe... Roy nyengir kuda untuk menutupi rasa malunya.

Reuni diselenggarakan malam minggu. Bertempat disebuah restauran bernuansa Bali dan ber-dress code hitam atau putih, atau kombinasi hitam dan putih.
Selesai maghrib, aku bergegas dandan. Baju yang kupakai terusan hitam. Praktis dan ga banyak aksesoris selain jam tangan, gelang, cicin dan anting yang biasa kupakai. Sepatu berhak sedang warna putih tulang dan tas kecil warna hitam. Sederhana dan nyaris semuanya hitam-hitam yang kupakai malam itu. Untung kulitku putih jadi terlihat kontras saat aku mengenakan baju tersebut. Aku ga pintar dandan, jadi penampilanku sederhana. Yang penting ga salah kostum atau norak.
Jam menunjukkan pukul 18.30. Aku sudah siap, tinggal tunggu jemputan teman. Lima menit kemudian Yustin yang didampingi suaminya datang menjemputku. Undangan tertera pukul 19.00 tepat. Yang telat dihukum nyanyi sambil berjoget didepan teman-teman. Untunglah lokasi restauran itu tidak jauh dari rumahku, jadi aku dan Yustin terhindar dari hukuman tersebut.

Pukul 18.55 meja yang kami pesan sudah penuh dengan undangan. Suara tawa dan senda gurau teman-teman begitu riuh terdengar. Semua hanyut dalam kenangan masa lalu.
Tiba-tiba aku menatap seseorang yang duduk diujung meja. Hei..., itu kan Bono? Kenapa dia banyak diam? Kemana istrinya? Tanyaku pada Yustin. Yustin yang duduk disebelahku menyenggol lenganku. "Dia masih jomblo", kata Yustin. "Oohh..., sama kayak aku donk?" gurauku. "Kamu minat ga?" sambung Yustin. "Ga ah Yus", bisikku pada Yustin. "Kenapa Lel?" Ga kenapa-kenapa aja. Jawabku ringan.

Acara demi acara sudah dilewati. Gelak tawa dan gurauan terlontar. Tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul 21.30. Restauran masih tampak ramai, inikan malam minggu. Jam tutup restauran lebih malam dari biasanya.
Usai acara kami semua saling berjabat tangan dan berpelukan. Saling mengucapkan sampai berjumpa lagi, keep in contact, etc.
Bono yang dari tadi mojok, tiba-tiba menghampiri aku dan Yustin. "Hai... Lel, Yustin. Kalian pulang dengan siapa?" tanya-nya. "Aku bareng Yustin", kataku. Kamu sama siapa Bon..? tanyaku balik. "Sendiri aja". Kata Bono.
Sambil ngobrol kami menuju parkiran. Wah, ternyata teman-teman masih ada yang asyik ngobrol di sana. Kami sempat nimbrung sebentar, kemudian kami pamit diikuti yang lainnya.
Seru...!! Temu kangen malam itu sukses. Reuni kecil yang kami buat membawa kenangan indah yang tak terlupakan. Teman lama terjalin kembali, teman baru terbina untuk sebuah persahabatan.

Malam bergulir semakin larut. Tampak bintang bertaburan di atas sana. Terima kasih Tuhan, malam ini tidak turun hujan. Sehingga acara reuni kami dapat berjalan dengan
lancar. Ucapku dalam hati.

Jumat, November 13, 2009

Pagi-Pagi Udah Bohong

Ochin bohong lagi. Lagi lagi bohong...
Apa dikira aku ga tau ya? Ahh... pura-pura aja ga tau. Biar dia ke Ge eR-an kalo kebohongannya tidak diketahui olehku. Dasaaarrr...!! Penyakit orang yang ga mutu.
Mboh wis..., aku ora mudeng. Lama-lama isi blogku ini ikutan ga mutu kalo isinya cuma gini-gini aja.

Kamis, November 12, 2009

Puiiihhh...!!

Ga semestinya aku bertemu lagi ama anjing ras itu. Rasanya pengen nendang sejauh mungkin dari hadapanku, kalo ga aku ingat anjing juga adalah makhluk Tuhan.
Sumpah...!! Muak rasanya lihat tampang dan kelakuannya yang menyebalkan. Aku jadi berpikir, buat apa bagus kemasan tapi kelakuannya busuk! Puiihh..., sakit perutku ngeliat anjing itu.

Rabu, November 11, 2009

It's Not Too Late

Untuk memulai hal baru yang bisa merubah pada sesuatu yang lebih baik dari saat ini. Tapi kenapa selalu mendapat halangan yang itu-itu saja, yang bikin 'eneg' dan pengen banget nampar orang itu!! Huuh..., memang susah bicara ama orang (maaf)'budeg hati' dan ga punya nurani. Mending ngomong sama si bryan kucing penjaga rumahku yang pemalas itu. Paling enggak dia diam dan mendengarkan omonganku sambil tiduran diatas keset depan rumah.
Bryan, untung aku masih punya hati yang baik dan ga tegaan (ceilehh..!!), jadi masih bisa ketahan perbuatan brutal itu. Kalo enggak aku bisa menjadi manusia buas seperti nenek moyangmu yang di hutan itu. Ihh... amit-amit, jangan sampe!!

It's not too late. Betul ga bryan...? Mulai saat ini kita harus semangat. Semangat membangun hal-hal yang bisa membuat kita survive. Makanya, kenapa aku suka Oshin. Semangat dia yang pantang menyerah dalam mengarungi kehidupan ini. Seorang gadis cilik hingga dewasa terus menerus berjuang untuk meraih yang lebih baik. Bisa ga ya aku seperti dia? Minimal semangat juangnya

Jumat, November 06, 2009

Hal Baru

Hal baru ga selalu tidak nyaman. Ada positifnya yang kuperoleh, paling enggak aku membiasakan mandi lebih pagi lagi, jam 06.00 udah cebar-ceburr... guyur air disekujur tubuh. Berangkat kerja lebih pagi dan mengurangi kebiasaan buruk kelamaan leyeh-leyeh di rumah. Biasanya sih jam 06.30 aku baru mandi, dan berangkatnya lebih nyantai, yang penting ga telat nyampe kantor. Kadang-kadang telat juga nyampenya. Hihihi....

Dari segi ketidak nyamanan yang kutemui dari hal baru ini : Pekerjaan rumahku keteteran, semakin amburadul karena waktu mengerjakannya terburu-buru dan waktunya sedikit. Kalo kuforsir badanku yang tidak kuat. Akhirnya..., ya sudahlah! Sekuat aku mengerjakan pekerjaan rumahku. Toh yang menghuni rumahku hanya aku sorangan, paling yang komplin adik atau kakak pas kalo mereka main ke rumah plus tetangga yang membatin. Hehehe...
No problemo!!

Minggu, November 01, 2009

Hari Minggu Pagi

Good morning my day...!!
Jogja cerah, Jogja gerah. Panas buangeett...!! Sampe 37 derajat celcius katanya. Pantas cucianku cepet keringnya.
Hari ini ga ada yang istimewa untuk diceritain. Ga ada curhat, ga ada berita spektakuler yang asik buat dibahas. Berita TV pun masih berkutat soal KPK vs POLRI.
Hidup KPK!! Wuihh.. hubungannya apa? Pendukung aja, biar KPK ga dibubarin atau dikebiri. Wis, wis... aku ga mau ikut campur berkomentar. Ora mudeng.

Diary dear,
Online di internet pagi2 membuat pikiran fresh lagi. Tadi sarapan ketan + bacem koro & benguk, enak banget. Untung bacemnya ga begitu manis, jadi masih keterima ma tenggorokanku. Kalo ga pasti wis ta' lepeh bacem itu. Aku ga suka makanan yang manis-manis.
Yo wis, aku abis ini mau ke Indogrosir dulu. Mau belanja bulanan.
Have a nice Sunday

Sabtu, Oktober 31, 2009

Antara Sayang, Cinta Dan Siksaan Batin

Busyeett, aku dicurhati lagi ma si Upik. Duh Pik, aku sendiri kalo punya masalah seperti kamu, pasti nangis juga. Tapi gimana donk.., kita kan teman. Saling dengerin curhat dan saling menasehati, iya ga? (sok tua kamu Lel..!!) Hahaha…., bisa aja aku ini!? Sorry Pik, kita sama-sama wanita. Ga jauh beda kan? (Perasaan kita maksudku).

Hmm... Pik, aku upload di blog ya ceritamu? Bereslah, masalah identitas aku rahasiakan. Oke? (Upik sudah setuju-red!)

Mulai cerita nih.
Benar-benar suatu dilema. Bagaimana tidak, Upik yang tulus memberi sayang dan cintanya pada Upak ternyata menemukan hal yang pahit. Upak dengan segala kepedean dan kearoganannya merendahkan martabat Upik sebagai perempuan. Kata Upik, Upak dulu tidak seperti itu. Upak orangnya perhatian, bijaksana, sopan dan tidak menyakiti. Intinya dia orang yang baik. ( titik!)

Begini…,
Pada mulanya mereka berteman, kemudian menjalin hubungan secara baik-baik. Upak yang mengawali pernyataan sikap atas perasaannya pada Upik. Upikpun menyambutnya dengan senang hati, karena Upik memang mempunyai perasaaan yang sama seperti Upak.
Singkat kata merekapun menjalin hubungan asmara. Ditengah perjalanan cinta mereka, tanpa dinyana-nyana, Upak ber-ulah. Sikap yang ditunjukkan Upak belakangan sangat menyakitkan hati dan perasaan Upik.
Upik bertahan untuk tetap bisa menerima kelakuan Upak yang menyakitkan itu karena rasa sayangnya pada Upak, tentunya. Kebodohan yang dibuat Upik ini berulang-ulang, dan Upik menyadari itu. Jengah rasanya aku melihat ulah Upik yang stupid ini. Sudah berulang-ulang kuperingatkan, tapi Upik menerima omonganku hanya dengan menangis tanpa bisa merubah sikapnya. Abis gimana..., aku masih sayang sama Upak? Aku ga bisa pergi darinya, kata Upik sambil menangis. Tapi kamu jangan mau juga disiksa batin seperti itu! Kataku balik pada Upik.

Sekitar dua minggu kemudian,
Tidak kusangka-sangka Upik bilang ke aku, bahwa dia akan melupakan Upak. Bantu aku untuk melupakan dia, katanya padaku. Oke, aku setuju atas tekat bulatnya membuat keputusan ini. Berani mengambil resiko walaupun itu tidak mudah. Melawan perasaan sayang, cinta untuk diubah menjadi hambar dan benci! Kata Upik.
Kubilang pada Upik, jangan kamu benci dia, itu hanya semakin menyakiti hati kamu. Matikanlah perasaan sayang dan cintamu terhadapnya. Ubahlah perasaan itu sebagai hal yang hambar, datar tanpa harus membenci. Terimalah dia sebagai teman biasa, tanpa harus menyimpan dendam. Karena perasaan dendam, benci atau menjauhi dia hanya akan semakin menyiksa batinmu. Alamaak…, dalem banget!
Pik, kamu pasti bisa! Ini pernah kulakukan pada saat aku mengalami hal yang sama seperti kamu.
Alhamdulillah..., aku baik-baik saja sampai sekarang. Aku tidak punya rasa dendam pada mantan-mantanku, walaupun mereka pernah jahat terhadapku dan aku tidak pernah terlintas sama sekali untuk membalas perbuatan mereka. Satu hal yang perlu diingat, saat kita mengikhlaskan perbuatan mereka, disitulah kita memenangkan pertarungan batin yang hebat.
Kamu tahu Pik, salah satu dari mantanku mengalami kejadian yang tidak kuduga sama sekali. Awalnya kukira dia mendapatkan kesempurnaan hidup saat dia memilih pasangan hidupnya. Seorang wanita, bekerja disalah satu bank, dinikahinya. Mereka hidup bahagia, mereka sama-sama bekerja & sekarang sudah dikaruniai anak
Tahu tidak, aku dengar si-mantan sudah tidak bekerja di instansi tempat dia kerja dulu, dengar-dengar ada perampingan di tempat kerjanya. Tapi tidak masalah bagi dia karena dia punya usaha sendiri yang dikelolanya dan kakaknya. Seperti biasa, pasang surut bisnis mereka alami juga. Sudah sampai di situ….
Seiring berjalannya waktu, aku dengar kabar lagi, bahwa dia baru saja kehilangan anak. Anak keduanya meninggal karena keteledoran pengasuhnya. Dan yang terbaru dari kabar yang sama sekali ga kucari-cari ini (semua kabar kuperoleh datang dengan sendirinya), katanya dia sekarang luntang-lantung ga kerja. Sesaat aku tertegun, apa ini teguran atau balasan dari Tuhan atas perbuatannya dulu? Dia meninggalkanku demi wanita lain & bersikap sangat menyakitkan terhadapku. Dia juga masih punya hutang padaku yang hingga saat ini belum lunas. Sudah kutagih beberapa kali, sampai-sampai aku malu menagihnya. Tetap saja dia selalu mengelak dan mempermainkan perasaanku.
Hai bung…, jangan main-main dengan hutang dan janji..!! Bisa celaka bila tidak dibereskan.
Sekali lagi aku menarik napas dalam-dalam saat aku mengetahui dia dengan segala problema hidupnya.

Lagi dan lagi…,
Ada lagi mantanku yang lain, Pik. Dia sudah bercerai. Orang ini pernah menyepelekan aku. Dulunya sih dia pernah suka ma aku, pernah pacaran juga kami saat dia belum menikah. Tapi kami putus karena sikapnya yang tidak menarik dan sangat tidak gentleman.
Singkatnya,
Dari cerita yang kuperoleh (ceritanya setelah dia cerai nih), dia lagi kepingin cari pendamping hidup lagi. Kabarnya dia sudah dapat pacar baru, tapi tersandung karena ulah pacarnya itu. Dia menginginkan wanita yang punya banyak uang, tapi sayang disaat dia sudah mendapatkan wanita yang diinginkan, malah si wanita itu (pacarnya-red!) pergi meninggalkannya bersama uang yang dititipkan pada si pacar tersebut.
Haah…? Rupanya sepadan dengan perbuatannya, dia sering mempermainkan wanita dulunya. Menganggap remeh terhadap wanita yang tidak kaya dan selalu menganggap enteng untuk menaklukkan wanita.
Tapi Pik..., aku sama sekali tidak girang mendengar semua itu. Kujadikan semuanya sebagai cerminan hidup, agar aku lebih berhati-hati dalam hidup ini. Sepak terjang kita ada konsekuensinya.

Senin, Oktober 19, 2009

Sebuah Paradigma Baru

Awalnya dari sebuah perselisihan kecil di pagi hari dan berlanjut ke hal yang menyebalkan!
Aku ngobrol ama teman lamaku, sebut saja namanya Pujo. Kuceritakan apa yang terjadi denganku. Dia bilang, aku harus membalik paradigmaku. Paradigma…?? Yah, kamu harus bisa melakukan itu bila ingin keluar dari masalah itu. Begitu kira-kira maksud dari kata-kata Pujo terhadapku.
Awalnya memang susah Lel, tapi lama-lama pasti kamu bisa. Begitu kata Pujo, kepadaku. Oke, akan aku coba.

Pagi ini, hampir saja aku membuat kebodohan lagi untuk mengirim sms. Tapi aku ingat kata-kata si Pujo, bahwa aku harus membalik paradigmaku.
Batalin, batalin ngirim sms bodoh ini! Gumamku dalam hati. Cepat-cepat kuhapus sms itu dan aku bergegas pergi kerja. Lebih cepat lebih baik, kata Pak JK waktu berkampanye dulu. Hehehe….
Benar saja, sesampai di kantor aku merasa enjoy dengan paradigma baru yang kubalik. Ditambah lagi ada teman yang menelponku dan bercerita panjang lebar tentang kehidupan. Klop sudah keyakinanku untuk mempraktekkan paradigma baruku. Thanks Pujo, semoga Tuhan selalu memberkati hidupmu. Amien….

Eit…, ada sms dari teman lama masuk. Hiiihh… seneng sekali. Ternyata Tuhan memberiku hiburan lewat mereka. Bos yang satu ini rupanya sedang ga sibuk. Makanya bisa sms-an ama aku. Biasanya kalo ga meeting ama manager bulenya, dia sibuk ngurusin pesawat. Dan….
Ngobrol punya ngobrol ternyata teman-teman Manadoku pada mau buat acara gathering di Lembang. Aduh, pengen sekali aku ikut. Tapi…? Bisa ga’ ya aku ikutan acara mereka? Aku kan ga libur kalo Sabtu. Hmm…??

Awan mendung di kota Jogja tidak membuatku berduka. Meskipun hari ini aku memakai baju hitam-hitam. Kenapa? Karena baju kerjaku lainnya belum kering alias baru pagi tadi kucuci. Penyakit malasku kambuh beberapa hari ini, cucian kutumpuk begitu saja di ember. Baru sadar setelah mau kerja, ternyata stok sudah menipis.
Lelly, Lelly…. Ck ck ck…!!

Semoga hari esok cerah dan hangatnya mentari pagi menyinari bumi ini.
Untuk Pujo, sukses buat band kamu. Kapan bawain lagu-lagunya The Police lagi?
Oya, kamu tau group band TOTO kan? Lagunya bagus-bagus, tapi ada satu lagu yang pengen aku dengar lagi, judulnya AFRICA. Kaset TOTO-ku udah rusak. Aku ingat sekali lagu itu pernah aku dengar waktu di Hard Rock Café Jakarta tahun 1996. Jadul banget ya? Bawain donk…, special buat aku. Hehehe….

Senin, Agustus 03, 2009

Budi, Teruslah Bermain Bola

Tersenyum, itu kesanku pertama saat membaca iklan sebuah produk seluler yang terpampang besar di jalan. Apa maksud dari iklan tersebut, aku tidak tahu. Yang pasti gara-gara bom meledak di kawasan Mega Kuningan 17 Juli 2009 lalu, klub sepak bola raksasa dari Inggris Manchester United (MU) batal datang ke Indonesia. Sama-sama kita ketahui, iklan seluler itu udah wira-wiri di TV sebelum kedatangan klub itu. Budi bermain bola....
Mungkin saja maksudnya agar MU tetap bermain bola (sudah pasti itu), atau si Budi yang senang main bola tetap bermain bola walaupun ancaman bom masih mengintai.
Yang pasti aku sebagai salah satu warga Indonesia sangat kecewa atas tindakan bodoh yang tidak berperi kemanusiaan itu. Kecewa bukan karena MU tidak datang, tapi aku kecewa karena bangsa ini tercabik-cabik lagi atas ulah orang yang menganggap dirinya paling benar. Tidakkah mereka berpikir, banyak dampak yang terjadi karena perbuatan mereka? Banyak saudara-saudara kita bahkan keluarga mereka yang terkena imbasnya? Atau bagaimana seandainya yang terkena bom itu anggota keluarga mereka sendiri? Masih maukah mereka berbuat hal yang konyol itu?
Rasanya tidak perlu dijabarkan disini, dampak negatif apa yang terjadi atas ulah mereka ini.
Semoga saja mereka insyaf atas perbuatannya yang banyak merugikan banyak orang itu. Amien...

The End....

Awal Agustus 2009 ini hampir memasuki bulan Ramadhan. Tepatnya sekitar tanggal 20 nanti (kalo tidak meleset penghitungannya). Alhamdulillah aku sudah merasakan indahnya suasana Ramadhan. Semoga aku masih diberi kesempatan lagi untuk bisa menjalani Ramadhan nanti dengan khusuk. Amien... (lagi)

Waduh, aku posting tulisan ini di warnet yang suara musiknya gedebag-gedebug. Pastinya selera musiknya udah jauh. Yang diputer ini kelasnya boys band jaman sekarang. Aku udah ga kenal siapa mereka. Berisik, dan yang jelas aku ga bisa berpikir secara optimal. Ide jadi kacau, karena ga bisa nyusun kalimat dengan benar. Dasar amatiran...

Selasa, Juli 28, 2009

Kembali Lagi Ke Blog

Lama ga eksis di blog ternyata membuat aku kangen. Kangen berinspirasi, kangen utak-atik blog & kangen nulis yang jelas! Setelah sempat nyasar di facebook, akhirnya aku kembali lagi ke dunia blogku.
Banyak hal yang terlewat ga ku upload disini, karena malas & juga kemampuan menulisku menurun setelah terkena "virus facebook", hehehe.... tapi ternyata aku sadar juga, facebook bukanlah duniaku. Aku yang ga senang narsis seperti orang bego aja tetep bertahan disitu. Dan kuputuskan, aku harus kembali ke blog saja. Jadi seorang blogger amatiran masih lebih terhormat daripada jadi seorang facebooker yang bego. Hahaha....

Hmm..., sedikit sakit hati atas tindakan stupid seseorang yang menyebalkan!! Tapi sudahlah, ga penting untuk dibahas. Yang penting aku bisa memahami apa maunya, dan aku bisa mengalah itu lebih baik. Baik untuk kondisi kejiwaanku, karena aku bisa cuek akan hal ini. Minimal wajahku ga merengut dibuatnya.

Apalagi yah?
Mulai nih..., macet inspirasinya.
Kan udah kubilang tadi, ini akibat kelalaianku lama ninggalin blog. Jadi tidak terasah kemampuan menulisku, kemampuan berimajinasiku dan kurang sensitif terhadap apa yang terjadi disekitarku. Egois...!!

Oke, udah dulu. Balik lagi mau kerja nih, masih numpuk kerjaanku di meja

Selasa, Juli 07, 2009

Ulang Tahun.... ( Lagi )

Seperti biasanya, ulang tahunku kali ini tidak ada keceriaan pesta. Jarang memang keluarga kami merayakan hal-hal seperti itu. Paling-paling kumpul keluarga (kalo pas pada kumpul), tapi paling sering saling memberi ucapan lewat telepon atau sms. Itu sudah cukup. Yang penting bagi kami adalah perhatian dan doa yang tulus bagi yang berulang tahun.

Kali ini ada yang kurang pada saat aku berulang tahun. Ibuku yang paling rajin mengucapkan ulang tahun pagi-pagi sekali (biasanya usai beliau sholat subuh) langsung meneleponku, kali ini absen. Tapi aku yakin pasti ibuku ingat ulang tahunku dialam sana, dan mungkin saja ibuku memberi ucapan kepadaku, tapi aku tidak bisa mendengarnya. Matur nuwun bu...

Apa yang harus kulakukan sekarang? Tentu seperti biasanya. Rutinitas hidup yang harus kujalani kembali.

Bagiku...,
B'Day... is time to contemplating what I've done in the lastest year

Kamis, Juli 02, 2009

Dearest : My Mom....,

Kepergianmu membawa kesedihan dan rasa kehilangan yang luar biasa bagi kami. Tapi.., kamipun harus mengikhlaskan kepergianmu tanpa harus menyesali apa yang sudah menjadi kehendak ALLAH SWT kepadamu.
Bu..., dalam sejarah hidupku baru kali ini aku merasakan kehilangan seseorang yang sangat mendalam. Ibu tercinta dipanggil Yang Maha Kuasa hari Selasa tanggal 23 Juni 2009 pukul 18.15 di Rumah Sakit - Probolinggo Jawa Timur.
Sebelumnya ibu memang sudah sakit. Bapak yang merawat. Dan pada hari Senin tanggal 15 Juni 2009 pagi ibuku masuk rumah sakit dalam keadaan kritis. Kami anak-anaknya, ditelepon untuk pulang segera kesana hari itu juga. Sesampai disana, Alhamdulillah... ibu sudah kelihatan membaik. Tapi siapa sangka, 9 hari kemudian beliau meninggalkan kami semua.
Lewat kesempatan ini, kusampaikan beribu-ribu terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi perhatian, doa dan bantuannya kepada ibu dan keluarga kami, sejak ibu dirawat hingga akhir hayatnya. Semoga ALLAH SWT membalas budi baik semuanya. Amien...
Bu.., selamat jalan. Semoga ibu tenang disisi ALLAH Sang Pencipta. Doa kami selalu menyertaimu.
With Love,
Lelly

Jumat, Juni 12, 2009

Lagi Mumet...!!

Mau ngisi apa yaa? Facebook-an bosan, update blog lagi ga punya cerita. Browsing? Ahh.., ketemu artikel politik yang lagi kampanye. Apalagi yang diserang cuma satu pasangan itu. Huuh..., ga adil!! Masa' dijadikan musuh bersama? Karena incumbent atau karena apa yaa?

Wis ahh..., bener-bener mentok pikiranku. Ide ga muncul-muncul juga, padahal udah kupaksa-paksain keluar ( ideku ). Susaaaaaahhhh.....!!!

Senin, Mei 25, 2009

Di Bandara

Pernah terlintas dalam pikiranku bahwa salah satu tempat yang (termasuk) kusukai adalah bandara? Yah, bandara yang sering aku analogikan sebagai sebuah hati, tempat perjumpaan, perpisahan dan penantian itu, adalah salah satu zona yang inspiratif bagiku.

Suatu ketika, pada saat aku menunggu pesawat dari Jakarta landing aku duduk di sofa yang tersedia di Lounge. Kebetulan pada saat itu aku hendak bepergian bersama temanku.
Sambil menikmati snack dan minuman aku nonton tv. Tidak sengaja mataku menatap sepasang pria dan wanita yang sedang asik duduk berdampingan sambil ngobrol. Dari obrolan yang kudengar nampaklah mereka sepasang suami istri sedang membicarakan anak-anak mereka. Lain tempat mataku bergeser kearah yang lebih pojok lagi. Kali ini pemandangan lain yang kulihat, seorang laki-laki kira-kira usia 25-an tahun sedang asik ngobrol di hp. Lama sekali, kayaknya sedang asik pacaran. Perilaku lainnya standard aja, ada yang baca koran/majalah, nonton tv, menikmati hidangan yang tersedia, dan ada yang utak-atik blackberry, laptop. Sementara ruang tunggu di luar pun semakin ramai. Terlihat olehku kesibukan masing-masing orang di sana, sama seperti yang di Lounge ini.
Diluar tadi aku sempat melihat orang yang sedang mengantar, menjemput entah itu keluarga, teman, tamu atau kekasih gelap, yang pasti ramai dengan kesibukan mereka masing-masing.
Pesawat yang kutunggu ternyata delay setengah jam. Hmm..., ga orang, ga pesawat, ga kereta api. Koq hobinya sama yaa...? Ga tepat waktu! Aku mulai bosan menunggu, majalah yang kubuka-buka udah ga menarik lagi dibaca. Nonton tv aja ahh..., kayaknya seru tuh beritanya.

Dan akhirnya, pesawat yang ditunggu datang juga. Jakarta, we are coming...!!

Dua hari aku di Jakarta, weekend lagi. Abis itu pulang lagi ke Jogja. Ga sempat woro-woro teman disana. Sengaja juga sih, takut ngerepotin mereka.

Ke bandara lagi, cari inspirasi lagi buat ngisi blogku.
(Kata teman, ga usah repot-repot ke bandara cari inspirasi. Duduk di wc aja bisa koq dapat inspirasi). Bau tau..!!

Sabtu, Mei 16, 2009

Deklarasi SBY - Boediono

Setelah diundur karena kesibukan World Ocean Conference di Manado, SBY secara resmi mengumumkan Boediono sebagai cawapresnya dalam suatu acara yang meriah di gedung Sasana Budaya Ganesha, Bandung, 15 Mei 2009. Tidak ada kejutan sama sekali. PKS yang di hari-hari terakhir terlihat uring-uringan pun ternyata hadir dalam acara tersebut.

Bintang pada acara deklarasi tersebut tentu saja cawapres Boediono yang berpidato setelah SBY. Mengawali pidato dengan basmallah, Boediono secara perlahan namun pasti memperlihatkan kelasnya sebagai seorang profesor yang layak untuk mendampingi SBY. Pada awalnya memang terlihat grogi, mungkin karena ini pertama kalinya ia menyampaikan pidato politik, namun selanjutnya Boediono berpidato tanpa teks dengan jelas dan elegan.

Boediono secara jelas dan elegan pula menjawab tudingan yang diarahkan kepadanya antara lain mengenai pasar bebas dengan mengatakan bahwa perekonomian Indonesia tidak bisa sepenuhnya diserahkan kepada pasar bebas. Menurutnya diperlukan peran negara yang dapat mengintervensi dengan aturan main yang jelas dan adil serta adanya lembaga pelaksana yang efektif. Pada saat yang bersamaan ia menohok pesaingnya dengan menyatakan komitmennya untuk terus memberantas korupsi dan tidak akan mencampur adukan urusan pemerintahan yang dijabatnya dengan kepentingan bisnis pribadi.

Dari caranya berpidato tanpa teks dan terarah tersebut, tampak kalau Boediono ingin memberikan penegasan bahwa dirinya lebih layak dipilih mendampingi SBY dibandingkan calon-calon dari parpol koalisi pendukung Partai Demokrat ataupun Budi Anduk, pelawak yang sedang naik daun dan juga bintang iklan KPU. Ya nama Budi Anduk muncul dan disandingkan dengan Boediono dalam spanduk yang dipasang beberapa hari terakhir. Boediono ingin mengatakan bahwa kalau Budi Anduk cuma bisa menghibur masyarakat melalui lawakannya di televisi, maka Boediono bisa menghibur masyarakat dengan pertumbuhan ekonomi yang positif. Amien....!!

Akhirnya, meski Boediono telah memberikan tampilan yang positif dalam kemunculan perdananya sebagai cawapres, namun ia masih harus bekerja keras untuk membuktikan bahwa ia lebih baik dari Wiranto dan Prabowo Subianto yang menjadi pendamping pasangan capres lainnya. Dan tentu saja ia tetap harus membuktikan lebih baik dari Budi Anduk.

(Thanks to mas Aris)

Lanjutkan...!! SBY berBudi

Rabu, Mei 06, 2009

Kecewa...!!


Ini untuk kesekian kalinya aku kecewa terhadap orang yang selama ini aku anggap bisa kujadikan panutan. Meleset seperti yang sudah-sudah! Belum lagi tekanan batin yang kurasakan sebulan terakhir ini sangat menggangguku. Dipermalukan didepan orang lain sangatlah tidak enak. Apalagi seseorang yang dihormati telah memperlakukan aku layaknya orang yang tidak punya perasaan. Sakit, sedih, kecewa, malu - campur aduk jadi satu, jadilah aku orang yang tidak mempunyai rasa percaya diri alias minder.

Kenapa aku banyak diam sekarang? Ini lebih baik daripada aku bicara yang ujung-ujungnya dianggap salah dan dianggap keliru terus. Ini membuatku semakin salah tingkah, salah tindakan dan salah kaprah. Kenapa aku seperti itu?
Semua ini terdorong karena kehati-hatianku bertingkah laku, jadi kelihatan kaku dan "aneh". Tetap saja masih dianggap keliru!

Aku semakin menenggelamkan diri dalam "duniaku", dunia dimana aku bisa berekspresi dengan leluasa tanpa ada yang jahat menghakimiku. Tidak ada yang usil, nyinyir, memaki dan bersikap atau berkata kasar terhadapku. Duniaku yang sepi, sunyi dan sendiri tanpa teriakan-teriakan yang menyakitkan telinga dan hatiku.

Pagi ini, lagi-lagi aku mendapat perlakuan/ucapan kasar dari seseorang. Tidak langsung memang (lewat sms), tapi sangat menyakitkan. Ini kali kedua kekasaran omongan yang kuterima dari orang yang sama. Orang yang kuanggap bisa mencerahkan hari-hariku, ternyata tidak ubahnya seperti seorang eksekutor yang siap membidik sasarannya.

Sekali lagi, aku hanya coba tersenyum menatap kearoganan manusia yang sering lupa siapa dirinya yang sebenarnya.

Selasa, Mei 05, 2009

Rupa-Rupa

Awal Mei postingan sepi. Mau posting tentang Rossi pasti ada yang protes, kenapa dia selalu yang jadi topik kalo udah musim MotoGP gini? Padahal kan suka-suka aku, ini blogku, aku mau posting apa aja boleh. Yang penting ga merugikan banyak orang, kan sah-sah aja ya?!

Hari Minggu kemarin gelaran MotoGP yang ke tiga diadakan di Jerez Circuit - Spanyol. Bagi yang nonton, pasti udah tahu hasilnya untuk kelas paling bergengsi itu. Urutan : 1. Valentino Rossi, 2. Dani Pedrosa, 3. Casey Stoner. Oke, gitu aja liputanku dari ajang MotoGP. (ntar aku diprotes lagi...??)
---000---

Btw, belakangan ini aku terjebak dengan sikapku sendiri. Maksud hati tidak mau menyakiti hati orang lain, ternyata kebaikan hati ini menjadi boomerang bagiku. Ketika aku bersikap kurang bersahabat (ini terpaksa kulakukan karena yang bersangkutan ga ngerti-ngerti juga), malah aku dikata-katain yang bikin kuping ini merah. Tapi apa mau dikata, ini sudah menjadi resikoku. Aku salah bersikap dari awal.
Kutepis segala ucapannya yang selalu memojokkan aku, kudiamkan saja saat dia mengungkit-ungkit hal yang sangat privacy bagiku.
Aku diam - dia semakin bereaksi, aku bereaksi - dia seperti mendapat perlawanan dariku. Nah loh..., kalo udah begini enaknya diapain, coba? Mending aku lari...!! (Lama-lama aku jadi gila sendiri ngeladenin orang seperti itu).
---000---

Wooii.., ternyata ga gampang jadi wanita sendiri. Banyak godaan sana-sini. Tapi ga masalah, selama ini masih bisa kutangani dengan baik. Alhamdulillah..., orang usil berhasil kuhalau tanpa harus menyinggung perasaan mereka. Kan ga harus pakai muka garang mengusir orang-orang seperti itu?!
---000---

Hmm...., beberapa hari ini ada sedikit huru-hara. Biasalah, ada yang iseng (tapi serius) udah bikin darah naik keubun-ubun. Alhasil, semua pada bertanya-tanya, siapa ya? Siapa ya? Nah siapa yang dimaksud? Ga usah berburuk sangka ahh.., ntar malah bikin keruh suasana. Mana suasana hati lagi ga enak, mendingan ke kamar mandi guyur kepala biar adem. Seadem hawa pegunungan. Hehehee....
---000---

Ngomongin politik dikit ya.
Dua hari ini aku lihat penghitungan manual KPU, Partai Demokrat teratas. Ini melegakan hati, gimana ga - setelah penghitungan manual awal, PDIP diurutan atas. Bener-bener mengejutkan. Jelas aku keki donk..., ga sudi! Ketahuan, aku pro mana ya? Hihihi..., ssstt..!!
Moga-moga ya jagoanku meraih kemenangan. Amien..... (Disini ada tiga jagoanku lho, ada : Partai Demokrat, Pak SBY dan juga Valentino Rossi. Walaaah...! Satu nama yang terakhir ini apa hubungannya dengan politik? Ga ada emang, tapi dia adalah jagoanku di MotoGP).

Perutku sakit, selain laper, ada hal yang ga bisa kuhindari sebagai kodrat wanita. Ga usah dibahas ya?
Ngomong apalagi? Payah nih pikiran lagi buntu. Ide nulis tiba-tiba stop. Kayaknya perlu makan dulu nih. Lapeeerrrr....!!!

Rabu, April 22, 2009

Malam Itu Di Malioboro

Jam masih menunjukkan pukul 18.30 WIB saat aku menapaki Malioboro. Masih lengang jalanan karena Maghrib baru saja usai. Sengaja aku lebih awal datang ke sini untuk menghindari macet yang biasanya terjadi sekitar jam 19.00 an keatas. Apalagi ini malam minggu, bisa dipastikan Malioboro macet. Jarak rumah dan Malioboro tidak terlalu jauh sekitar 5-6 km saja. Pas di depan sebuah mall aku berhenti dan benar saja mall belum padat pengunjungnya. Bergegas aku masuk ke dalam mencari sesuatu yang sudah kurencanakan akan kubeli. Sampai ditempat, barang yang kucari ternyata sudah tidak ada. Duh, kecewanya hati ini! Buru-buru kesini pencarianku sisa-sia. Dengan setengah ga bersemangat aku melangkah keluar dari situ menuju tempat lain. Sekedar mengobati kekecewaanku, aku berjalan sepanjang mall. Lihat-lihat yang ga penting, karena aku memang bukan tipe perempuan yang suka jalan-jalan di mall. Akhirnya aku menemukan sesuatu yang menarik, sepasang sepatu berwarna coklat kalem. Modelnya sederhana tapi terkesan eksklusif. Kucoba sepatunya pas, kulihat harganya... astaga mahal sekali! Kupikir harganya sekitar 300-350 ribu, ternyata hampir 1 juta. Alaah... cuma alas kaki aja mahalnya minta ampun. Cuma untuk dinjak-injak lagi, gumamku dalam hati. Kabur ahh..., dari pada penjaganya nanya macam-macam.

Keliling lagi ketempat lain, ketemu orang iseng itu lagi. Laki-laki, usianya kira-kira diatasku sedikit. Dari tadi kuperhatikan dia berusaha menguntitku. Sejak dari toko pertama yang kusinggahi. Ihh... ngeri juga kalo dia mau berbuat jahat ke aku, pikirku. Aku selalu berjalan ditengah orang banyak untuk menghindarinya. Tapi keparat, orang berengsek itu tetap saja dibelakangku. Ada sebuah toko kaset/CD aku masuk cepat-cepat kedalamnya. Sengaja aku lama-lamain disitu supaya orang itu pergi menjauhiku. Lirik sana-sini sampai-sampai penjaga tokonya nanya keaku, "mau cari albumnya siapa mbak?" katanya. Dengan gelagapan aku menjawab sekenanya, "ada albumnya The Police yang Sinchronicity?". Penjaga itu mencoba cari album yang kumaksud, dan ternyata tidak ada. Sengaja memang aku cari album The Police itu, karena albumnya sudah lama banget pasti tidak tersedia lagi, pikirku.
Keluar dari situ aku masih celingukan mencari sosok yang tidak kuinginkan tadi. Masih menguntitkah dia? Ahh..., ternyata sudah tidak lagi. Lega rasanya. Tiba-tiba dari balik toko yang ada disebelah toko kaset tadi nongol orang sinting itu. Alamaak..., aku harus lari kemana ini? Pikirku mencoba untuk keluar dari rasa takut itu. Akhirnya aku memberanikan diri berjalan tegap tanpa rasa takut. Orang itu mendekat, kemudian menegurku. "Lelly kan...?" katanya menyapa. Dengan perasaan was-was aku memperhatikan dia dengan ekspresi curiga. "Siapa ya?" tanyaku menyelidik. Ini aku, Gino yang dulu di Bali. Haah...? Manusia yang ga tahu malu yang ngaku-ngaku mirip kayak pesohor itu? Bujubune..., menyebalkan! Terpaksa dengan basa-basi aku mengulurkan tangan menyambut ajakannya untuk berjabat tangan. Lalu dia membuka obrolan sembari jalan. Dia ngajak aku makan, tapi kutolak dengan halus. Aku beralasan sudah makan tadi di rumah. Padahal belum tuh! Dan kemudian..., tahulah selama jalan dengannya aku mencari alasan untuk bisa kabur darinya. Ga enjoy aja ngobrol ama dia. Malaasss.... huuh!!
Tiba-tiba hpku bunyi, ada telepon dari teman. Lalu aku cepat-cepat pamit kukatakan pada dia, bahwa adikku sekeluarga ke rumah dan aku diminta cepat pulang karena sudah ditunggu. Ufh..., lega rasanya aku bisa terlepas dari orang itu. Bukannya apa-apa sih..., aku ga suka dia sudah berbohong sama aku. Benar-benar ga simpatik.

Malam itu Malioboro semakin ramai. Hilir mudik kendaraan dan orang berjalan memadati kawasan yang menjadi ciri khas Jogja ini. Selamat malam Malioboro..., wajahmu semakin tertutup dengan bangunan yang ada, dan pantulan cahaya lampu hias yang gemerlap menambah pesonamu di malam hari.

Jumat, April 17, 2009

Apa Yang Sudah Kita Lakukan Untuk Orang Lain?

Menarik, sebuah artikel yang ditulis oleh sdr. Herry Tjahjono di Kompas tanggal 14 Februari 2009 lalu. Bercermin pada apa yang sudah kita lakukan untuk orang lain dan dampaknya pada kehidupan kita. Gimana?

Melihat Lebih Jauh
Ada dua kisah nyata inspiratif yang akan saya adaptasi. Pertama tentang seorang tukang pipa (plumber). Alkisah, bos perusahaan otomotif terbesar di Jerman sedang pusing karena pipa keran airnya bocor, ia takut anaknya yang masih kecil terjatuh. Setelah bertanya ke sana-kemari, ditemukan seorang tukang terbaik. Melalui pembicaraan telepon, sang tukang menjanjikan dua hari lagi untuk memperbaiki pipa keran sang bos. Esoknya, sang tukang justru menelepon sang bos dan mengucapkan terima kasih. Sang bos sedikit bingung. Sang tukang menjelaskan, ia berterima kasih sebab sang bos telah mau memakai jasanya dan bersedia menunggunya sehari lagi. Pada hari yang ditentukan, sang tukang bekerja dan bereslah tugasnya, lalu menerima upah. Dua minggu kemudian, sang tukang kembali menelepon sang bos dan menanyakan apakah keran pipa airnya beres. Namun, ia juga kembali mengucapkan terima kasih atas kesediaan sang bos memakai jasanya. Sebagai catatan, sang tukang tidak tahu bahwa kliennya itu adalah bos perusahaan otomotif terbesar di Jerman. Cerita belum tamat. Sang bos demikian terkesan dengan sang tukang dan akhirnya merekrutnya. Tukang itu bernama Christopher L Jr dan kini menjabat GM Customer Satisfaction & Public Relation Mercedes Benz. Dalam sebuah wawancara, Christopher menjawab, ia melakukan semua itu bukan sekadar tuntutan after sales service atas jasanya sebagai plumber. Jauh lebih penting, ia selalu yakin tugas utamanya bukanlah memperbaiki pipa bocor, tetapi keselamatan dan kenyamanan orang yang memakai jasanya. Christopher melihat lebih jauh dari tugasnya. Kisah lain. Ada juga kisah dari teman saya, James Gwee, tentang Mr Lim yang sudah tua dan bekerja ”hanya” sebagai door checker (memeriksa engsel pintu kamar hotel) di sebuah hotel berbintang lima di Singapura. Puluhan tahun ia jalankan pekerjaan membosankan itu dengan sungguh- sungguh, tekun, dan sebaik-baiknya. Ketika ditanya apakah ia tak bosan dengan pekerjaan menjemukan itu, Mr Lim mengatakan, yang bertanya adalah orang yang tidak mengerti tugasnya. Bagi Mr Lim, tugas utamanya bukanlah memeriksa engsel pintu, tetapi memastikan keselamatan dan menjaga nyawa para tamu. Dijelaskan, mayoritas tamu hotelnya adalah manajer senior dan top manajemen. Jika terjadi kebakaran dan ada engsel pintu yang macet, nyawa seorang manajer senior taruhannya. Jika ia meninggal, sebagai decision maker, perusahaannya akan menderita. Jika perusahaannya menderita dan misalnya bangkrut, sekian ribu karyawannya akan menderita. Belum lagi keluarganya, termasuk anak istri manajer itu. Demikian jauh pandangan Mr Lim, dan ia bukan sekadar door checker. Beberapa pelajaran Christopher L Jr dan Mr Lim relatif manusia sejenis. Keduanya bukan kelas manusia sedang atau biasa (good people). Mereka jenis ”manusia besar atau manusia berlebih” (great people) meski jabatan atau pekerjaan formal di suatu saat demikian ”rendah dan biasa saja”. Sikap mental mereka jauh lebih tinggi dari jabatan dan pekerjaan formalnya. Dua kisah itu memberikan beberapa pelajaran berharga. Pertama, untuk menjadi manusia besar tidak semata-mata ditentukan oleh kemampuan teknis seseorang mengerjakan tugasnya. Kemampuan dan kompetensi teknis (hard competence) boleh sama atau biasa saja, tetapi sikap mental atau soft competence yang lebih akan menentukan seseorang menjadi manusia besar atau tidak. Kedua, untuk bisa mempunyai soft competence dimaksud, kita perlu berontak dan bangun dari tidur panjang selama ini, keluar dari zona nyaman good. Sebagai manusia minimalis, pekerja atau pemimpin apa adanya (yang penting job description dijalankan), target kerja atau key performance indicator (KPI) tercapai, beres! Itulah tipikal manusia biasa saja. Upaya ini memerlukan pengorbanan diri sebab hanya dengan menjadi good people seperti selama ini saja, toh tak ada yang mengusik kita, tetap bisa bekerja dengan nyaman, dan seterusnya. Maka, pemberontakan untuk bebas dari kondisi good people itu harus dari diri sendiri dulu. Ingat petuah Jim Collins, good is the enemy of great. Ketiga, langkah lebih konkret selanjutnya adalah sikap mental untuk ”melihat lebih”! Christopher L Jr plumber yang ingin memastikan kliennya nyaman dan selamat. Mr Lim door checker yang ingin menjamin tamu hotelnya terjaga nyawanya dari bahaya kebakaran. Melihat lebih jauh, beyond the job! Keempat, setelah mampu melihat lebih, barulah kita mampu ”memberi lebih” (giving more). Hanya dengan melihat lebih dan memberi lebih, kita mampu menjadi manusia besar yang tidak hanya bekerja sebatas KPI. Kita akan mampu bekerja dengan memberikan key values indicator (KVI), nilai-nilai lebih, mulia, unggul, berguna bagi setiap pengguna atau penikmat hasil kerja kita. Itulah Christopher L Jr dan Mr Lim. Rindu pemimpin besar Betapa bangsa ini rindu seorang pemimpin hasil pemilu yang layak disebut pemimpin besar, great leader. Mereka yang kini sedang giat berkompetisi dan perang iklan dengan saling sorot KPI masing-masing. Perhatikan dengan saksama, maka segenap janji kampanye, termasuk realisasinya, konteksnya masih sebatas pemenuhan KPI. Ini berlaku baik bagi yang masih berkuasa maupun mantan dan juga calon yang baru. Semua bicara tentang KPI kepemimpinan, belum menyentuh KVI kepemimpinan. Para pemimpin dan bahkan kita semua demikian bangga dan terpesona sendiri saat mampu memenuhi ”KPI kehidupan” kita masing-masing, yang biasanya memang bersifat kuantitatif, materiil, dan mudah diukur. Padahal, untuk menjadi great people, great leader, great father, great manager, dan seterusnya, lebih diperlukan kemampuan mempersembahkan ”KVI kehidupan” kita, yang biasanya justru tidak mudah diukur. Bangsa ini sangat memerlukan Christoper L Jr dan Mr Lim sebanyak mungkin dan sesegera mungkin. Sebagai catatan akhir, seorang office boy yang mampu mempersembahkan KVI nilainya tak kalah dengan seorang CEO yang hanya memberikan KPI-nya. Jika kita ”mau” melihat lebih jauh, kita akan ”mampu” melangkah lebih jauh.

Herry Tjahjono
Corporate Culture Therapist & President The XO Way, Jakarta

Kamis, April 16, 2009

Kisruh KPU

Ahh..., males banget lihat berita tv akhir-akhir ini. Isinya "barisan sakit hati" luntang lantung buat pertemuan sana sini, berkoar-koar meneriakkan Pemilu Legislatif 2009 ini kisruh, banyak kecurangan, amburadul, indikasi memenangkan salah satu partai dan.... (apalagi?).

Wah, kelihatan sekali ya bahwa di negeri ini kedewasaan berpolitik belum ada. Atau kalo boleh kuralat, masih sedikit politikus yang mau menerima kekalahannya dengan lapang dada & berjiwa besar. Dalam suatu pertempuran pasti ada yang kalah dan ada yang menang. Ga mungkin donk semua kalah atau semua menang.

Terlepas dari kekisruhan yang terjadi dibeberapa tempat, baik itu DPT yang ga beres, kisruh kartu suara atau penghitungan suara yang dianggap curang - selayaknya KPU perlu berbenah. Berbenah, berbenah dan berbenah terus. Dari periode ke periode (seingatku) memang belum pernah sempurna dalam penyelenggaraan Pemilu. Tengok saja pemilu-pemilu sebelumnya, selalu dihujani protes dari pihak-pihak yang kalah tapi diam saat meraih kemenangan.
Kasian KPU udah capek-capek kerja masih aja disalah-salahin hasil kerjanya. Huuh..., susah ya untuk jadi sempurna??

Rabu, April 15, 2009

End Of A Relationship

Apa mau dikata? Ketimbang berlarut-larut semakin tidak terarah, lebih baik menentukan sikap walaupun dimaki-maki. Biarlah..., yang tahu keadaan adalah diri sendiri. Orang luar hanya bisa menilai dari sisi luarnya saja. No comment, no sensation. Pure..., just no respect any more

Selasa, April 14, 2009

MotoGP Losail Digelar Lagi

Sempat tertunda kemarin karena hujan, akhirnya MotoGP Losail digelar tadi malam jam 01.00 am. Hasilnya podium ke 1 : Casey Stoner, ke 2 : Valentino Rossi, ke 3 : Jorge Lorenzo.
Sirkuit Losail - Qatar yang megah dengan soroton lampu yang indah membawa kemenangan bagi Casey Stoner untuk ketiga kalinya di sini. Hmm...., tetep The Doctor Valentino Rossi favoritku. Hehehe.... Gooooooooooo!!! Rossi

Senin, April 13, 2009

Hujan Deras Di Losail - Qatar

Pagi tadi aku bangun kesiangan. Sebabnya….? Aku nonton MotoGP jam 3 pagi yang digelar di sirkuit Losail Qatar. Ini race pertama yang digelar untuk musim tahun 2009 ini. Tapi sayang, pas kelas yang bergengsi akan dimulai, hujan deras turun. Alhasil start delayed, setengah jam kemudian dari pihak penyelenggara MotoGP membatalkan race tersebut. Sirkuit basah dan tidak mungkin panitia meneruskan race tersebut karena bakal membahayakan riders. Padahal sirkuit Losail begitu indah dengan sorotan lampu-lampu yang begitu megah ditengah malam. Motor-motornya pun keren dan kinclong diterpa sorotan lampu ribuan watt. Dimana Rossi…?? Rossi ada, dan dia selalu tersenyum plus melambaikan tangan saat kamera menyorotnya. Hmm… dia memang seorang intertainer yang ramah.
Sejatinya kompetisi tahun ini bakal seru. Tim Ducati yang dikawal Casey Stoner dan partner barunya Nicky Hayden bakal bersaing ketat dengan tim Fiat Yamaha yang tetap digawangi Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo. Ada yang menarik dari race tahun ini, Sete Gibernau muncul kembali setelah 2 musim absen dari ajang MotoGP kini memperkuat tim Satelit Ducati. Tapi sayang beribu-ribu sayang…, hujan tak dapat ditolak race yang paling bergengsipun batal digelar. (Ada kemungkinan ditunda menurut pembawa acara tv-nya). Iyalah..., kaitannya banyak seandainya race dibatalkan. Penonton kecewa, pihak sponsor rugi besar, panitia juga kecewa dan dari pihak riders-pun ga puas kalo belum tahu hasilnya. Kan udah capek-capek latihan sekaligus udah ngikuti babak kualifikasi yang menentukan posisi start masing-masing.

Selasa, April 07, 2009

Posting Blog Lagi

Ngapain ya enaknya...?
Hai, adakah yang punya ide untuk bantu aku ngisi blog ini?

blablabla.....

Senin yang lalu,
aku masuk kerja seperti biasa. Ga ada hal istimewa untuk diceritain disini.

Selasa yang lalu,
masih rutinitas sehari-hari, dan biasa aja. Siang sms dan teleponan sama Ney, dia pulang kerja mau refleksi dulu. Balas dendam karena rencana refleksi sudah tertunda berhari-hari bahkan lewat seminggu.

Rabu yang lalu,
Dewi telepon, katanya dia lagi di Jogja. Aku tunggu-tunggu katanya mau ke rumah ternyata ga jadi datang. Huuh... Wi, terlanjur kusiapin diri buat menyambut kedatanganmu. Hehehe....

Kamis yang lalu,
pagi-pagi Dewi telepon lagi. Katanya, jam 5 sore mau ke rumah sebelum dia balik ke Lampung. Itupun dia pastikan bila tidak berhalangan datang. Aku cepat-cepat pulang dari kerja supaya dia ga kecele waktu nyampe rumahku. Ehh... ternyata dia tidak jadi datang lagi.
Ngobrol ama Ney, dia otw ke Pondok Indah....

Jumat yang lalu
Rio sms tentang teman-teman yang minta di add ke facebooknya. Haah...? Lucu tuh orang males confirm teman-temannya sendiri. Alasannya karena ada teman yang "ember" ikutan minta di add. Daripada satu ga di confirm, mending ga usah di confirm semua Lel, kata dia begitu. Iyalah.., aku juga ga begitu maniak ama facebook. Kurang tantangannya, enak main di blog gini, bisa ngasah otak untuk berpikir mengisi postingan baru. Ceilaah... sok thinker juga aku yah? hahaha....

Sabtu yang lalu,
pagi-pagi...., preparing for campaign..."Lanjutkan"
SBY datang di Jogja untuk berkampanye. Ikutan ahh....

Minggu yang lalu,
ditelepon teman sampai kuping panas...!! Apalagi kalo tidak membahas berita yang sedang hangat. Bosaann! Padahal baru pulang dari warnet tuh, mata masih panas.

Rabu, April 01, 2009

Jadilah Pemilih Cerdas (Jangan Memilih Dengan Hati Nurani)

Pemilu Legislatif tinggal beberapa hari lagi, tepatnya tanggal 9 April 2009 nanti. Mari kita gunakan hak pilih secara bijaksana dan dengan akal sehat. Jadilah pemilih cerdas, artinya dalam memilih mengetahui partai dan caleg yang akan di pilihnya berdasarkan pertimbangan keputusan yang matang bukan berdasarkan hati nurani.
Memilih dengan hati nurani sangat tidak tepat, karena memilih bukan hanya berdasarkan feeling seperti kita membuat secangkir kopi ; 2 sendok gula pasir + 1 sendok kopi, misalnya.
Memilih caleg dan nantinya memilih capres, harus betul-betul berdasarkan atas visi, misi & program yang disampaikan secara jelas dan bisa dipertanggung jawabkan. Karena para caleg ini akan menjadi wakil masyarakat di legislatif dan menentukan masa depan masyarakat dalam 5 th ke depan. Begitupun seorang capres akan memimpin negara dan rakyatnya dalam 5 th ke depan.
Jangan salah pilih orang untuk memimpin, bisa-bisa yang jadi korban kita-kita juga. Banyak kan dari mereka-mereka ini yang menjanjikan janji-janji surga saat kampanye, tetapi setelah terpilih...? Huuh.., boro-boro menepati janji, yang ada juga mikirin diri sendiri atau golongannya.
Tapi kenapa ya, banyak yang kulihat sekarang ini caleg yang asal-asalan pada unjuk gigi? Kemampuan NOL BESAR tapi tidak tahu malu pasang muka di pinggir-pinggir jalan minta untuk dipilih sebagai anggota legislatif? Emang dasar ga punya urat malu kali yaa? Hehehe.... (Yang punya urat malu jangan tersinggung ya).

Oke sekali lagi, jadilah pemilih yang cerdas. Hindari caleg yang sekedar cari pekerjaan dan bukan ingin menjadi wakil masyarakat yang bisa membela kepentingan masyarakat. Hmm..., susah ya?
(Pasti ada lah beberapa yang bisa diandalkan. Aku yakin itu!)

Selasa, Maret 10, 2009

Ney....??

Lagi..., Jogja menyuguhkan sebuah kisah baru buatku. Kenapa kubilang baru, karena belum lama ini aku bertemu (lagi) dengan teman lama yang sama sekali tidak pernah kuduga.

Di Jogja, di mana 22 tahun yang lalu untuk pertama kalinya aku menetap lama di sebuah kota. Karena sebelumnya aku selalu berpindah-pindah kota mengikuti orang tua pindah tugas. Dan di sinilah separuh kisah hidupku sebagai wanita dewasa di mulai. Kenapa kubilang seperti ini, karena di kota-kota sebelumnya aku masih kecil dan remaja. Kulewati semuanya layaknya anak-anak seusiaku saat itu.

Di Jogja, banyak hal yang tidak pernah kusangka terjadi di sini. Suka maupun duka pernah kualami di sini. Pasti lah, karena aku sebagai manusia biasa tidak kan pernah luput dari persoalan hidup. Klise yaa?

Awal Maret lalu seorang teman lamaku Ney, berkunjung ke Jogja. Pesawat Garuda yang ditumpangi Ney mendarat kira-kira jam 18.30 WIB. Ney memberitahuku bahwa dia sudah mendarat di Jogja. Segera Ney meluncur ke sebuah hotel bintang lima di kawasan pusat kota. Setelah melakukan check in dia pun on the way menjemputku.

Kemudian kami bertemu......,
Haah.... Ney? Nyaris kami tidak percaya akan pertemuan itu. Hampir tidak ada berubahan fisik darinya, tetap good looking dan selalu ramah terhadapku. Kami bertemu, ngobrol dan makan sambil bercerita masa lalu kami. Dari ceritanya, tidak kuduga bahwa dia sebetulnya sering ke Jogja karena urusan pekerjaan. Dia pun bilang, bahwasannya selama ini dia mencariku juga. Tapi waktu yang begitu panjang tidaklah cukup bagi kami untuk bisa saling menemukan. Waktu yang berbicara, akhirnya Tuhan pun mengabulkan harapan kami untuk bisa saling bertemu lagi.

Hari itu, kami menyusuri kota Jogja dengan taxi. Suasana Jogja sedikit sepi karena bukan waktu libur atapun malam minggu. Lengang jalanan kami rasakan terlebih Ney yang bekerja di Jakarta tentunya sangat menikmati kelancaran lalu lintas yang sulit ditemukan di Jakarta. Di sebuah tempat kami berhenti. Kami turun dan menikmati malam sambil makan & ngobrol. Ney..., Jogja tidak seperti ibukota. Jogja menyuguhkan kesederhanaan dan keramahan. Jadi jangan aneh dengan suasana Jogja yang tidak segemerlap Jakarta. (Ney juga pasti tau itu)
Apa yang ditawarkan Jogja? Bagiku, Jogja tak pernah mati. Renik-renik budayanya sangat beragam. Kerlip-kerlip modernitasnya juga sangat terbuka bagi semua orang. Mall, cafe, diskotik, club futsal ataupun restauran-restauran cepat saji ada di Jogja. Selain itu Jogja tidak meninggalkan tradisi budaya yang ada. Acara Sekaten, Gerebeg dan budaya-budaya lainnya masih dipertahankan.

Hari kedua kami pun bertemu lagi. Seperti biasa kami memakai jasa taxi dalam menempuh perjalanan kami selama di Jogja. Ney menawarkan makan malam ke aku. Dia menawarkan beberapa alternatif tempat makan ke aku; Hartz Chicken, Mc D atau Padang. Akhirnya kita memilih rumah makan Padang. Kita mampir di rumah makan Padang yang kita lewati. Bukannya apa-apa, mau makan ala hotel lagi seperti hari pertama, bosan. Jadinya kami makan ala Padang saja, cepat dan enak juga koq. Ahh.... untuk urusan makan aku memang ga pilih-pilih. Yang penting halal dan aku doyan. Setelah itu kami lanjutkan perjalanan. Sopir taxi yang ramah membawa kami melintasi jalan protokol yang ada. Sang sopir taxi sempat bercerita tentang gempa yang terjadi tahun 2006 lalu. Dia menceritakan pengalamannya ketika gempa datang. Dia memikirkan keluarganya yang belum ditengok karena sebelum gempa terjadi dia sedang menjalankan tugasnya. Tapi syukurlah menurut pengakuannya, keluarganya selamat semua. Sampai ditujuan kami turun dan Ney membayar ongkos taxi. Ney memberikan semua uang tanpa harus dikembalikan sisanya. Kata Ney waktu itu, sudah pak ambil saja kembaliannya untuk beli nasi Padang. Hemm...., Ney ternyata punya hati mulia juga terhadap sesama ya. Padahal kembalian uang itu cukup lumayan jumlahnya.

Tadinya aku pingin ngajak Ney jalan-jalan, mau kuajak makan di angkringan. Menikmati kesederhanaan ala warung koboi khas Jogja. Ada kopi, teh nasgitel, gorengan, sego kucing, wedang jahe, dll. Tapi aku sangsi dengan Ney, apa dia terbiasa dengan hal-hal seperti itu? Jangan-jangan setelah makan di situ perutnya mules karena ga terbiasa? Angkringan memang menawarkan itu, selain tempat yang sederhana dan suasana yang kekeluargaan angkringan cocok sekali buat nongkrong sambil ngobrol santai. Banyak mahasiswa/wi, seniman, orang kantoran, tukang becak, sopir taxi, dll nongkrong di situ. Mau bicara soal kuliahan, politik, ekonomi ataupun sekedar bicara soal pribadi, silahkan....

Kembali ke cerita awal.

Ney, tetaplah Ney. Orang yang senyam-senyum selalu. Ga heran saat ini dia sudah mempunyai pekerjaan dan kedudukan yang baik di salah satu perusahaan swasta besar. Tetap dengan gayanya yang ramah dan selalu care terhadap orang, dia bisa melampaui segala rintangan yang ada semasa dia masih menjadi karyawan biasa. Sekarang, karena ketekunannya dalam bekerja dia sering dipercaya menghandle cabang-cabang yang ada. Bepergian kemana-mana dari Sabang sampai Merauke pernah dia singgahi. Luar negeri pun tak luput dari jamahannya dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

Ney, kamu hebat. Kamu tidak pernah melupakan aku sebagai kawan lama. Dulu kita ngobrol selalu diwarnai gelak tawa dan canda, khas anak remaja seusia kita. Kini kita sama-sama telah dewasa, tawa dan sunggingan senyummu tidak pernah pudar dari wajah dan bibirmu.

Dua hari berlalu, masuk hari ketiga Ney melanjutkan tugas kesebuah kota yang masih di Jawa Tengah. Tak lama setelah itu, dia memberi kabar padaku lewat sms bahwa dia harus buru-buru kembali ke Jakarta karena minggu depan harus ke Manila.

Ney, semoga keramahanmu tetap ada untukku yaa.....



Jumat, Maret 06, 2009

Tia : Suamiku Bertingkah

Dia wanita enerjik teman main sewaktu aku masih kuliah dulu tiba-tiba nongol di rumah. Tumben kubilang padanya. Setelah sekian lama ga pernah nongol sekarang sudah ada dihadapanku sore itu. Aku belum ganti pakaian kerjaku saat dia datang ke rumah.
“Apakabarnya Lel”, katanya. “Baik”, jawabku.
“Kemana aja selama ini ga ada kabarnya. Masih bolak balik Jogja - Jakarta kan?” Tanyaku kemudian sambil mempersilakan dia duduk. Dengan santai dia duduk sambil melepas penat di wajah lalu dia menjawab, “aku ga kemana-mana, ada di sini aja. Paling-paling bolak balik seperti ini dan keluar kota untuk urusan kerjaan”. Anak-anak juga ada di Jakarta. Aku sudah mencoba untuk berhenti dari pekerjaanku tapi Denny tidak mengijinkan. Sayang katanya kalo aku harus melepas pekerjaan ini. Aku juga sudah mencoba mengajukan ke perusahaan agar aku ditempatkan di Jakarta saja, di officenya. Pihak perusahaan sudah menyetujui tapi sedang dicarikan tempat buatku dan menunggu penggantiku untuk ngurusi pekerjaanku sekarang.

Setelah ngobrol kira-kira 15 menit aku masuk untuk membuatkan teh manis buat Tia sekalian aku ganti baju dengan baju rumahan. Makanan kecil yang memang sudah ada di meja tamu kupersilakan untuk dimakan sambil menunggu teh yang sedang kubuat.
“Lel, kenapa kamu masih aja seperti dulu? Ga ada niatkah kamu merubah semua ini?” Apa betah kamu dengan semua ini?” Cerocos Tia seolah-olah dia ingin mengorek hal pribadiku. Kukatakan ke dia, “ ga masalah dengan kehidupanku ini Tia. Aku merasa enjoy saja. Yang penting niat kita hidup baik, Insya Allah Tuhan pasti memberi yang terbaik buat kita. Yaahh…. Kadang-kadang sih aku merasa boring juga dengan keseharianku yang monoton ini. Tapi apa mau dikata, aku memang seperti ini.
Memangnya ada apa tumben-tumbennya kamu nanya begitu ke aku? Kataku balik bertanya ke dia. “Ahh… ga ada Lel. Enak aja lihat kamu, sepertinya tidak ada masalah dalam hidupmu.” Celoteh Tia sambil makan snack yang ada. “Ga mungkin aku ga punya masalah Tia. Kan setiap yang hidup pasti punya masalah walaupun masalahnya kecil” kataku kemudian ke dia.
“Hmmm…. Lel, aku mau cerai dari suamiku. Semakin hari dia semakin ga karuan tingkah lakunya. Aku sudah coba untuk bertahan dengan segala kesabaran dan pengertianku terhadapnya, tapi dia ga mau tahu pengorbananku selama ini. Aku selalu dipojokan dengan segala tuduhan-tuduhan yang ga masuk akal yang jelas-jelas tidak aku lakukan. Sudah lama aku bertahan hidup dalam kemunafikannya. Sudah 3 tahun Lel semua ini kupendam! Tapi apa yang kudapat? Suamiku semakin menjadi-jadi kegilaannya. Sering pulang pagi dan setiap kutanya (saat aku di Jakarta) dia selalu menjawab, bukan urusanku. Kebiasaan buruknya yang suka main tangan terhadapku, membuatku muak untuk meneruskan hidup bersamanya! Uang yang didapat sering digunakan untuk berfoya-foya. Klise ceritaku ya Lel? Tapi itulah yang terjadi sekarang dalam kehidupan rumah tanggaku.
Aku menarik napas panjang sambil menatap wajah Tia yang kuyu. Terlihat kelelahan di matanya. Mata yang sembab, mata yang sering menangis karena persoalan hidupnya.
“Tia, bersabarlah…. Tuhan tidak akan mencoba umatNya diluar batas kemampuannya. Kamu pasti bisa menyelesaikan semua ini.” Kataku memberi semangat padanya.
Kemudian kami masuk ke ruang tengah sambil menonton tv. Kebetulan acara berita sore di salah satu tv swasta. Berita yang sedang marak tentang Ponari si dukun cilik dari Jombang.
Lalu Tia mulai bercerita lagi.
“Ahh…. Andai saja aku dulu tidak ceroboh memilih dia sebagai suamiku, mungkin aku tidak akan mengalami masalah ini. Arya teman kita dulu sebetulnya dia mau juga sama aku Lel. Tapi aku bodoh lebih memilih Denny yang kupikir bisa membahagiakanku. Denny dulu begitu menggebu-gebu mengejarku. Selain itu, Denny waktu itu sudah bekerja sebagai wakil pimpinan di perusahaan ternama di Jakarta. Sedangkan Arya waktu itu baru menjadi pegawai kontrakan di sebuah bank swasta. Tapi sekarang keadaan berubah, Arya sudah menjadi direktur bank dengan reputasi baik. Seorang suami dan bapak yang baik dan bertanggung jawab, sedangkan Denny walaupun sudah menjadi seorang pimpinan tapi diluar itu sepak terjangnya sangat menyakitkan bagiku dan anak-anak.” Cerita Tia sedikit meninggi.

Gema adzan maghrib berkumandang, sejenak kami menghentikan obrolan. Kuajak Tia sholat maghrib berjamaah. Setelah selesai sholat kami melanjutkan obrolan.
Kenapa sering terjadi kekerasan dalam rumah tangga? Adilkah ini bagi seorang perempuan, bagi seorang istri?
“Tia, kita makan yuk.” Ajakku kepada Tia yang sedang menikmati acara tv sambil sesekali dia bercerita. “Ntar dulu Lel, aku belum lapar. Gampanglah nanti kalo udah lapar aku makan. Di depan ada yang jual makanan kan…., atau kita tunggu yang lewat aja.” Kata Tia menolak ajakanku. Oke…, aku ga salah lho. Aku udah nawarin kamu makan. Jangan bilang kalo aku ga nyuguhin kamu makan. Gurauku pada Tia yang disambut dengan sunggingan senyum manisnya.
Persoalan kita memang beda Tia. Tapi saat ini aku sedang kesal sama salah seorang temanku, teman dekat yang kupikir dia mensuportku. Dia “menusuk”ku dari belakang dengan perkataannya yang bikin aku naik darah. Masa’ dia bilang ke teman lain aku ini ga asik diajak bicara karena berpikiran mentok. Kalo hanya untuk pacaran saja ga apa-apa tapi ga bagus untuk diseriusin apalagi untuk dinikahi. Bah…!! Teman macam apa dia. Aku mau pacaran sama siapa kek, nikah sama siapa kek itu urusanku. Apa urusan dia ngomong seperti itu? Jahat sekali omongan dia itu. Ga sepantasnya dia bicara seperti itu pada temanku yang lain. Aku sempat tersinggung mendengar semua itu, tapi aku menahan diri supaya tidak ambil pusing omongannya. Ehh…. Selidik punya selidik kata teman nih, rupanya dia sedikit cemburu. Maklum, jaman dulu dia pernah naksir aku tapi ga pernah kutanggapi. Jadi dia ga rela kalo aku menemukan belahan jiwaku. Hehehe….. Itulah teman Tia, kadang membuat kita bahagia memilikinya, kadang membuat kita meradang dibuatnya. Yah itulah hidup, kata orang.

Malam beranjak makin larut, tapi Tia tidak beranjak dari tempat duduknya. Kami memesan nasi goreng yang lewat, setelah itu kami menyantapnya dengan lahap karena kami sama-sama lapar. Enak sekali nasi goreng pak kribo walaupun sederhana tapi terasa nikmat. Karena itulah aku jadi salah satu pelanggannya.
Perut kenyang…., mata tak mau ngantuk jua. Kami tetap bercerita sambil sekali-kali nonton acara tv. Tia yang malam itu menginap di rumah kupinjamkan baju dasterku agar dia bisa ganti pakaiannya. Obrolan kami lanjutkan di kamar tanpa terasa jam sudah menunjukkan pukul 01.30 WIB. Diluar kesadaraan kami sama-sama tertidur pulas hingga pagi datang. Untunglah hari esoknya Minggu jadi bisa santai bermalas-malasan di rumah. Tia beranjak dari tempat tidur kemudian kami sholat subuh bareng, kemudian Tia buru-buru mencuci bajunya yang kemarin dipakai supaya nanti dia bisa pakai kembali.

Hari makin terang, matahari bersinar cerah hari ini. Semoga ini pertanda bagus bagi Tia untuk menelusuri sisa hidupnya yang sedang bergejolak.

Senin, Maret 02, 2009

Ide Macet

Macet...!! Persis lalu lintas di jalanan ibukota. Jalan pelan-pelan yang penting sampai ditujuan. Dicoba tancap gas tapi sia-sia. Bener-bener ga bisa diapa-apain kalo udah begini. Alhasil tinggal tunggu kesempatan untuk jalan, baru bisa jalan. Sama dengan ideku untuk ngisi blog ini, kupaksa-paksain untuk bisa munculkan cerita tapi nihil.

Memang belakangan ini ide-ideku ga ada yang muncul. Melempem seperti krupuk kena air.

Ney..., punya ide untukku kah? Please donk, berbagi denganku...!!

Oya, tiba-tiba saja fbmu raib dari listku. Kemana wae atuh kang? Jangan suka begitu ahh..! Datang karena kuundang, pergi ya mbo' pamitan to kang! Kalo datang tak diundang, pulang tak diantar itu sih jaelangkung. Tapi kamu bukan itu kan?! Kamu jangkung iya. Dari dulu postur kamu paling kelihatan kalo baris.

Wis yo... jaringannya ngadat. Dari tadi the page cannot be displayed terus. Bosan...!!

Sabtu, Februari 21, 2009

Akhirnya Ketemu juga

Back sound of Peter Cetera (Glory Of Love)

Heboh, ajaib....!! Itu yang kurasakan saat aku menemukan Facebook teman lama, teman SMA yang selama ini kucari-cari. Jujur saja awalnya aku malas mau daftar FB, rasanya kurang penting bagiku waktu itu. Tapi setelah aku penasaran dengan mewabahnya demam FB aku pun ikut-ikutan buat juga.

Dan....Ups, akhirnya aku punya sebuah FB. Belum lama, belum ada satu bulan. Aku mulai mencari teman untuk kujadikan penghuni FBku yang baru. Belum banyak tapi yang pasti aku sudah merasakan hebatnya FB bisa menolong aku menemukan seseorang.
Man... akhirnya kutemukan juga keberadaanmu.

Berawal dari pencarianku di FB kira-kira 2 hari aku mencari dia lewat FB. Hari pertama gagal, tapi aku pantang menyerah dan hari ke dua kulanjutkan pencarianku tersebut. Kutemukan namanya..., dan kucoba untuk menghubungi lewat message di FB walaupun pada saat itu aku sedikit pesimis akan penemuan nama itu. Siapa tau nama sama tapi orangnya berbeda, pikirku. Ahh.... siapa tau, kataku dalam hati kemudian.
Message kukirim tanpa aku berharap banyak karena aku takut kecewa mana kala orang itu bukan orang yang kumaksud.
FB kubuka lagi, dan ajaib.....!! Ternyata orang yang kumaksud merespon messageku dan dia benar-benar orang yang kumaksud. Ihh... bener dia!! Kata-kata itu kuucapkan berulang-ulang serasa ga percaya akan kebenaran kejadian itu. Luar biasa setelah 20 an tahun aku ga bertemu dengannya kini dia sudah kutemukan kembali.
Akhirnya kutemukan juga kamu, Man....!! Thanks GOD

Back sound of Jason Nevi (Because Of You)

Sabtu, Februari 07, 2009

Saat Pagi Menyapa

Aku bangun tepat saat azan subuh berkumandang dari mushola dekat rumahku.
Sejenak mata ini kubuka menatap isi ruangan kamar yang berantakan. Lalu aku bangun dan bergegas ke kamar mandi & dilanjutkan berwudhu. Sholat subuh kutunaikan.., selesai. Kemudian aku keluar kamar dan menghidupkan tv. Sepintas aku melihat berita tv tentang kematian seorang ketua DPRD Sumut. Ahh… andai saja orang-orang yang demo tidak brutal mungkin saja sang ketua DPRD itu belum menemui ajalnya. Tapi siapa yang tahu akan ajal menjemput & dengan cara seperti apa hanya Tuhan yang tahu, kataku dalam hati.

Bergegas aku ke dapur, masak air lalu kubuat secangkir kopi kental manis yang merupakan minuman favoritku. Sambil minum kopi sambil nonton tv pagi begitu asik & nikmat. Apalagi tidak ada yang mengganggu.

Aku keluar sebentar untuk menghidupkan kran air. Tampak mendung menggantung di langit pertanda hujan akan segera turun. Benar saja tidak lama setelah aku keluar gerimis mulai turun kemudian disusul hujan lebat. Hmm…. pagi-pagi hujan begini membuatku malas untuk beraktivitas. Padahal semalam aku sudah merendam cucian untuk kucuci pagi ini. Mau ga mau aku harus mencucinya kalo ga mau rendamannya bau.

Selesai mencuci, kulihat hujan belum reda. Ahh… biarkan saja hujan mengguyur deras pagi ini asalkan tidak membawa bencana, gumamku dalam hati.
Aku termenung mencoba menerawang ke dalam hati, akankah cerah mengganti curah hujan pagi ini? Sepertinya hujan masih lama berhenti. Kubiarkan saja tanpa aku harus mengomel. Hujan anugerah juga koq.

Dan kemudian aku beranjak dari rumah untuk melanjutkan aktivitas pagiku di kantor.
Kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi kemudian, dikala hujan dinanti kemarau yang datang, begitulah sebaliknya. Manusia cuma bisa berharap Tuhan yang menentukan. Namun aku tak kan berhenti melangkah hingga kurasakan kehangatan mentari pagi menyapa….

Kamis, Januari 29, 2009

Imlek




26 Januari 2009 lalu Tahun Baru Imlek 2560. Bukan karena Herman, Didi, Cliff, Siong, Asnah, Reni, Tuti, Yulce, dll-nya yang keturunan Cina aku menulis tentang perayaan ini. Bukan, bukan karena mereka. Tertarik saja untuk mencari info-infonya dan kucoba untuk kutuangkan ke dalam blogku.

Tahun ini katanya tahun kerbau, menurut katanya juga tahun kerbau ini tahun kerja keras. Jaman sedang susah, krisis global sudah menghadang. Bukankah kalo mau berhasil kita memang harus kerja keras?!

Gong Xi Fa Cai, apa benar itu artinya Selamat Tahun Baru? Menurut cerita mbak Felli Gong Xi Fa Cai itu suatu ungkapan harapan, best wishes, semoga semakin sukses dan “kekayaan” pun bertambah. Dan menurut mbak Felli, ucapan lengkapnya : Xin nian guai le gong xi fa cai, yang artinya Selamat Tahun Baru dan menyongsong the prosperous year, berkat yang melimpah.

Ceritanya, pada mulanya ucapan itu berkaitan dengan suksesnya panen yang dialami penduduk di tanah Tiongkok ratusan tahun Sebelum Masehi. Karena berkembangnya waktu ucapan itu berubah. Di Indonesia ucapan itu disesuaikan dengan keberadaan para saudara perantauan di tanah air yang baru. Ini membawa akibat yang diucapkan Gong Xi Fa Cai saja, yakni harapan sukses itu, Xin nian guai le kurang diperhatikan. (Ohh… begitu to ceritane, baru tahu aku).

Selasa, Januari 27, 2009

Caleg

Maraknya Pemilu 2009 sudah terdengar gaungnya sejak tahun kemarin. Banyak orang berlomba-lomba men-CALEG-kan diri untuk menduduki kursi-kursi di DPR, DPRD.
Disepanjang jalan banyak gambar-gambar caleg beserta gambar & nomer parpol yang mengusung mereka bertebaran dimana-mana. Kota tampak begitu kotor jadinya.

Aku sering berpikir apakah mereka itu (yang mencalonkan diri sebagai legislatif) mampu membawa aspirasi rakyat? Apa mereka semua paham tentang politik?
Artis-artis ibukota juga ga kalah “nekat” berlomba-lomba menjadi caleg dari sebuah parpol tanpa kita tahu kredibilitas mereka di politik. Begitupun teman-temanku, beberapa dari mereka dengan yakin dan nekatnya mencalonkan diri sebagai legislatif. Dan maaf-maaf aku pribadi tidak yakin akan kemampuan mereka untuk duduk sebagai wakil-wakil rakyat. Geli rasanya melihat tingkah laku mereka. Sadar ga sih mereka?

Menjabat dijajaran legislatif itu artinya memimpin, dan memimpin bukan hanya sekedar aji mumpung dan takdir yang Maha Kuasa alias ikut-ikutan selagi ada kesempatan. Ini menyangkut kepentingan rakyat banyak. Kepentingan Negara Indonesia. Jangan main-main…!!

Memang sih tidak semua dari mereka tidak mempunyai bakat sebagai seorang politisi. Contoh artis yang sudah duduk di DPR RI sudah ada, bahkan yang menduduki kursi sebagai wakil Gubernur dan wakil Bupati pun ada. Tapi yang lainnya ikut-ikutan saja? Mumpung masih ngetop dan mumpung ada kesempatan? Bagaimana teman-temanku yang sedang harap-harap cemas menunggu waktu pemilihan nanti sembari sibuk mempromosikan diri dengan kemampuan nol mereka tentang politik? Sepertinya banyak hal yang membuatku ragu akan kemampuan mereka. Gimana tidak, ujug-ujug (tiba-tiba) jadi caleg dengan nomor urut pucuk yang sebelumnya ga pernah berurusan dengan politik. Asal ada kesempatan, okelah…! Persis ajang orang cari pekerjaan atau sekedar meningkatkan gengsi? Atau mungkin alih profesi mencari tambang duit baru? Ck ck ck ......

Tapi terlepas dari itu semua, kapan ya orang-orang Indonesia mempunyai pemikiran yang lebih maju tentang kepentingan bersama (bukan kepentingan pribadi-red) yang merupakan inti dari Pancasila!?? Hmmm… Ya kita tunggu saja!! Jangan lupa sambil berdoa!
(Obrolan malamku dengan teman kututup dan Hp ku off kan karena aku tidak mau diganggu dering telepon lagi malam ini. Jam sudah menunjukkan 24.55 WIB)

Jumat, Januari 16, 2009

Dajjal Jahanam Itu Bernama...???

Kenapa selalu saja ada perbedaan perlakuan, antara : nuklir haram buat Iran, tetapi terserah
saja semau-maunya buat Israel yang dengan buas meluluh lantakan bumi Palestina, membunuh orang-orang yang tidak berdosa. Persis seperti ladang pembantaian manusia. Sungguh sadis..!!
Adilkah ini?

Begitu pula pembedaan sanksi bagi mereka. Untuk sekadar meneruskan program nuklir Iran terkena sanksi embargo dll secara bertubi-tubi. Tapi Israel yang membandel dan bertindak semaunya cuma dapat kecaman basa-basi belaka. Israel seakan budeg/tuli, buta, mati hati nurani mereka tidak mendengarkan seruan dunia untuk menghentikan serangan mereka yang biadab itu.
Maka, begitu pula akhirnya saat si Dajjal Jahannam itu kembali mengebom Palestina. PBB seakan tidak berdaya menghadapi gempuran Israel yang semena-mena. Terbukti seruan resolusi Dewan Keamanan PBB yang meminta Israel menghentikan perang, menarik mundur pasukannya dan membuka blokade ekonomi di jalur Gaza pun tidak mereka indahkan. Amerika...? Jangan ditanya karena mereka adalah sekutu Israel sejati.

Ahh…, betapa susah bereaksi yang pas buat keganasan anjing-anjing Israel itu. Tapi, untuk tetap waras dan berbaik hati terus kepada mereka rasanya tak tahan lagi diri ini. Mereka memang layak dimusnahkan–kecuali jika mereka bertobat, tapi apa mungkin dajjal-dajjal jahanam itu mau bertobat? Atau adakah lagi peristiwa mengerikan menghantam orang-orang yang tidak berdosa di belahan bumi lain?? Layaknya serangan 11 September 2001 yang lalu. Semoga tidak, karena saling membalas bukan jalan keluar yang bijaksana. Berhentilah berperang!! Ciptakan perdamaian di bumi ini.

Beri kami kekuatan ya Allah agar tetap mampu berdiri tegak di jalan-Mu. Selebihnya kami mungkin akan terus berdoa agar tak kehilangan jati diri dan tetap mampu berintrospeksi.

Jumat, Januari 09, 2009

VW Beetle Item

Malam Sabtu sepi di Jogja, tepatnya di rumahku. Pada kemana sih orang2…?? Bukannya sehari-harinya memang sepi di rumahku. Ahh... kayak orang dongo' aja aku ini, udah tau sepi masih nanya-nanya lagi.

Hhmmmm….baru jam 10.33 pm, masa' udah harus tidur sih?! Besokkan hari Sabtu. Boleh donk kali ini lebih malem dikit tidurnya. Kantor agak santai walaupun aku masih punya kerjaan yang masih nyangkut dipikiran.

Sore tadi aku sempat ngobrol bareng teman-teman. Ada Ge yang sedang di Manado, Ida dan Rio di Jakarta, Odhie di Palembang. Awalnya sih Ge yang nelpon aku duluan, pas aku baru selesai mandi sore, lalu Ida masuk dan selanjutnya kita konferens. Kemudian malamnya Cliff telpon aku, cuap-cuap sana sini sampe kuping panas. Tiba-tiba obrolan terputus. Waah... gangguan jaringan, gerutuku. Kucoba untuk menghubunginya, tetapi..... damn!! Hp sudah di off kan tanpa permisi dulu.

Ting tong ting tong ting tong......

Oh My God...., aku sempat lihat gambar VW Beetle baru warna item ini tadi. Keren bangeeet....!! Pasti mahal harganya yaa.
Kapan aku bisa punya mobil sebagus itu?
Aku mau tidur dulu ahh..., siapa tau bisa mimpi punya mobil bagus ini. Lumayan walaupun cuma mimpi.......

Rabu, Januari 07, 2009

Freedom And Justice For Palestine













Senin, Januari 05, 2009

Peace...!!







Jumat, Januari 02, 2009

Tahun Baru 2009


Postingan pertamaku di tahun 2009. Pendek, karena masih pemanasan.
Semoga lebih rajin dan kreatif untuk meng- update blog. Dan....
Semoga di tahun 2009 ini membawa keberuntungan bagi hidupku. Amiiiiin......